ADVERTISEMENT

Penjelasan Psikolog Soal Mario Dandy Aniaya Orang karena Generasi Strawberry

Gresnia Arela Febriani - wolipop Sabtu, 25 Feb 2023 15:00 WIB
Mario Dandy Satrio jadi tersangka kasus penganiayaan David di Jaksel. Kasus Dandy yang menganiaya David. Foto: Mario Dandy Satrio (Mulia B/detikcom).
Jakarta -

Mario Dandy Satrio (20 tahun) adalah tersangka kasus penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora (17), anak pengurus pusat GP Ansor, Jonathan. Mario Dandy sendiri merupakan anak mantan pejabat Dirjen Pajak, Jakarta Selatan.

Akibat melakukan penganiayaan hingga menyebabkan David tidak sadarkan diri, Mario Dandy juga dikeluarkan dari kampusnya. Sementara pacarnya, perempuan inisial A alias AG (15) kena sanksi dari sekolah dan berstatus sebagai saksi.

Sekadar informasi, Mario Dandy dan A berpacaran. A juga merupakan mantan pacar dari korban David. Penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy ini diawali ketika anak pejabat Pajak itu menerima informasi adanya 'perbuatan tidak baik' dari David kepada pacarnya, A.


Kasus Mario Dandy dan kekasihnya wanita berinisial A ini ramai dibicarakan di media sosial. Netizen ramai-ramai menghujat keduanya. Apalagi viral juga foto dan video aksi Mario Dandy naik mobil dan motor mewah.

Seiring viralnya kasus Mario Dandy yang memukuli David, netizen pun beranggapan bahwa anak pejabat pajak itu merupakan contoh nyata generasi strawberry. Sebutan itu karena orangtua Mario yang punya jabatan mentereng dan privilege sehingga memanjakan sang sehingga dia pun terlahir menjadi generasi strawberry.

"Privilege orang tua hanya akan melahirkan generasi strawberry dan orang tua strawberry akan melahirkan generasi ongol-ongol. Ga percaya? Silakan tonton penjelasan Prof Rhenald Kasali. Anak dimanja ya jadi belatung bukan rajawali," demikian seorang netizen mengomentari kasus Mario Dandy.

Penjelasan Psikolog Soal Apa Itu Generasi Strawberry

Psikolog Meity Arianty STP., M. Psi, mengatakan setiap orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk membesarkan anak-anak mereka, sebab di tangan orang tua lah, anak-anak nya bisa tumbuh seperti apa di masa depan.

"Orang tua memegang peranan penting meskipun di saat dewasa nanti, anak itu akan menentukan jalannya sendiri, sehingga tanpa sadar Orang tua sendiri yang membentuk anak-anak mereka menjadi bagian dari strawberry generation atau generasi strawberry," ungkap Meity kepada Wolipop lewat WhatsApp, Jumat (24/2/2023).

Menurut psikolog lulusan Universitas Gunadarma itu, generasi strawberry adalah generasi yang lebih rapuh, lebih sensitif dan lebih manja. Sehingga berbagai fasilitas dan kemudahan membuat (anak) mendapatkan segala sesuatu lebih mudah.

Belum lagi gempuran media sosial yang membuat generasi strawberry kadang lebih besar pasak daripada tiang. Mimpi tinggi namun tidak diimbangi dengan motivasi dan tanggung jawab.

Meity menuturkan sifat arogan seseorang seperti Mario Dandy biasanya karena faktor dari diri individu tersebut. Sifat arogan tersebut muncul pada diri seseorang yang merasa memiliki kekuasaan atau berkuasa, mempunyai jabatan, uang, kebanggaan, pengaruh, kedudukan, atau jabatan.

"Jika bukan dirinya biasa nya karena orang terdekat misal orang tuanya, saudara, om, tante dan keluarganya. Orang-orang yang memiliki power seperti itu jika dibarengi sifat pemarah, reaktif, impulsif dan agresif, akan sangat merugikan diri dan orang lain," tuturnya.

Orang-orang yang arogan kerap tidak dapat mengontrol dirinya dan emosinya sehingga cukup mudah terpancing untuk melakukan tindakan argresif. Itu sebabnya orang bijak mengatakan bahwa arogansi adalah racun yang mematikan, baik buat diri sendiri maupun orang lain.

Sehingga yang digrogoti pertamakali adalah diri kita sendiri. Keangkuhan atau kesombongan akan merusak diri sendiri terlebih dahulu baru ke orang lain.

Mei menjelaskan kasus ini memberikan pelajaran, karena arogansi Mario Dandy Satrio yang terjadi di usia muda membuatnya dipenjara. Mario memiliki catatan hitam sehingga akan sulit memiliki SKCK nantinya. Masa depannya juga bisa hancur dan pacarnya belum tentu setia saat ia dipenjara.

Ditambah lagi saat ini Mario dan ayahnya mendapatkan hujatan satu Indonesia bahkan dicopot jabatannya. Itu semua terjadi karena perilakunya sendiri.

Mei menambahkan penyebab seorang anak bisa melakukan sadis dan arogan seperti Mario Dandy tidak terlepas dari pola asuh orang tua. Walau tidak bisa menyalahkan orang tua 100%. Sebab, tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya seperti itu. Namun tidak dapat dipungkuri, selama anak masih dalam pengawasan orang tua berarti masih tanggung jawab mereka

"Beberapa tokoh menyebut sebagai remaja akhir, ada yang memasukan dalam usia dewasa awal. Biasanya di usia remaja memiliki puncak emosionalitas cukup tinggi, mereka lebih sensitif, reaktif, mudah tersinggung, marah, sedih, murung, dan agresif. Sedangkan remaja akhir biasanya sudah mulai mampu mengendalikan," lanjut Mei.

Perilaku sadis yang dilakukan Mario Dandy Satrio, bukan lagi hanya sekadar emosi sesaat atau kenakalan remaja, namun lebih dari itu. Sikapnya mirip dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial.

"Saya melihat cara sadis dia memukul, menendang dan merasa puas telah menganiaya korbannya bahkan dengan arogannya mengatakan tidak takut jika dilaporin ada perilaku sadis yang biasanya dimiliki oleh orang dengan gangguan kepribadian antisosial, biasanya orang yang memiliki gangguan ini, sering mengabaikan dan melanggar hak orang lain, tidak memiliki empati atau rasa kasihan pada orang lain, merasa lebih hebat dari orang lain dan manipulative," lanjutnya lagi.

"Beberapa penelitian menyebutkan rata-rata kasus gangguan kepribadian terjadi karena kesalahan pola asuh. Anak-anak yang selalu dimanja, dibenarkan perilakunya, selalu mendapatkan fasilitas, atau anak yang sering mendapatkan kekerasan dalam keluarganya adalah bibit-bibit perkembangan gangguan kepribadian," terang Mei.

Agar tidak terjadi perilaku serupa, Mei menjelaskan orang tua perlu mengambil peranan penting dalam membenahi pola asuh. Berikan perhatian dan kasih sayang, tanggung jawab, jangan terlalu dimanja dan perbanyak komunikasi.

Bagi para generasi milenial untuk menyikapi kasus Mario Dandy, Meity menyebutkan dibesarkan dalam keluarga yang sejahtera, tentu harus disyukuri. Namun hal positif dapat menjadi sebaliknya jika tidak disikapi dengan bijak.

"Keluarga yang makmur atau sejahtera, biasanya orang tua memiliki kecenderungan memanjakan anaknya atau memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya. Biasanya bukan karena sayang dalam arti sebenarnya. Namun ada rasa bersalah orang tua sebab tidak menyediakan waktu untuk anak-anaknya," ungkap Mei.

Sehingga orang tua mengganti dengan materi, dan hal-hal yang mewah. Padahal waktu seharusnya tidak dapat digantikan dengan apapun. Begitu pula dengan komunikasi yang seharusnya dijalin oleh orang tua agar kedekatan emosional tetap terjaga.

"Selain itu orang tua saat ini, harus dapat bertindak tegas. Kadang sekalinya anak diberikan konsekuensi atas kesalahan-kesalahan mereka, agar mereka belajar bertanggung jawab. Orang tua juga harus menanamkan disiplin, dan yang paling penting adalah pendidikan moral, adab harus dijunjung tinggi agar dia belajar menghargai orang lain dan berempati pada orang lain," pungkas Mei.

(gaf/eny)