Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sudah 2 Tahun Menikah Belum Juga Dapat Restu Orangtua, Harus Bagaimana?

Anna Surti Ariani, - wolipop
Senin, 28 Nov 2016 13:10 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: thinkstock
Jakarta - Saya sudah menikah selama dua tahun. Saya belum dikaruniai buah hati dan sebenarnya tidak menunda. Pernikahan saya dan suami pun baik-baik saja. Kalaupun ada cekcok dalam rumah tangga, masih dalam batas wajar.

Yang membuat saya bingung saat ini adalah menghadapi keluarga saya. Mereka selalu ikut campur dalam rumah tangga saya. Apapun yang saya lakukan harus seiizin orangtua, dan setiap kali berkomunikasi dengan orangtua saya, selalu saja keluarga menghina suami saya.

Dulu memang waktu kami menikah, keluarga saya dengan berat hati menyetujui. Mereka beralasan suami saya belum mapan dan saya masih dibutuhkan untuk membantu perekonomian keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini orangtua saya masih belum menerima pernikahan kami dengan tulus. Bahkan orangtua saya sering menyuruh saya pulang, karena saya dan suami merantau. Orangtua saya bilang biar suami saya cari uang sendiri,dengan alasan apa cukup hidup merantau. Dan selama orangtua masih bisa memberi makan, mereka bilang pulang saja, tapi saya menolak, dari situ saya dianggap anak durhaka, tidak mengenal keluarga.

Saya bingung, saya coba memberi pengertian berkali-kali kepada orangtua saya tapi mereka tetap menyalahkan saya. Apa yang kami lakukan selalu salah, saya dihadapkan dengan perkataan orangtua saya, bahwa mereka yang membesarkan, mendidik saya. Sedangkan suami hanya suami, tidak membesarkan saya. Saya bingung menghadapi ini. Mohon sarannya. Terimakasih.

Rima, 34 Tahun

Jawab:

Hai Mbak Rima,

Anda mengatakan bahwa pernikahan ini belum diterima dengan tulus. Walaupun demikian, dulu Anda tetap memutuskan menikah. Artinya dulu Anda berani kan menghadapi konsekuensi pernikahan Anda. Inilah konsekuensinya; Anda tetap sering disuruh pulang, suami Anda dihina, Anda dianggap anak durhaka, dll. Karena keputusan menikah telah dibuat, maka apa boleh buat, jalani saja semua konsekuensi ini dengan gagah berani.

Saya bukan hendak mengajari Anda untuk kualat dan durhaka terhadap orangtua. Bagaimanapun sulitnya kehidupan, Anda tetap perlu menghargai dan mencintai mereka sebagai orangtua Anda. Walaupun begitu, Anda perlu menempatkan diri dengan lebih obyektif, dalam peran sebagai anak, atau dalam peran sebagai istri.

Betul sekali bahwa orangtualah yang mendidik dan membesarkan Anda. Mereka banyak sekali mengorbankan kepentingannya demi kepentingan Anda. Namun orangtua juga perlu menyadari bahwa anak bukanlah milik pribadi. Ketika seorang anak sudah dewasa, maka ia harus memiliki hidupnya sendiri, bisa mengambil keputusan untuk dirinya dan keluarga kecilnya. Oleh karena itu sebetulnya kurang tepat kalau orangtua terus-menerus ikut campur dalam kehidupan anak-anak dewasanya. Demikian pula ketika kelak Anda punya anak, ketika mereka dewasa, Anda tak bisa lagi mengatur mereka.

Ingat-ingat kembali siapa saja yang mendukung dan merestui pernikahan Anda berdua. Di antara mereka yang merestui itu, ingat siapa yang dihormati oleh orangtua Anda. Coba dekati orang tersebut. Minta bantuannya untuk meyakinkan orangtua bahwa Anda berdua bahagia dalam pernikahan ini. Di sisi lain, Anda berdua juga perlu bekerja keras untuk menjadikan pernikahan ini sungguh-sungguh membahagiakan, juga memberi manfaat buat sebanyak mungkin orang lain. Kalau Anda berhasil, saya percaya orangtua Anda juga ikut bangga terhadap keputusan putrinya. (eny/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads