Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Putus Padahal Sudah Lama Pacaran, Pantaskah Kembali ke Pelukannya?

Anna Surti Ariani - wolipop
Kamis, 23 Jun 2016 17:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: admin
Jakarta - Halo, saya sudah berpacaran 4,5 tahun dan putus. Kita tidak pernah berantem selama 4,5 tahun. Sering travelling bersama. Alasan dia putus karena pas kita serius ngomongin nikah dia berpikir saya bukan orang yang tepat untuk dia karena sifat saya agak keras dalam bekerja. Dia takut seperti orangtuanya yang bercerai, dan orangtua saya juga bercerai, sekarang dia tidak mau dihubungi karena tidak mau memberi harapan ke depan. Kita sangat dekat, kerja selalu bareng, kemana pun sering bareng. Cuma setahun terakhir hubungan kita agak flat seperti teman, tapi saya sangat mencintainya 100%. Dan kita tidak pernah ada masalah apapun. Tolong dibantu masukannya.

(Firda, 30 Tahun)


Jawab:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hai Firda,

Anda berpacaran 4,5 tahun dan tak pernah berantem? Kalau sungguh demikian, maka ia bukan pasangan yang tepat buat Anda. Hubungan yang sehat sebetulnya diwarnai dengan rasa nyaman satu sama lain untuk mengungkapkan perasaannya, termasuk hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Pertengkaran kadang terjadi, namun setelahnya dapat diselesaikan bersama dan justru membuat satu sama lain semakin nyaman. Ada kesepakatan-kesepakatan baru yang membuat komitmen Anda berdua kembali menguat.

Mungkin yang Anda maksud selama ini bukan berantem saling berteriak atau bahkan saling menyerang dengan pukulan fisik atau kata-kata tajam. Kalau selama ini lebih banyak memendam perasaan agar tak bertengkar, itupun tak berarti 'tidak pernah berantem'. Bertengkar yang sehat biasanya memang bukan yang saling menyakiti. Bisa saja berupa perdebatan atau saling menyampaikan ketidaksetujuan, namun dengan tetap saling menghargai satu sama lain.

Penolakan dia untuk berhubungan dengan Anda tak selalu berarti ada yang salah dengan Anda. Mungkin dia saja yang belum tuntas dengan traumanya terhadap hubungan orangtuanya. Ia mungkin butuh waktu untuk menenangkan dirinya sekaligus meyakini langkah ke depan. Kalau terus didesak, ia mungkin akan lebih termotivasi menghindari Anda.

Jika selama ini hubungan Anda tak sehat, inilah waktu yang tepat untuk menjauh dari dirinya dan segera move on. Namun kalau selama ini hubungan Anda sehat, Anda bisa mengingatkan saat-saat manis Anda berdua plus usaha-usaha Anda untuk menyesuaikan diri dengan harapannya. Kalau sulit bertemu, Anda bisa menyampaikannya lewat tulisan atau rekaman suara, atau menyampaikan lewat orang lain yang dipercaya oleh Anda berdua. Jika itu semua tak juga menggerakkan dirinya, mungkin dia memang bukan untuk Anda. (kik/kik)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads