Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Ms. Rachel, YouTuber Tak Gentar Bela Anak Palestina Meski Diancam Boikot

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Jumat, 13 Jun 2025 08:34 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ms. Rachel.
Ms. Rachel. Foto: Instagram/@msrachelforlittles
Jakarta - Bagi banyak orang tua muda dan anak-anak, nama Ms. Rachel bukanlah sosok asing. Dikenal dengan gaya bicara yang lembut, lagu-lagu edukatif yang mudah diikuti, serta senyum ramahnya yang khas, Ms. Rachel telah menjadi teman belajar pertama bagi jutaan anak di seluruh dunia.

Tapi di balik karakter ceria bernama lengkap Rachel Griffin Accurso ini, ada keberanian luar biasa untuk berdiri membela anak-anak yang terdampak perang, khususnya di Gaza, Palestina. Vokal menyuarakan konflik Palestina-Israel yang telah memakan korban puluhan ribu anak, Ms. Rachel banyak dihujat, namun menyatakan tak akan gentar.

"Aku tidak akan pernah berhenti menyuarakan dukungan untuk anak-anak Gaza, meskipun itu artinya aku harus mempertaruhkan karierku," ujarnya dalam sebuah wawancara bersama NPR.

Sejak 2024, Ms. Rachel telah secara terbuka menunjukkan kepeduliannya terhadap anak-anak korban konflik, melalui video kampanye penggalangan dana untuk anak-anak di zona perang. Mulai dari Gaza, Sudan, Republik Demokratik Kongo, hingga Ukraina. Namun dalam beberapa bulan terakhir, suaranya terdengar semakin lantang, khususnya dalam menyuarakan nasib anak-anak Palestina.

Lantang Membela Anak-anak Palestina Lewat Platform Media Sosial

Ms. Rachel memiliki lebih dari 15 juta subscribers di YouTube, kontrak kerja sama dengan Netflix, dan memiliki lini merchandise sendiri. Dia pun memilih menggunakan platform besarnya untuk hal yang menurutnya benar.

Saat ditanya apakah dia mendapat tekanan dari pihak sponsor karena sikap vokalnya terhadap Palestina, Rachel menjawab, "Memang ada tekanan, tapi aku bukanlah Ms. Rachel jika aku tidak sungguh-sungguh peduli pada semua anak. Aku rela mempertaruhkan segalanya. Bagiku, semuanya tentang anak-anak."

Salah satu momen paling menyentuh adalah saat dia membagikan kisah Rahaf, gadis kecil berusia 3 tahun yang kehilangan kedua kakinya akibat serangan udara Israel. Berkat bantuan organisasi Palestine Children's Relief Fund, Rahaf berhasil dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.

Ms. Rachel.Ms. Rachel dan Rahaf. Foto: Instagram/@msrachelforlittles

Rachel tak sekadar membagikan kisahnya, ia benar-benar menemui Rahaf dan menunjukkan empati yang tulus. Ms. Rachel bahkan menyampaikan pesan tajam kepada para pemimpin dunia.


"Para pemimpin, malulah kalian karena diam. Malulah karena kalian melihat gambar dan video yang sama seperti kami, tapi tetap tak tergugah untuk berbuat benar," katanya.


"Malulah karena biasanya kalian bersuara soal hak asasi manusia, soal anak-anak di seluruh dunia-tapi tidak ketika mereka adalah anak Palestina."

Hujatan, Tuduhan, dan Ancaman Boikot

Ms. Rachel.

Foto: Instagram/@msrachelforlittles

Keberanian Ms. Rachel tidak datang tanpa konsekuensi. Dia dihujat oleh kelompok pro-Israel seperti StopAntisemitism, yang bahkan meminta Departemen Kehakiman AS menyelidikinya, menuduhnya menyebarkan 'propaganda yang sejalan dengan Hamas.'

Tuduhan itu sama sekali tidak dia tanggapi secara langsung. Namun melalui unggahannya di media sosial, Rachel kembali menegaskan sikapnya.
"Menyuarakan bahwa anak-anak Gaza berhak mendapat makanan dan perawatan medis bukanlah kejahatan. Justru menahan itu dari mereka, itulah kejahatannya."

Profil Ms. Rachel

Ms. Rachel.

Foto: Instagram/@msrachelforlittles

Rachel Griffin Accurso dulunya adalah guru prasekolah di New York, Amerika Serikat. Dia memulai kanal YouTube-nya, Songs for Littles, setelah anaknya, Thomas, mengalami keterlambatan bicara.

Berbekal gelar master di bidang pendidikan musik dari NYU dan dukungan dari suaminya yang juga seorang komposer Broadway, Rachel menciptakan video edukatif yang penuh warna dan ramah anak.

"Anak saya baru bisa mengucap kata pertamanya di usia 2 tahun 8 bulan. Kata itu adalah 'mama', dan saya sudah menantikan momen itu sangat lama," tuturnya kepada NBC News.

Dia menambahkan, "Sebagai orang tua, kita pasti ingin melakukan segala cara untuk membantu anak. Keterlambatan bicara bukan salah siapa pun. Banyak hal yang saya ajarkan sekarang adalah hal-hal yang dulu saya harap saya tahu saat membantu anak saya."

Sampai hari ini, kanal Songs for Littles telah ditonton lebih dari 3 miliar kali dan diikuti jutaan keluarga. Rachel membuat semua videonya dari studio kecil di apartemen satu kamarnya. Tapi dari ruang sederhana itulah, suara Ms. Rachel menggema hingga ke seluruh dunia.

Di mata banyak orang, Ms. Rachel adalah penyanyi anak-anak yang manis. Tapi bagi sebagian lainnya, terutama generasi muda yang mulai sadar isu sosial global, dia adalah contoh nyata bahwa ketenaran bisa digunakan untuk membela suara yang dibungkam.

Rachel telah menunjukkan bahwa menjadi vokal, apalagi untuk membela hak anak-anak tak berdosa, adalah tindakan penuh keberanian, meski risikonya besar. Di era di mana netralitas kadang dianggap aman, Ms. Rachel memilih keberpihakan. Keberpihakan itu jelas, pada kemanusiaan.

(hst/hst)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads