Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

4 Benda di Rumah yang Diam-Diam Memendekkan Umur, Nomor 3 Sering Dipakai!

Shandrina Shira - wolipop
Minggu, 16 Nov 2025 16:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Kamar tidur minimalis
Foto: Sarah Baker via Majalah HGTV
Jakarta -

Rumah ditujukan menjadi tempat istirahat yang aman dan nyaman. Namun tanpa disadari, ada sejumlah benda rumahan yang justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan tubuh dan umur seseorang. Beberapa di antaranya dapat mengganggu hormon, menurunkan kualitas udara, hingga memicu penyakit serius. Jika tidak berhati-hati, kebiasaan kecil seperti menyalakan lilin aromaterapi atau menyemprotkan pengharum ruangan dapat menumpuk risiko penyakit dalam jangka panjang.

Dokter spesialis longevity (umur panjang), Shayne Keddy dari Valor Wellness, mengatakan bahwa beberapa barang yang digunakan sehari-hari ternyata bisa membahayakan dan merusak tubuh dari dalam. "Jika Anda peduli dengan hormon, tidur, dan kesehatan jangka panjang, hal-hal ini lebih penting daripada yang Anda pikirkan," ujarnya dalam unggahan video di TikTok.

Untuk menjaga umur panjang dan melindungi tubuh dari paparan bahan kimia yang dapat memicu berbagai penyakit, ada baiknya mulai memperhatikan benda-benda yang digunakan sehari-hari.
Berikut empat barang rumah tangga yang sebaiknya segera disingkirkan karena dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lilin Beraroma

A candle flame inside of a mason jar on a work benchIlustrasi Lilin Beraroma. Foto: iStock

Mengutip dari New York Post, lilin berbahan dasar parafin menjadi salah satu sumber polusi udara dalam ruangan. Saat dibakar, lilin ini dapat melepaskan senyawa berbahaya seperti benzena, formaldehida, dan karbon monoksida, zat yang dikenal berbahaya bila terhirup terus-menerus. "Ketika lilin parafin dibakar, lilin melepaskan bahan kimia seperti benzena dan formaldehida, dua zat yang terbukti beracun jika dihirup dalam jangka panjang," ujar dokter Shayne Keddy.

ADVERTISEMENT

Paparan benzena diketahui dapat meningkatkan risiko leukemia dan kanker darah, sementara formaldehida dapat mengiritasi kulit, mata, dan sistem pernapasan, bahkan memicu penyakit kronis seperti kanker. Sebuah penelitian pada 2021 juga menemukan bahwa menyalakan lilin aromaterapi dapat menurunkan kualitas udara dalam ruangan dan meningkatkan paparan senyawa kimia tersebut. Bahkan dalam kondisi mati sekalipun, residu lilin dapat terus berdampak pada udara sekitar.

Pengharum Ruangan

Pengharum ruangan

Foto: Shutterstock

Barang kedua yang perlu diwaspadai adalah pengharum atau penyegar udara semprot. Walaupun memberi aroma segar dengan berbagai varian, produk ini mengandung campuran bahan kimia sintetis yang dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh. "Baik plug-in, kaleng semprot, maupun pengharum mobil, semuanya mengeluarkan campuran bahan kimia sintetis," kata dokter Keddy.

Beberapa zat di dalamnya, seperti lilial dan HICC (Hydroxyisohexyl 3-Cyclohexene Carboxaldehyde), dapat memicu alergi kulit, migrain, serangan asma, masalah pernapasan, iritasi kulit, hingga gangguan neurologis. Bahkan zat-zat tersebut telah dilarang di beberapa negara, termasuk Uni Eropa.

Bohlam Lampu di Kamar Tidur

lampu bohlam/Burak The Weekender via Pexel

Foto: Burak The Weekender via Pexel

Mungkin tidak mengandung bahan kimia, tetapi memilih jenis lampu yang salah juga dapat mengganggu kesehatan jangka panjang. Cahaya yang terlalu terang atau berwarna dingin dapat mengacaukan ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur pola tidur, suhu tubuh, dan pelepasan hormon.

Penelitian dari Harvard University menemukan bahwa paparan cahaya biru selama 6,5 jam dapat menekan produksi melatonin-hormon pengatur tidur-dua kali lebih lama dibandingkan cahaya hijau dengan intensitas yang sama.

Paparan cahaya biru yang berlebihan juga dikaitkan dengan berbagai masalah, mulai dari gangguan tidur, diabetes tipe 2, penyakit jantung, obesitas, hingga beberapa jenis kanker. Dokter Keddy pun menyarankan penggunaan lampu bernuansa hangat di malam hari agar tubuh dapat beristirahat dengan lebih efektif.

Kantong Popcorn Microwave

Kantong Popcorn Microwave

Foto: Getty Images/fcafotodigital

Yang terakhir adalah kantong popcorn microwave. Meski tampak sepele, kantong ini mengandung lapisan bahan kimia bernama PFAS (Per- and Polyfluoroalkyl Substances). Karena berbahaya dan sulit terurai di alam, bahan ini dikenal sebagai "bahan kimia abadi".

"Ketika kantong popcorn memanas, bahan kimia tersebut (PFAS) meresap ke popcorn dan akhirnya masuk ke dalam tubuh Anda," kata dokter Keddy.

Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi popcorn microwave setiap hari selama setahun memiliki kadar PFAS hingga 63% lebih tinggi dalam tubuhnya. Paparan jangka panjang terhadap PFAS juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hormon, penurunan daya tahan tubuh, kanker, dan bahkan infertilitas. Sebagai alternatif, dokter Keddy menyarankan untuk membuat popcorn secara tradisional di atas kompor, cukup dengan sedikit minyak dan garam.


Barang-barang sederhana yang ditemui sehari-hari ternyata dapat menyimpan dampak negatif bagi tubuh. Karena itu, penting untuk lebih cermat dalam memilih produk yang digunakan setiap hari. Hati-hati, jangan sampai rumah yang seharusnya menjadi tempat istirahat justru membawa bahaya bagi kesehatanmu.

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads