Monstera Disebut Si Janda Bolong, Ini Asal Mulanya
Jumat, 09 Okt 2020 18:30 WIB
Monstera adalah spesies tanaman merambat atau semak tropis hijau yang berasal dari Amerika Tengah. Si Janda Bolong itu merupakan bagian dari genus dari famili Araceae, keluarga aroid, salah satu dari sedikit aroid yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Monstera disebut Si Janda Bolong karena memiliki lubang pada daunnya. Mengapa Monstera memiliki lubang? Dilansir The Sill, Monstera dikenal juga sebagai 'keju Swiss'. Monstera terkenal dengan lubang daun alami.
Namun di Indonesia, tanaman ini lebih dikenal dengan sebutan "Janda Bolong". Mengapa demikian? Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yuzammi mengatakan sejumlah sumber menyebut nama janda bolong berasal dari bahasa Jawa.
Tampilan daun bolong tersebut membuat masyarakat Jawa menyebutnya dengan "ron phodo bolong" yang berarti daun pada bolong. Jika disingkat maka terdengar seperti ron dho bolong. Namun pengucapan ron dho ini terdengar hampir sama dengan rondo yang berarti janda.
"Dalam kultur masyarakat kita, kata janda sudah identik dengan tidak perawan lagi, dengan kata lain kasarnya disebut bolong. Nah, dengan bentuk daun yang bolong-bolong tersebut, maka 'seakan-akan' identik dengan kondisi seorang janda, maka nama tersebut menjadi langsung populer dan ngetrend di pasar tanaman hias," kata Yuzammi. Menurut Yuzammi, nama yang aneh dan sensasional ini lebih mudah diingat sehingga semakin membuat Janda Bolong terkenal.
Lantas bagaimana tumbuhan ini membentuk lubang pada daunnya? Istilah teknis untuk tanaman yang membuat lubang atau bagian bening di daunnya disebut 'fenestrasi daun'. Ada perdebatan dan spekulasi tentang bagaimana dan mengapa monstera membuat lubang daun.
Beberapa orang berpendapat bahwa Monstera membuat lubang di daunnya untuk menahan angin kencang badai. Tanaman Bird of Paradise membelah daunnya untuk memungkinkan angin masuk juga. Pendapat lain menyebut, memiliki lubang yang memungkinkan air bersentuhan dengan akar mereka dengan lebih baik. Bagaimanapun, saat mereka tumbuh, mereka epifit dan tidak banyak bersentuhan dengan tanah.
Monstera, si Janda Bolong berasal dari hutan hujan tropis di mana hujan turun hampir setiap hari. Ada cukup air untuk mencapai akar di beberapa titik. Jika bukan angin atau atau air, lalu mengapa Monstera membuat lubang?
Teori terkemuka saat ini datang dari Christopher Muir, di Universitas Indiana yang menyatakan bahwa karena alasan pencahayaan, Monstera mengembangkan lubang. Monstera tumbuh dari lantai hutan dengan cara semi-epifit, merambat pohon dan semacamnya untuk mendapatkan lebih banyak cahaya. Karena di hutan seperti itu, satu-satunya cara agar tumbuhan bawah dapat bertahan hidup adalah dengan menangkap bintik matahari, atau berkas kecil sinar matahari yang menembus kanopi.
Dengan memodifikasi struktur daun menjadi berlubang, area daun yang sama dapat menutupi area yang lebih luas. Jadi, meskipun beberapa bintik matahari dapat masuk melalui lubang tersebut dan terlewatkan, kemungkinan terkena bintik matahari meningkat karena ada lebih banyak area yang tertutup.
Dilansir monstera plant resource, Monstera juga relatif mudah dirawat. Kemampuannya untuk berkembang di tempat teduh membuatnya sangat cocok untuk hidup di dalam ruangan, dan pot kecil mencegahnya tumbuh terlalu besar. Meskipun si Janda Bolong ini masih dapat dengan mudah mencapai langit-langit rumah.
Simak Video "30 Ribu Bisa Cukup Buat Seminggu?"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/pal)