Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sunsilk Hijab Hunt 2016

Nura, Si Manis Putri Penjual Kopi Peserta Audisi Sunsilk Hijab Hunt 2016 Aceh

Eny Kartikawati - wolipop
Sabtu, 26 Mar 2016 13:20 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Foto: Eny Kartikawati/Wolipop
Jakarta - Nura Duratul Baiza namanya. Penampilannya yang simple dengan busana berwarna merah dan cokelat tetap menarik perhatian saat mengikuti audisi Sunsilk Hijab Hunt 2016 di Aceh. Nura merupakan anak penjual kopi yang ingin mewujudkan mimpinya membahagiakan orangtuanya melalui kompetisi bakat ini.

Usai bertemu juri Sunsilk Hijab Hunt di Aceh, Nura dengan antusias bercerita dia baru saja menampilkan berbagai kemampuannya. Dia mengaji, menari, menyanyi dan yang paling berbeda dari lainnya adalah kemampuannya syarhil quran. Syarhil quran, biasanya dilakukan oleh tiga orang. Ketiga orang itu memiliki tugas berbeda-beda yaitu menjadi penceramah, pembaca Al-Quran dan pembaca arti Al Quran. Penampilan Nura menjadi berbeda karena dia menampilkan ketiga tugas itu seorang diri.

"Aku dan temanku pernah menjadi juara satu Syarhil Quran tingkat Kabupaten Aceh Barat," ujar Nura saat berbincang dengan Wolipop di lokasi audisi Sunsilk Hijab Hunt 2016, Amel Convention Hall, Banda Aceh, Sabtu (26/3/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nura memang tak hanya mengandalkan wajah cantiknya saat mengikuti audisi Sunsilk Hijab Hunt 2016. Selain memiliki sejumlah bakat, dia juga mahasiswi berprestasi dengan IPK 3,83. Wanita 19 tahun itu merupakan mahasiswi UIN Ar-Raniry jurusan manajemen pendidikan Islam.

Anak pertama dari dua bersaudara itu berharap melalui Sunsilk Hijab Hunt 2016 dia bisa mewujudkan harapannya untuk membahagiakan kedua orangtuanya. Nura menjadi terharu saat membicarakan orangtuanya, terutama sang ayah.

"Ayah di PHK, sekarang buka warung kopi. Kalau libur kuliah, ya aku bantuin di warung kopi," ujar Nura yang sehari-hari tinggal sendiri di Banda Aceh untuk kuliah, sementara kedua orangtuanya tinggal di Meulaboh.

Dengan meneteskan air mata, Nura bercerita kalau keluarganya bukanlah keluarga yang berkecukupan. Meski demikian, ayahnya yang telah di PHK dan kini membuka usaha warung kopi tetap berusaha agar dia bisa kuliah. Dia pun berharap bisa mendapatkan beasiswa agar dapat meringankan beban keuangan ayahnya.

Nura juga menangis ketika mengingat betapa orangtuanya bekerja keras demi menghidupi keluarga. Dia pun sering harus berpergian sendiri karena kesibukan orangtuanya tersebut, termasuk mendaftar sekolah sendiri, sejak SMU hingga kuliah.

"Ayah cuma pesan, aku boleh ikut lomba seperti ini asal tidak membuat malu keluarga," kenangnya.

(asf/asf)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads