Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Laporan dari Melbourne

Ketika Desainer Hijab Indonesia dan Australia Berbagi Panggung di Melbourne

Alissa Safiera - wolipop
Minggu, 13 Mar 2016 16:49 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Alissa Safiera
Jakarta - Harmonisasi perbedaan budaya antar dua negara terlihat di Australia. Tiga desainer Tanah Air, Restu Anggraini, Ria Miranda dan label Rumah Ayu x IKYK tampil bersama tiga desainer Australia, yakni Amalina Aman, Delina, dan Baraka Women, pada trunk show di Sofitel Melbourne, Australia, Sabtu (12/3/2016).

Restu Anggraini yang sebelumnya menawarkan koleksi terbaru di Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF), kembali memperlihatkan karyanya pada trunk show di Sofitel Melbourne.

Etu membawakan enam set busana yang seluruhnya berpalet hitam dan abu-abu gelap dalam garis maskulin. Namun sentuhan feminin tetap dihadirkan lewat aplikasi bunga dari aksen ruffle, kepang dan juga lipit. Hampir seluruhnya adalah paduan antara jaket berpotongan tegas, kemeja dan celana dengan esensi busana kerja.

Ria Miranda membawakan koleksi bertajuk Legacy. Koleksi terbaru ini menghadirkan rangkaian motif yang terinspirasi dari songket dan rajutan ala Padang. Seluruhnya tetap berpadu dalam garis feminin ala Ria Miranda yang berpalet pastel. Beberapa tampil glamor dengan ornamen payet berkilau, atau model rok aksen melebar di belakangnya. Lainnya hadir kasual lewat sweater rajut dengan corak khas Minang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Ria dan Etu, label Rumah Ayu melakukan kolaborasi dengan label lokal IKYK dan memamerkannya pada trunk show yang disponsori Wardah Cosmetics ini. Sebanyak enam busana dihadirkan dengan paduan gaya yang edgy dari IKYK dan sentuhan feminin Rumah Ayu. Misalnya vest panjang dalam garis yang tegas namun dihiasi aplikasi lace di belakangnya. Kreasi lainnya adalah jumpsuit hitam yang dipadukan bersama duster coat warna pink.

Desainer Australia, Amalina Aman menawarkan potongan loose yang tampak terinspirasi dari gaya Timur Tengah dengan corak kuning di atas palet hitam yang kontras. Dihadirkan lewat atasan lengan batwing, cardigan panjang model kimono dan wrapped skirt.

Tampilan yang lebih kasual datang dari Baraka. Menawarkan koleksi yang cocok dipakai sebagai busana kantoran. Koleksi terdiri atas blouse dengan tali di pinggang dan celana panjang sebagai padanannya. Terakhir adalah label Delina dengan gaya yang lebih muda. Koleksi tampil unik namun tak fokus pada moslemwear, melainkan hanya modestwear yang tertutup.

Saat bicara dengan para tamu yang hadir, mereka mengatakan jika acara kumpul dengan komunitas hijab seperti ini sangat jarang terjadi di Melbourne, walau kota ini memiliki jumlah muslim terbanyak kedua di Australia, setelah Sidney.

"Sangat bangga. Ini adalah gebrakan baru karena jarang sekali ada. Dari segi tempat di hotel juga terlihat mewah dan disiapkan matang. Desainernya sangat ramah dan menanggapi banyak orang yang ingin foto bersama," terang Prissy dari media Australia bernama Kopi Toebroek saat berbincang dengan Wolipop di Sofitel Melbourne, Australia.

Di perhelatan ini, 15 model yang terlibat juga menceritakan pengalaman mereka pertama memakai busana hijab. Beberapa di antaranya menjadi penggemar koleksi ETU yang disebut sangat identik dengan gaya masyarakat Melbourne yang menyukai warna gelap.

"Ya, sangat menarik. Baju ETU yang aku pakai sangat nyaman, bahannya bagus dan cocok untuk cuaca Melbourne yang akan dingin," ujar Maddison, model berusia 19 tahun.

Tak hanya trunk show, acara yang juga dihadiri oleh chairwoman VAMFF Laura Anderson itu juga menghadirkan makeup tutorial dari tim Wardah Cosmetics dan hijab styling dari stylist ternama asal Australia, Zulfiye Tufa yang mengajarkan tiga padu padan busana dengan satu cardigan panjang. Ada pula pop-up store tempat mereka menjual koleksinya secara langsung. (asf/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads