Kisah Wanita Pendiri Brand Aleza, Sukses Bisnis Setelah Resign Kerja Kantoran
Industri modest fashion dan ready to wear lokal semakin berkembang pesat dan terus berinovasi. Salah satunya adalah brand lokal asal Jakarta, Aleza yang eksis sejak tahun 2016.
Brand Aleza dikenal dengan koleksi ready to wear berupa kemeja, tunik, blouse, sweater dengan motif yang khas. Seperti apa kisah d ibalik brand Aleza?
Dia Demona sebagai pendiri Aleza mengungkapkan awal mula mendirikan brand Aleza. Lulusan Esmod tahun 1999 itu mengaku pernah bekerja di berbagai macam tempat sebelum memutuskan untuk membuat brand sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto Dia Demona, pendiri brand Aleza. Foto: Gresnia/Wolipop. |
"Aku kerja di desainer dulu, garment dan E-commerce. Dari awal kerja memang di industri fashion. Memutuskan bikin Aleza di tahun 2016, karena sudah capek juga ya kerja. Kepengen memulai sesuatu yang baru sendiri. Akhirnya memberanikan diri untuk resign pada saat itu tahun 2015. Tadinya sebenarnya brand yang kita pertama kali bikin itu bukan Aleza, tapi ada satu brand itu lebih general fashion namanya Papo, pattern project," kata Dia ketika ditemui oleh Wolipop belum lama ini.
Setelah satu tahun berjalan mendirikan Aleza, Dia memutuskan untuk berhijab. Dia kemudian merasa sulit mencari brand busana muslimah yang sesuai dengan karakternya.
"Beberapa tahun yang lalu itu yang bikin daily itu kan masih jarang. Akhirnya terciptalah ide membuat suatu brand yang pasarnya modest, orang berhijab mungkin segmennya orang yang baru berhijab kan biasanya masih bingung. Biasanya mau menambahkan penutup kepala dengan style yang sama, awalnya dari situ tahun 2016," ucapnya.
Koleksi brand ready to wear Aleza. Foto: Dok. Instagram @alezalabel. |
Pada awal membangun Aleza, Dia hanya memiliki lima orang tim sudah termasuk bagian gudang dan dirinya sendiri yang mendesain koleksi Aleza. Produknya saat itu berupa kemeja basic dan beberapa busana ready to wear.
Dalam mendesain busana untuk Aleza, Dia berpegang pada prinsip bahwa setiap wanita itu unik dan fashion itu adalah refleksi dari keunikan tersebut.
"Jadi visinya Aleza bisa mengcover personalnya perempuan walaupun dengan DNA seperti itu setidaknya kita memberikan pilihan kepada setiap perempuan, Aleza bisa di mix and match bisa menjadi feminin, sporty sedikit dan formal. Dengan kita menyediakan lebih banyak varian style, jadi harapannya yang menggunakan bajunya Aleza itu lebih banyak personalnya," tutur Dia.
Dia mengungkapkan brand Aleza mulai dikenal pada tahun kedua dan ketiga setelah berdiri. Dari yang awalnya hanya dijual secara online, setelah semakin dikenal Dia melakukan ekspansi dengan mendirikan toko offline.
"Terus akhirnya pandemi. Kita slow lagi baru kita normal lagi dua tahun belakangan," terangnya.
Ketika pandemi, Dia berusaha bertahan dan tidak mengurangi jumlah karyawan dari brand Aleza. Wanita yang menjabat sebagai Managing Director Alexa itu mengungkapkan kiatnya bertahan dari gunangan pandemi COVID-19.
"Cara bertahan di tengah pandemi secara bisnis dengan efisiensi dan fokusnya bisa menjual produk dengan sedikit marketing cost. Lebih bagaimana cara memutar cash flow yang baik aja dan sehat supaya bisa bertahan pada saat itu. Makanya kita nggak ada marketing. Tidak ada pengurangan karyawan, selama pandemi cost yang biasanya kita keluarin kita tidak keluarkan," kenang Dia.
Brand Aleza berkolaborasi dengan tiga desainer ternama di Indonesia. Foto: Dok. Instagram @alezalabel. |
Kini brand Aleza sudah mempunyai gerai di berbagai wilayah di Tanah Air, seperti Banda Aceh, Pekanbaru, Medan dan masih banyak lagi. Selain sudah membuka toko offline, Aleza belum lama ini juga mengeluarkan koleksi terbaru bersama tiga orang desainer ternama antara lain Rama Dauhan, Barli Asmara dan Mel Ahya.
Koleksi brand ready to wear Aleza. Foto: Dok. Instagram @alezalabel. |
Di akhir wawancara, untuk kamu yang ingin memulai membangun brand, Dia memberikan tips agar bisnis yang dimiliki mempunyai karakter dan bisa bersaing di tengah ketatnya industri fashion.
"Pertama konsisten, mungkin awalnya kamu harus tahu dulu mau membuat apa sih sebelum konsisten. Kita harus melihat opportunitynya. Kadang di setiap problem itu ada opportunitynya. Apa yang kamu tuju, segmen apa yang mau kita ambil dari situ bisa dikembangkan baru konsisten dan ada hasilnya," pungkas Dia Demona.
(gaf/eny)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Kisah Wanita Dulu Kelaparan, Kini Pemilik 36 Agensi Model di Indonesia
Intimate Interview
Kisah Wanita Sarjana Peternakan Sukses Bangun Brand Busana dan Hijab Anak
Miss Universe Indonesia 2025
Profil Mahasiswi Kedokteran UI, Finalis Berhijab di Miss Universe Indonesia
Intimate Interview
Hijabers Ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Daster, Awalnya Jual Pulsa
Hijab Hunt
Kisah Inspiratif Nabila, Alumni Hijab Hunt Kini Jadi Desainer Modest Fashion
Potret Pasangan Ikonik Shah Rukh Khan & Kajol Resmikan Patung DLJJ di London
8 Foto Pernikahan Mewah Putri Kamboja Gen Z dengan Putra Konglomerat
Heboh Rumor Pacaran Jungkook BTS dan Winter aespa, Ini Kata Agensinya
Penampilan Terbaru Dilraba Dilmurat Jadi Sorotan, Picu Rumor 'Kloning'















































