Burnout & Stres, Sama atau Berbeda? Ini Penjelasannya Menurut Psikolog
Pandemi Corona telah merubah kebiasaan dan gaya hidup setiap orang. Tak sedikit orang yang belum terbiasa akan perubahan tersebut yang kemudian menjadi stress. Terutama para orangtua yang saat ini harus menghabiskan waktu lebih lama dan mengajari anak-anaknya sendiri di rumah. Belakangan juga muncul istilah burnout di dalam dunia parenting. Apa sebenarnya burnout?
"Burnout ini baru sering dipakai, khususnya dalam dunia parenting, sering kedengeran gitu di tahun 2020 ini, karena ternyata banyak sekali yang burnout gitu ya. Jadi kalau ditanya level, sebelumnya kita lebih sering pakai kata stress. Nah stress itu ada di level 1, burnout itu level 2, kemudian depresi, anxiety disorder atau gangguan lainnya itu level 3," jelas Putu Andani, M.Psi., Psikolog, dalam acara Virtual Media Briefing-Peran Ibu di Masa Pandemi dan Tantangan Ibu di tahun 2021 pada Rabu (16/12/20).
Putu menjelaskan bahwa burnout merupakan salah satu titik yang cukup serius. Jika burnout tersebut bisa diatasi dengan baik, maka itu dapat menjadikan para ibu menjadi sosok yang lebih kuat dan bisa beradaptasi dengan rutinitas-rutinitas yang baru. Agar bisa membedakan antara burnout dengan stress, berikut ini 3 komponen utama burnout menurut psikolog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kelelahan Secara Mental
Menurut Putu, stress tergolong lebih singkat dibandingkan dengan burnout. Burnout ialah saat dimana seseorang benar-benar merasa sangat lelah secara mental.
2. Berjarak dengan Anak
Burnout bisa menyebabkan seseorang menjadi berjarak dengan apapun yang dikerjakannya. Misalnya dalam hal parenting, orangtua jadi menganggap mengurus anak hanyalah sebuah pekerjaan, sehingga tidak melibatkan kedekatan emosional.
"Karena kita sebenarnya penginnya off kan, pengin break. Jadi kita ke anak hanya memenuhi kebutuhan sehari-harinya aja gitu, bukan emosionalnya," jelas Putu.
3. Tidak Memiliki Rasa Pencapaian
Putu menjelaskan bahwa sangat penting untuk memiliki rasa pencapaian di mana pun kita berada. Namun jika sudah terkena burnout, maka perasaan tersebut bisa hilang.
"Di manapun kita berada kan kita itu sebenarnya selalu butuh sense of achievement. Tapi kalau di burnout ini karena sudah terjadi yang nomor 1 dan 2 tadi, akhirnya sudah hilang sense of achievementnya. Nah ketiga inilah yang disebut dengan parental burnout," terang Putu.
(vio/vio)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Studi Ungkap Bawang Putih Ternyata Bisa Jadi Mouthwash Alami Lawan Bakteri
Tipe Orang Saat Olahraga Berdasarkan Zodiaknya: Mana yang Kamu Banget?
Bukan karena Pewarnaan, 80% Rambut Wanita Indonesia Rusak karena Ini
Fakta! Kentut Wanita Lebih Bau Dibanding Pria, Ada Penjelasan Ilimiahnya
Viral Wooyoung ATEEZ Komentari Kalori Susu Pisang Setara Nasi, Picu Kritik
7 Potret Pernikahan Tristan Juliano, Anak Kedua Addie MS dan Memes
8 Drama Kerajaan Korea 2025 Terbaru, Jalan Cerita Seru Bikin Nagih
Viral Kisah Perjuangan Ibu Rawat Anak Sakit Langka, Suami Selingkuh 520 Kali
Alternatif Warna Baju Natal Selain Merah-Hijau, Bikin Kamu Tetap Stand Out











































