Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sabun Antibakteri Tidak Lebih Efektif Bunuh Kuman dari Sabun Biasa

Hestianingsih - wolipop
Minggu, 05 Jan 2014 11:35 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta - Sabun antibakteri selama ini dipercaya lebih efektif membunuh kuman dibandingkan sabun biasa. Namun menurut penemuan terbaru dari Food and Drug Administration Amerika (FDA), sabun antibakteri ternyata tidak lebih efektif ketimbang sabun pada umumnya, terutama dalam pencegahan penyakit flu. Bahkan, jenis sabun ini kemungkinan mengandung zat kimia yang berbahaya.

Temuan tersebut membuat FDA menghimbau perusahaan produsen sabun antibakteri, khususnya di Amerika untuk menyertakan data akurat yang menunjukkan keamanan dan keefektifan produk-produk mereka. Apa sebenarnya arti dari label antibakteri pada sabun atau cairan pembersih lainnya?

Seperti dikutip dari Women's Health Mag, kata 'antibakteri' mengartikan bahwa produk tersebut mengandung zat tertentu yang bisa membunuh bakteri. Umumnya zat tersebut dinamai triclosan atau triclocarban. Namun Anthony Hay, P.D., associate professor of microbiology di Cornell University menjelaskan bahwa semua sabun pemberih sebenarnya juga bisa membunuh kuman dan bakteri meskipun tidak mengandung dua zat tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sabun sudah berfungsi sebagai antibakteri. Tidak perlu lagi tambahan zat antibakteri lainnya. Malah tambahan bahan antimikroba ini bisa membunuh (bakteri) secara berlebihan," ujar Anthony.

Dalam laporan yang dilansir FDA, para ahli memperingatkan tentang potensi bahaya dari zat kimia yang ditemukan dalam sabun antibakteri. Studi di laboratorium menemukan bahwa zat kimia ini bisa mengacaukan fungsi kelenjar endokrin yang berfungsi mengatur kerja hormon di dalam tubuh. Para ahli juga khawatir, sabun antibakteri bisa memicu resistensi antibiotik.

Namun hasil penelitian tersebut masih perlu pengembangan lebih lanjut. Sebab sebagian besar eksperimen baru diujicobakan pada tikus, sehingga belum diketahui bagaimana efeknya pada manusia. Namun bisa jadi ada relevansi antara manusia dan tikus karena memiliki jaringan sel yang mirip.

Setelah temuan ini dianalisa lebih lanjut, FDA nantinya akan membuat aturan baru yang mengharuskan produsen untuk menunjukkan bahwa bahan antibakteri yang terdapat dalam sabun benar efektif dan lebih baik dalam mencegah penularan penyakit daripada sabun biasa. Produsen juga diharuskan menunjukkan bahwa produknya aman.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads