Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tobatenun Gelar Mauliate, Lelang Koleksi untuk Korban Bencana di Sumatera

Daniel Ngantung - wolipop
Senin, 08 Des 2025 19:32 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Tobatenun Gelar Mauliate
(Foto: Dok. Tobatenun)
Jakarta -

Berlatar langit kelabu dan hujan yang mengguyur Jakarta, koleksi tenun Batak silih berganti ditampilkan para model. Wastra khas Sumatera sedang dirayakan tanpa melupakan duka yang sedang melanda pulau besar di barat Indonesia itu.

Presentasi fashion tersebut merupakan bagian dari acara bertajuk 'Mauliate' yang digelar Tobatenun di Sopo Del Tower, Kamis (4/12/2025). Dalam bahasa Batak, 'mauliate' dapat dimaknai sebagai ungkapan terima kasih atau rasa syukur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa dilihat ada dekorasi bertema sayur-mayur. Itu terinspirasi dari Gotilon, tradisi Batak untuk mengucap syukur atas hasil panen eyang dituai," ujar Kerri Na Basaria Pandjaitan, pendiri sekaligus CEO Tobatenun saat jelang acara.

Peragaan koleksi buah kolaborasi Tobatenun dengan beberapa desainer dan jenama lokal seperti Rinda Salmun dan Studio Jeje menjadi agenda utama. Namun, Tobatenun juga menggelar pelelangan yang keuntungannya akan didonasikan untuk membantu korban bencana di Sumatera.

ADVERTISEMENT

Bagi Kerri dan Tobatenun, musibah yang terjadi terasa sangat personal. Sumatera Utara termasuk salah satu provinsi yang terdampak. "Beruntung semua mitra perajin kami baik-baik saja meski ada yang rumahnya kebanjiran. Kami sempat panik karena mereka tidak bisa dihubungi karena listrik mati," ungkap Kerri.

Tobatenun Gelar MauliateKerri Na Basaria, pendiri Tobatenun, saat berbincang di jumpa pers 'Mauliate' yang digelar Tobatenun. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Berdiri sejak 2018 sebagai sebuah social enterprise, Tobatenun telah menjaring 300 perajin yang tersebar di Medan, Simalungun, Siantar, Toba, Tapanuli, hingga Humbang Hasundutan. "Kami siap membantu dengan memastikan basic needs mereka terpenuhi," katanya terkait bantuan untuk perajin Tobatenun di Sumatera.

Ia tak memungkiri bahwa deforestasi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Sumatera. Oleh karenanya, kata putri Luhut Binsar Pandjaitan ini, Tobatenun selalu berupaya semaksimal mungkin mendukung segala upaya yang berhubungan dengan keberlanjutan.

Termasuk meminimalkan pemakaian air dalam proses pencelupan warna benang dengan bahan alami yang merupakan ciri khas Tobatenun. "Bagaimanapun juga pewarnaan alam lumayan menggunakan banyak air," ujar Kerri.

Tobatenun juga memulai penanaman tanaman endemik di tanah Batak yang dapat dimanfaatkan sebagai bawah pewarnaan alami. Kerri berharap, inisiasi tersebut memberi dampak positif terhadap kelestarian alam.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads