Langgar Aturan Harga Jual Barang, Gucci Hingga Loewe Kena Denda Rp 3 Triliun
Uni Eropa menjatuhkan denda sebesar total 157 juta euro atau sekitar Rp3 triliun kepada tiga rumah mode ternama Gucci, Chloé, dan Loewe karena terbukti melakukan praktik pengaturan harga jual kembali (resale price fixing) terhadap mitra ritelnya.
Dalam pernyataan resmi pada Selasa (15/10/2025), Komisi Eropa menyebut ketiganya melanggar aturan antimonopoli dengan membatasi kebebasan penetapan harga oleh pengecer.
Butik Loewe di department store Le Bon Marche, Paris, Prancis, pada Selasa (7/10/2025). (Foto: Daniel Ngantung/detikcom) |
Pembatasan tersebut mencakup larangan memberi diskon di luar harga eceran yang direkomendasikan, penetapan batas maksimum potongan harga, serta penentuan periode tertentu untuk menggelar obral.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gucci, yang berada di bawah naungan Kering, menerima denda terbesar yakni 119,7 juta euro. Chloé, milik Richemont, didenda 19,7 juta euro, sementara Loewe, yang ada di dalam grup LVMH, harus membayar 18 juta euro.
Komisi Eropa menegaskan, praktik tersebut telah merampas independensi harga dari para pengecer dan mengurangi tingkat persaingan di pasar, sekaligus melindungi kanal penjualan langsung milik merek-merek tersebut dari kompetisi.
Koleksi Chloe Womenswear Fall/Winter 2025-2026 di Paris Fashion Week. (Foto: Peter White/Getty Images) |
Kering menyatakan kasus ini telah diselesaikan melalui prosedur kerja sama dengan Komisi Eropa, dan dampak finansialnya sudah diperhitungkan dalam laporan keuangan semester pertama 2025. LVMH juga mengonfirmasi kesepakatan penyelesaian dan menegaskan komitmen untuk beroperasi sesuai dengan hukum antitrust.
Sementara itu, Richemont menegaskan pihaknya "mengambil kasus ini dengan sangat serius" dan telah memperkuat langkah-langkah kepatuhan terhadap hukum persaingan sejak penyelidikan dimulai pada 2023.
Kasus ini menambah daftar panjang tekanan terhadap industri mode mewah Eropa. Sebelumnya, merek seperti Armani, Dior, Loro Piana, dan Tod's juga mendapat sorotan otoritas Italia atas dugaan pelanggaran hak pekerja dalam rantai pasokan mereka.
Di sisi lain, kebocoran data pelanggan di sejumlah perusahaan turut memperburuk citra sektor fesyen mewah di tengah meningkatnya pengawasan regulator.
(dtg/dtg)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
Negara Ini Dikenal Punya Wanita Tercantik Tapi Kekurangan Pria untuk Dinikahi
Potret Mikey Madison, Aktris Paling Banyak Di-Google 2025, Perankan Stripper
Sinopsis To Catch a Killer di Bioskop Trans TV Hari Ini
Ramalan Zodiak Cinta 6 Desember: Cinta Gemini Goyah, Leo Jangan Terprovokasi















































