Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Batik Kudus di Tangan 25 Desainer IPMI, Hadirkan Sporty Look Hingga Kebaya

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 26 Sep 2025 14:44 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Peragaan Kanvas Budaya di Fashion Nation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/9/2025), di Senayan City. Sebanyak 25 desainer anggota IPMI mempersembahkan kreasi dengan batik Kudus.
Peragaan 'Kanvas Budaya' (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Menyusul pembukaan instalasi fashion 'Gaya Archive', Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) atau Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) kembali dengan persembahan istimewa lainnya di Fashion Nation 2025. Kali ini, para desainer anggota menyuguhkan kreasi yang mengangkat keindahan batik Kudus.

Bertajuk 'Kanvas Budaya', peragaan yang digelar di Senayan City, Jakarta Pusat, pada Kamis (26/9/2025) malam itu menampilkan hasil interpretasi 25 anggota IPMI terhadap batik Kudus dengan ciri khasnya masing-masing.

Peragaan 'Kanvas Budaya' di Fashion Nation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/9/2025), di Senayan City. Sebanyak 25 desainer anggota IPMI mempersembahkan kreasi dengan batik Kudus.Karya Monica Ivena. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Setiap desainer mendapat tugas untuk menciptakan satu set busana (look) dari kain yang telah dikurasi oleh Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ide bermula ketika mereka meminta dukungan kami untuk proyek instalasi, lalu kami mengusulkan juga bagaimana kalau para desainer IPMI membuat busana dari batik Kudus. Setiap perancang kan punya keunikan tersendiri, jadi sangat menarik melihat hasilnya," ujar Program Director BBDF Renitasari Adrian kepada Wolipop.

Peragaan 'Kanvas Budaya' di Fashion Nation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/9/2025), di Senayan City. Sebanyak 25 desainer anggota IPMI mempersembahkan kreasi dengan batik Kudus.Karya Era Soekamto. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Pelestarian batik dan ekosistem perajin di Kudus, Jawa Tengah, termasuk dalam program prioritas BBDF. 'Kanvas Budaya' melanjutkan komitmen BBDF untuk mendukung batik Kudus lewat proyek fashion yang sebelumnya sudah terjalin selama hampir 10 tahun bersama Denny Wirawan.

ADVERTISEMENT

Pada 2023, Denny yang juga anggota IPMI menggelar peragaan sewindu perayaan kolaborasi tersebut di Kudus. Lama berpengalaman dengan batik Kudus, Denny lantas mendapat mandat untuk menggarap peragaan 'Kanvas Budaya' sekaligus mengkurasi batik untuk rekan-rekannya di IPMI.

Peragaan 'Kanvas Budaya' di Fashion Nation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/9/2025), di Senayan City. Sebanyak 25 desainer anggota IPMI mempersembahkan kreasi dengan batik Kudus.Karya Yosafat Dwi Kurniawan. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Ada dua opsi batik Kudus yang diberikan kepada desainer, yakni batik cap dan tulis. Mereka kemudian memilih salah satu dari empat tema busana, dan wajib menyertakan warna putih yang mewakili 'kanvas'. "Ada tema kasual, edgy, kebaya, dan evening wear," ujar Denny.

Andreas Odang misalnya menawarkan busana kasual dalam tampilan sportswear. Dengan styling layering, Odang, melapisi jumpsuit dengan luaran berwarna putih. Aksesori berupa baseball cap memberikan finishing yang maskulin. "Sebenarnya ini juga bisa buat pria," kata Odang seusai peragaan.

Peragaan 'Kanvas Budaya' di Fashion Nation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/9/2025), di Senayan City. Sebanyak 25 desainer anggota IPMI mempersembahkan kreasi dengan batik Kudus.Peragaan 'Kanvas Budaya' di Fashion Nation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/9/2025), di Senayan City. Sebanyak 25 desainer anggota IPMI mempersembahkan kreasi dengan batik Kudus. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)

Sementara itu, Monica Ivena menciptakan mini dress batik bernuansa avant-garde dengan volume yang dramatis. Adapun kebaya menjadi pilihan Era Soekamto dan Ghea Panggabean. Era adalah satu dari segelintir anggota IPMI yang menggunakan batik tulis untuk peragaan ini. "Memotong batik tulis tidak bisa sembarang, jadi mengolahnya harus hati-hati," ujar mantan direktur kreatif Iwan Tirta Private Collection itu.

Batik kudus dalam tampilan yang elegan dan classy ditawarkan Yosafat Dwi Kurniawan. Blazer batik rancangannya yang dipadu rok A-line dan topi khas bangsawan mengingatkan pada siluet bar jacket Christian Dior yang ikonis. "Just in case, Jonathan Anderson keluar dari Dior, saya siap menggantikannya," seloroh Yosafat.

Persiapan koleksi terbilang singkat, yakni sebulan. Namun, setiap desainer mampu memberikan yang terbaik dalam mengolah batik Kudus. Seluruh busana dilelang dan hasil penjualannya akan disumbangkan untuk Andien Aisyah Foundation yang menaruh perhatian pada pendidikan anak.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads