Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Denny Wirawan Ungkap Kisah Haru Mengolah Batik Kudus dalam 'Sandyakala Smara'

Rahmi Anjani - wolipop
Jumat, 08 Sep 2023 15:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Denny Wirawan - Koleksi Sandyakala Smara
Foto: Daniel Ngantung/detikcom
Jakarta -

Denny Wirawan baru saja menggelar fashion show yang mengangkat Batik Kudus. Meski sudah sering mengolah kain tradisional khususnya Batik Kudus, koleksinya ini kali ini terasa lebih spesial. Disiapkan selama tiga tahun, Denny mengungkap tantangan sekaligus rasa cintanya kepada wastra dari Jawa Tengah tersebut yang membuat sang desainer menangis haru.

Parade busana 'Sandyakala Smara' yang berarti goresan cinta di langit merah digelar di Rumah Adat Kudus Yasa Amrta pada Rabu, (6/9/2023). Sebanyak lebih dari 70 tampilan dipamerkan berlatar senja. Koleksi ready to wear-nya ini pun menyimpan kisah tersendiri. Sebelum sukses mengolah Batik Kudus, Denny mengaku perjalanannya tidak mulus.

"Saya tersentuh karena sebenarnya sudah lama kenal Batik. Tapi untuk Batik Kudus, saya kenal baru sebulan sebelum melahirkan lini Balijava. Ternyata ada kritik bahwa Batik Kudus bukan seperti itu, saya salah lalu saya belajar lagi lebih dam lagi. Dan itu membuat rasa cinta saya lebih kuat," ungkapnya setelah fashion show.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023-2024 Denny WirawanSandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023-2024 Denny Wirawan Foto: Rahmi Anjani/Wolipop

Perancang yang memiliki gerai khusus untuk menjual Batik Kudus itu pun bekerja sama dengan 2 UMKM untuk Sandyakala Smara. Mereka adalah kelompok pembatik dari Kudus yang membuat kain-kain berciri khas Peranakan dengan motif dan warna nan meriah. Meski sudah menginjak tahun ke delapan mengolahnya, koleksi kali ini bukan tanpa tantangan. Selain sempat dihadapkan dengan pandemi, Denny mengaku para pembatik mengalami kesulitan karena eksperimennya.

Berbeda dari koleksi lainnya, Denny Wirawan memang menggunakan material yang lebih tebal. Hal tersebut dikarenakan sang desainer banyak menampilkan outer atau coat yang menjadi ciri khasnya. Beberapa kain disebut tidak sesuai ekspektasi awal.

ADVERTISEMENT

"Tantangannya ada pada untuk canting dan pewarnaan agak sulit karena saya bereksperimen dengan bahan. Kalau umumnya Batik pakai katun atau sutra TBM tapi di sini pakai kain untuk men-challenge karena biar Batik naik level,"

Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023-2024 Denny WirawanSandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023-2024 Denny Wirawan Foto: Rahmi Anjani/Wolipop

"Apalagi outer itu kan DNA saya jadi saya pikir bahan apa yang cocok, dibanding yang halus saya pilih kain tebal biar bisa dipakai di Indonesia atau di luar. Memberi bahan sutra Garut itu ke pembatik mereka kesulitan karena teksturnya dalam dan beberapa kali harus diulang ," jelasnya.

Adapun material lain yang digunakan Denny seperti, chantung silk, organza yang juga tidak mudah dibatik. Selama tiga bulan produksinya, ia juga menemukan beberapa material yang disimpan saat pandemi ternyata bentuknya tidak lagi sama.

"Seperti orang pacaran, dengan Batik Kudus ini, saya kenalan kemudian pendekatan ada kemistri lebih dalam. Saya berharapnya Batik Kudus bisa mendunia bisa mengikuti ajang internasional. Sebenarnya saya sudah ada tawaran ke New York tapi berbenturan dengan acara ini," curhat Denny.

Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023-2024 Denny WirawanSandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023-2024 Denny Wirawan Foto: Rahmi Anjani/Wolipop
(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads