Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

37 Tahun Mengabdi, Anna Wintour Mundur Sebagai Pimred Vogue Amerika

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 27 Jun 2025 10:02 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

NEW YORK, NEW YORK - NOVEMBER 14:  Anna Wintour arrives to the NYC premiere of
Anna Wintour mengucapkan selamat tinggal pada jabatannya sebagai pemimpin redaksi majalah mode Vogue Amerika Serikat. (Foto: James Devaney/GC Images)
New York City -

Kabar mengejutkan datang dari Anna Wintour. Setelah 37 tahun menjabat, ia mundur dari posisinya sebagai editor in chief atau pemimpin redaksi (pimred) majalah Vogue edisi Amerika Serikat.

Meski demikian, Wintour tidak benar-benar meninggalkan Vogue, terkhusus perusahaan induknya, Condé Nast. Ia tetap menjadi tokoh sentral dalam struktur organisasi majalah legendaris yang dijuluki 'fashion bible' itu.

PARIS, FRANCE - JANUARY 25: Anna Wintour is seen during the Menswear Fall-Winter 2025/2026 as part of Paris Fashion Week on January 25, 2025 in Paris, France. (Photo by Arnold Jerocki/GC Images)Anna Wintour di Paris Fashion Week pada Januari 2025. (Foto: Arnold Jerocki/GC Images)

Wintour, yang telah bekerja untuk Conde Nast sejak 1983, mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (26/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa pun yang bekerja di bidang kreatif tahu betapa pentingnya untuk terus berkembang dalam pekerjaan. Ketika saya menjadi pemimpin redaksi Vogue, saya sangat bersemangat untuk membuktikan kepada siapa pun yang mau mendengar bahwa ada cara baru dan menarik untuk membayangkan sebuah majalah mode Amerika," kata Wintour kepada stafnya seperti dilansir dari situs Vogue.


Keputusan ini merupakan bagian dari restrukturisasi internal Condé Nast yang membuka posisi baru 'Head of Editorial Content' khusus untuk edisi Amerika sebagai pengganti pemimpin redaksi. Jabatan tersebut tetap berada di bawah koordinasi langsung Wintour yang kini fokus pada perannya sebagai Direktur Editorial Global Vogue serta Chief Content Officer Condé Nast yang turut mengawasi konten untuk berbagai publikasi lain seperti Vanity Fair, GQ, Wired, dan Allure.

ADVERTISEMENT
378999 05: Vogue editors Anna Wintour and Andre Leon Talley attend the Donna Karan Spring 2001 collection in women's fashion during the Anna Wintour dan rekannya, mendiang Andre Leon Talley di peragaan Donna Karan Spring 2001. (Foto: Getty Images/George De Sota)

"Ini adalah momen penting yang sudah lama saya pikirkan," ujar Wintour dalam pertemuan internal dengan tim Vogue, seperti dilaporkan The New York Times.

"Saya tidak akan pindah kantor, atau memindahkan satu pun koleksi keramik Clarice Cliff saya. Saya justru akan mencurahkan seluruh energi saya pada kepemimpinan global dan mendukung para editor di seluruh dunia," tambah perempuan yang terkenal dengan gaya berkacamata hitam dan rambut bobnya yang ikonis itu.

Meski jabatan editor in chief di Vogue Amerika dihapus, Wintour dipatiskan tetap menjadi figur paling berpengaruh di majalah tersebut, mengawasi seluruh edisi internasional mulai dari Inggris, Prancis, hingga Italia. Keputusan ini merefleksikan strategi baru Condé Nast di tengah perubahan tren pasar dalam mengonsumsi berita menyusul disrupsi media karena perkembangan media sosial yang masif.

PARIS, FRANCE - SEPTEMBER 25: Anna Wintour attends the “Tribute to the Karl Lagerfeld: The White Shirt Project” exhibition as part of Paris Fashion Week in Paris on September 25, 2019. (Photo by Anthony Ghnassia/Getty Images For Karl Lagerfeld)Anna Wintour mengamati busana yang diperagakan model. (Foto: Anthony Ghnassia/Getty Images For Karl Lagerfeld)

Sejak 2020, Condé Nast menghapus gelar editor in chief dan menggantinya dengan struktur kepemimpinan yang lebih kolektif dan terintegrasi. Edward Enninful mengundurkan diri dari posisi tersebut di Vogue Inggris tahun lalu dan memutuskan membangun media fashion sendiri.

CEO Condé Nast Roger Lynch mengapresiasi keputusan Wintour mengingat dedikasinya mengemban tiga posisi strategis sekaligus selama beberapa tahun terakhir. "Langkah ini akan memberinya lebih banyak ruang untuk mendukung semua pihak yang membutuhkan visinya," kata Lynch.

Wintour yang kini berusia 75 tahun telah menjadi ikon budaya global, bukan hanya karena ketajamannya dalam membaca tren mode, tetapi juga karena perannya membentuk wajah Vogue modern. Sosoknya turut memiliki andil besar dalam membesarkan karier sejumlah desainer seperti John Galliano, Marc Jacobs, dan Alexander McQueen.

NEW YORK, NEW YORK - MAY 05: Anna Wintour attends the 2025 Met Gala Celebrating Anna Wintour di MET Gala 2025. (Foto: TheStewartofNY/GC Images)


Di bawah kepemimpinannya, Vogue tak sekadar majalah mode, melainkan platform yang mempengaruhi perbincangan budaya pop hingga politik, dengan wajah-wajah seperti Kim Kardashian, Rihanna, hingga Ibu Negara Jill Biden pernah tampil di sampulnya.

Awal tahun ini, ia mendapat anugerah Presidential Medal of Freedom dari Presiden ke-46 AS Joe Biden atas kontribusinya pada industri media dan budaya. Ia juga bergelar 'Dame', penghormatan yang diberikan oleh Ratu Elizabeth II.

Selain itu, Wintour dikenal luas sebagai penggagas transformasi Met Gala menjadi acara mode paling bergengsi di dunia, dan turut menginspirasi karakter Miranda Priestly dalam film 'The Devil Wears Prada'.

NEW YORK, NEW YORK - SEPTEMBER 14: (L-R) Anne Hathaway and Anna Wintour attend the Michael Kors Collection Spring/Summer 2023 Runway Show on September 14, 2022 in New York City. (Photo by Dimitrios Kambouris/Getty Images for Michael Kors)Bintang 'The Devil Wears Prada' Anne Hathaway berbincang dengan Anna Wintour jelang peragaan Michael Kors Collection Spring/Summer 2023 pada September 2022 lalu. (Foto: Getty Images for Michael Kors/Dimitrios Kambouris)

Tina Brown, mantan pemimpin redaksi Vanity Fair dan The New Yorker, mengatakan langkah Wintour masuk akal. "Ia tetap memimpin seluruh brand Condé Nast. Mengatur satu majalah secara langsung di saat yang sama tentu beban besar. Ini langkah yang tepat," ujarnya.

Dengan perombakan ini, publik kini menanti siapa sosok yang akan ditunjuk sebagai kepala konten editorial baru untuk Vogue Amerika, figur yang secara teknis akan menjadi penerus Wintour, meski bayangannya mungkin akan terus menaungi industri ini untuk waktu yang lama.

(dtg/dtg)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads