'Kegilaan' Sinergi Sejauh Mata Memandang dan Eko Nugroho, Sarat Kritik Sosial

Sebuah momen yang langka ketika tiga nama besar dalam seni kontemporer bersatu di catwalk untuk menyuarakan kegelisahan mereka akan nasib bumi, alam, dan penghuninya. Sinergi tersebut membuahkan kegilaan kreasi yang menggugah emosi.

Untuk ketiga kalinya, jenama Sejauh Mata Memandang besutan Chitra Subyakto mendapat kehormatan mempresentasikan karyanya sebagai kesatria mode Indonesia di panggung Dewi Fashion Knights (DFK). Perhelatan yang didedikasikan bagi para desainer berpengaruh di industri mode Tanah Air itu selalu menjadi gelaran pamungkas di Jakarta Fashion Week (JFW).

Sejauh Mata Memandang di DFK 2024 JFW 2025 Foto: Dok. Sejauh Mata Memand/Dandy Hendrata

DFK 2024 dalam JFW 2025, Minggu (28/10/2024), turut menyuguhkan koleksi persembahan Denny Wirawan dan Adrian Gan. Presentasi Sejauh membuka peragaan.

'Republik Sebelah Mata', demikian tajuknya, terasa spesial lantaran koleksi yang terdiri dari 30 set busana itu merupakan buah kolaborasi Chitra dengan seniman ternama Eko Nugroho dan Felix Tjahyadi.

"Di koleksi ini, aku dan Mas Eko co-create, lalu dibantu Felix untuk mewujudkan ide tersebut. Ceritanya aku seperti kesetanan, lalu emosi yang muncul divisualkan oleh Felix," ujar Chitra.

Di kalangan fashion people, nama Eko Nugroho sempat menjadi sorotan setelah rumah mode Louis Vuitton mengajaknya untuk menciptakan rentetan scarf yang dirilis pada 2013. Koleksi eksklusif tersebut langsung ludes terjual.

Koleksi 3 Kesatria Dewi Fashion Knigt [DFK] 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Terakhir kali, seniman asal Yogyakarta itu berkarya dengan jenama mode pada 2015 ketika digandeng Major Minor.

Butuh hampir waktu 10 tahun itu menantikan Eko 'kembali' ke dunia fashion untuk membawa sentuhan kontemporer yang unik. Penantian tersebut sangat sepadan dengan sinerginya bersama Sejauh.

"Sebenarnya yang perlu digarisbawahi adalah movement menarik dari Sejauh Mata Memandang. Kita ambil mata dan republik sebagai bentuk kepedulian kita terhadap Ibu Pertiwi. Republik adalah sebuah bentuk kebersamaan," kata Eko soal alasannya menerima ajakan Chitra.

Ketika elemen khas dari dua seniman ini melebur dan menyatu, hasilnya terasa natural tapi tetap berdampak dan memancarkan daya tarik yang kuat. Seperti pada kain-kain yang menemani penampilan para model.

Koleksi 3 Kesatria Dewi Fashion Knigt [DFK] 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Kain tersebut dihiasi ayam sebagai simbol Sejauh yang kali ini wujudnya seperti dihiasi penuh bulu dan memiliki mata manusia. Perajin batik Pekalongan, Jawa Tengah, membuatnya dengan teknik batik tulis. Sesekali muncul motif bertema sci-fi. "Ayamku kerasukan setelah diculik UFO Mas Eko," seloroh Chitra.

Motif bergambar mata termasuk yang mendominasi. Bukan tanpa sebab karena mata sudah menjadi identitas baik bagi Chitra dan Eko. Chitra menggunakan kata mata untuk nama jenamanya yang tahun ini genap berusia 10 tahun, sementara Eko mengaplikasikan mata sebagai DNA desainnya. Tak heran bila kolaborasi mereka terasa sangat alami atau kata Chitra, "direstui oleh semesta."

Bagi Eko, mata sarat akan filosofi. "Mata di karya saya, biasanya menceritakan generasi kita hari ini. Saya sebagai seniman sadar bahwa tiap seniman adalah representatif zaman dan generasinya. Mata kemudian menandakan generasi kita saat ini paling cerdas melihat. Mata simbol tahu segalanya," ujarnya.

Begitu pula dengan UFO atau objek yang selalu diasosiasikan dengan alien atau makhluk asing. Ia menjelaskan, "Bahwa di masyarakat modern kita malah teralienasi karena teknologi, sosial, lingkungan. Kita semakin jauh dari lingkungan dan sebenarnya mengasingkan dari diri sendiri. Kalau tidak peduli dengan alam misalnya, kita akan semakin jauh."

Penampilan Jay Subyakto di DFK 2024 untuk Sejauh Mata Memandang. (Foto: Dok. Sejauh Mata Memand/Dandy Hendrata)

Inspirasi atau gagasan-gagasan tersebut yang kemudian diramu oleh Felix menjadi sebuah sajian visual yang sarat estetika dengan kontemporer tanpa melupakan garis desain Sejauh yang selalu merayakan keindahan baju nasional seperti kebaya.

Nama Felix memang sudah tidak asing bagi Chitra. Felix sering dilibatkan untuk membuat instalasi atau pop-up store Sejauh. Namun, baru kali ini, Felix yang juga pernah berkolaborasi dengan Hermes terlibat lebih intens dalam urusan desain pakaian Sejauh.

"Peran saya membantu Mba Chitra untuk 'gila' bersama, memfasilitasi dan menjadi bagian dari dialognya bersama Mas Eko, kemudian memberi perspektif baru," tambahnya.

'Kegilaan' tersebut kemudian diinterpretasikan ke dalam siluet-siluet yang eksperimental yang memberi efek kejutan bagi pecinta Sejauh. Muncul berbagai pakaian yang mengingatkan pada kreasi desainer Jepang Rei Kawakubo yang bervolume, terkungkung seperti kepompong yang menurut Chitra seperti suara rakyat yang dibungkam atau tangan yang diikat sehingga tak dapat bebas bergerak. Jay Subyakto, sutradara kenamaan sekaligus kakak Chitra, memeragakan salah satu busana tersebut di landasan peraga.

Sejauh Mata Memandang di DFK 2024 JFW 2025 Foto: Dok. Sejauh Mata Memand/Dandy Hendrata

Tak kalah mencuri perhatian, setelan serba hitam yang tampak berbahan seperti kulit tapi sebenarnya terbuat dari ampas kopi. Semangat Sejauh yang selalu mencoba untuk berkelanjutan dan selaras dengan alam tetap terakomodasi lewat material yang ramah lingkungan. Lebih dari 50 persen material yang digunakan dalam koleksi yang didominasi warna hitam dan putih ini berasal dari pemanfaatan kembali (upcycle) kain deadstock Sejauh dan Sharon Jap Atelier (mitra produksi).

Bahan rotan ikut dimanfaatkan dan disulap menjadi semacam bola dunia yang dihiasi kritikan menohok dari salah satu karya seni Eko. "Manusia semakin berisik dan bumi semakin membisu."