Wajah Baru JF3 Fashion Festival 2024, Lebih Terkoneksi dengan Dunia

"Bisa tidak kita kembali ke zaman keemasan fashion Indonesia seperti dulu tapi dalam bentuk baru?" Pertanyaan tersebut terus berkecamuk di benak Thresia Mareta, pendiri jenama Lakon sekaligus penasihat JF3 Fashion Festival.

Ditemui Wolipop belum lama ini, Thresia mengenang kembali masa-masa jaya ranah mode Tanah Air ketika kualitas karya seorang desainer serta keterampilannya lebih menonjol. Belakangan ini, menurut perempuan 47 tahun itu, berkarya demi meraih ketenaran atau viral semata tanpa diikuti hasil kreasi yang mumpuni sering ditemui.

Keprihatinan tersebut yang kemudian menjadi bahan refleksi Thresia dalam mempersiapkan JF3 Fashion Festival 2024. Tahun ini, JF3 Fashion Festival (dulu bernama Jakarta Fashion & Food Festival) menandai dua dekade perhelatan pekan mode itu mewarnai perjalanan industri mode Indonesia.

Ajang tersebut aktif memberi panggung bagi desainer lokal yang baru merintis sehingga lebih dikenal khalayak sehingga ikut membantu menggerakkan roda perekonomian. Nama-nama besar yang masih ingin tetap eksis dan relevan dengan pasar pun tetap diakomodasi.

Tahun ini, JF3 Fashion Festival kembali diadakan di dua tempat, Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG) pada 25-28 Juli dan Summarecon Mall Serpong (SMS) pada 30 Juli - 4 Agustus. Di SMS terfokus untuk tema street fashion, sementara MKG akan lebih kental dengan nuansa budaya dan spirit keberlanjutannya. Sedikitnya 70 desainer Indonesia dan mancanegara berpartisipasi.

Sulit untuk membantah kemajuan industri kreatif ini tak lepas dari andil JF3. Namun, Thresia merasa JF3 perlu mendapat penyegaran agar tidak seperti jalan di tempat dalam upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas perancang atau jenama Indonesia sehingga mampu bersaing di pasar global.

Besar harapan Thresia, JF3 dapat menjadi tumpuan insan kreatif mode Tanah Air yang melebarkan sayapnya ke mancanegara.

Koleksi Yogie Pratama di JF3 Fashion Festival 2023. (Foto: Mohammad Abduh/detikcom)

Menurut perempuan lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanegara Jakarta itu, JF3 sejatinya baru berdampak jika berhasil membuka pintu kesempatan bagi mereka untuk memasarkan produknya dalam skala internasional.

"Jadi kami coba bawa JF3 ini supaya bisa lebih terkoneksi dengan dunia," kata Theresia yang mulai melakoni perannya sebagai penasihat JF3 pada 2021.

Ia sudah mengawalinya dengan menginisiasi Pintu, sebuah program inkubasi buah kolaborasi JF3 dengan pemerintah Prancis lewat Kedutaan Besar Prancis di Indonesia dan IFI (Institut Francais Indonesia).

Berjalan sejak 2022, Pintu Incubator tak hanya membekali para desainer dengan berbagai ilmu, mulai dari mengemas sebuah koleksi yang menarik dan berkualitas hingga strategi berbisnis, tapi juga memberikan peluang memasarkan produknya secara global.

Koleksi Apakabar dipamerkan di Lakon Store Mall Kelapa Gading. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Peserta yang terkurasi berkesempatan untuk ambil bagian di Premiere Classe Paris Trade Show, salah satu pameran dagang mode terbesar dan terkemuka di dunia. Digelar setiap seusai Paris Fashion Week, kegiatan tersebut mempertemukan desainer atau jenama dengan para buyers internasional.

Program Pintu membuahkan hasil. Apakabar, finalis Pintu angkatan kedua yang fokus pada material ramah lingkungan, berhasil menggaet pembeli dan akhirnya menetap di Prancis. Namun, proses produksi tetap di Indonesia.

Komitmen kerjasama Pintu dan Kedutaan Prancis makin dipertegas lagi tahun ini. Peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa belajar selama satu semester (enam bulan) di Ecole Duperre Paris, salah satu sekolah mode terbaik di Paris.

Theresia mengatakan, pemberian beasiswa tersebut turut membuktikan bagaimana Pintu Incubator sangat diapresiasi oleh pemerintah Prancis.

(Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Saya sempat ngobrol dengan Bapak Duta Besar Prancis untuk RI. Beliau bilang program Pintu menjadi pembicaraan dan masuk dalam program prioritas yang harus didukung Prancis," ujarnya.

Padahal, Prancis sedang menghadapi berbagai dinamika di negerinya sendiri tahun ini. Mulai dari perannya sebagai tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2024 pada akhir Juli nanti, hingga pemilihan umum yang memicu gejolak situasi politik nasional.

"Selain karena kami membina relasi yang baik dengan mereka, mungkin mereka juga yakin dan percaya dengan talenta-talenta di sini," kata Thresia.

Seperti tahun sebelumnya, beberapa desainer Prancis bakal ikut memamerkan koleksinya di JF3 Fashion Festival. Tak hanya itu, untuk pertama kalinya, DRP, festival fashion urban dari Paris, juga diboyong. Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang menggelarnya.

Pembukaan JF3 Fashion Festival 2022. (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Thresia berharap, festival yang akan berlangsung pada 26 Juli - 4 Agustus di SMS ini dapat memberikan inspirasi dan aspirasi bagi jenama lokal Tanah Air.

Paris dengan segala citranya sebagai kiblat mode dunia memang mitra yang tepat untuk membantu mengangkat industri mode Tanah Air. Namun, ia tak melupakan peran ekosistem fashion di kawasan Asia Tenggara.

Oleh karena itu, JF3 Fashion Festival 2024 turut melibatkan ASEAN Fashion Designers Showcase (AFDS).

"Saya rasa kita perlu melihat lebih dekat sudah sejauh mana desainer-desainer negara tetangga lakukan sehingga kita bisa saling belajar. Mereka mengakui perancang Indonesia sangat kreatif dan desainnya bagus, cuma eksekusi perlu banyak perbaikan," ungkap Thresia.