Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Scarf Keffiyeh, Simbol Palestina yang Sarat Makna Perjuangan

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Selasa, 31 Okt 2023 07:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Syifa Hadju
Aktris Syifa Hadju memakai keffiyeh saat aksi Bela Palestina. Foto: dok. Instagram/@syifahadju
Jakarta -

Israel terus melancarkan serangan udara di Jalur Gaza yang sejauh ini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 8.000 warga Palestina. Serangan membabi buta itu memunculkan gelombang protes pro-Palestina di berbagai penjuru dunia.

Pengunjuk rasa di Indonesia, Turki, Denmark, Tunisia hingga Inggris turun ke jalan untuk menyerukan segera diberlakukannya gencatan senjata demi kemanusiaan. Mereka beraksi mengibarkan bendera Palestina, mengangkat spanduk 'Free Palestine', dan banyak pula yang mengenakan keffiyeh, scarf yang menjadi simbol perjuangan Palestina untuk merdeka dan melawan kekejaman zionis.

Ya, sejak puluhan tahun, keffiyeh erat dikaitkan dengan Palestina. Bahkan selembar kain motif kotak-kotak warna hitam-putih ini digambarkan oleh sejumlah orang sebagai 'bendera tak resmi' negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lama diidentikkan dengan perjuangan Palestina selama 75 tahun, scarf berukuran 120 cm x 120 cm ini secara tradisional dikenakan sebagai penutup kepala oleh pria pedesaan di Palestina. Caranya dengan dilipat secara diagonal menjadi segitiga, kemudian diletakkan di atas kepala.

Kini keffiyeh tak hanya dipakai di kepala, tapi juga dililitkan di leher, disampirkan di bahu, atau dibentuk simpul di bagian dada. Keffiyeh saat ini dikenakan oleh para aktivis hak asasi manusia, pengunjuk rasa anti-perang, hingga selebriti; melampaui gender, agama dan kebangsaan demi tercapainya perdamaian.

ADVERTISEMENT

Keffiyeh adalah Simbol Perjuangan

BAGHDAD, IRAQ - OCTOBER 15:  An Iraqi elderly man votes at a polling station on October 15, 2005 in Baghdad, Iraq. Iraqis went to the polls today to vote on a new constitution amid heavy security as insurgents vowed to disrupt the referendum.  (Photo by Muhannad Fala?ah /Getty Images)Foto: Getty Images

Menurut Anu Lingala, penulis 'A Socio-political History of the Keffiyeh', scarf ini umum dikenakan di kalangan petani, pekerja pedesaan dan Badawi atau Bedoin, suku pengembara di Jazirah Arab. Mereka biasa menggunakan keffiyeh di atas kepala untuk menutupi bagian belakang leher dan melindungi kulit dari panasnya matahari di musim panas serta dinginnya angin di malam hari.

"Menutup kepala juga merupakan prinsip penting dalam budaya tradisional Palestina," terang Lingala, seperti dikutip dari Middle East Eye.

Kaum Nasionalis Palestina juga menggunakan keffiyeh untuk menutupi wajah mereka demi menyembunyikan identitas mereka demi menghindari penangkapan dalam Pemberontakan Arab melawan pemerintah kolonial Inggris pada 1936. Pada masa itu, tepatnya saat muncul Mandat Britania untuk Palestina, yang melarang pemakaian jilbab atau penutup kepala, keffiyeh beralih fungsi menjadi identitas bangsa.

Warga Palestina memakai keffiyeh sebagai tanda solidaritas bagi para pemberontak dan kaum revolusioner yang berusaha melawan Mandat Britania. Mereka beramai-ramai mengenakan scarf tersebut untuk mengecoh orang Britania.

"Warga Palestina dari semua kelas sosial bersama-sama mengenakan keffiyeh, sehingga sulit untuk mengidentifikasi kaum revolusioner," jelas Maha Saca, kepala Pusat Warisan Palestina di Bethlehem.

Bertahun-tahun kemudian, pada 1960-an, Pemimpin Palestina Yasser Arafat mempopulerkan keffiyeh ke masyarakat global. Dia tidak pernah terlihat di acara apapun tanpa mengenakan keffiyeh. Hingga saat ini keffiyeh pun tetap menjadi simbol dan ikon utama kebangsaan Palestina.

Makna Motif Keffiyeh

Seorang pengunjuk rasa memakai keffiyeh saat aksi Bela Palestina di Seattle, Washington, AS, pada Sabtu (21/10/2023).Seorang pengunjuk rasa memakai keffiyeh saat aksi Bela Palestina di Seattle, Washington, AS, pada Sabtu (21/10/2023). Foto: AP/Lindsey Wasson

Salah satu ciri keffiyeh adalah motif mirip garis dan kotak-kotak di atas kain putih. Ada beberapa versi dalam interpretasi makna motif keffiyeh, namun yang paling populer adalah jala ikan, garis dan daun zaitun.

"Jala adalah gambaran keterikatan dan ketergantungan: dalam jaring, untaian tunggal menjadi sesuatu yang lebih besar, lebih kuat. Sebagai satu untaian agar lebih mampu menggenggam," kata seniman Palestina Fargo Tbakhi.

Motif garis geometris merepresentasikan rute perdagangan yang melintasi Palestina. Sementara daun zaitun menyimbolkan kekuatan dan ketahanan.

Zaitun merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan kuliner, sosial dan ekonomi Palestina. Menurut penulis Palestina Susan Abulhawa, pohon zaitun tidak hanya menjadi sarana rezeki dan pendapatan bagi warga Palestina, tapi juga menjadi simbol di acara sosial dan nasional yang penting. Zaitun hadir dalam puisi, lagu, makanan, cerita rakyat, dan ilmu pengetahuan.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads