Warna-Warni Kejayaan Mode Paris Era 80-an di Koleksi Terbaru Didi Budiardjo
Didi Budiardjo bernostalgia dengan Paris, Prancis. Kiblat mode dunia yang sempat menjadi tempatnya menuntut ilmu itu sekali lagi menginspirasi sang desainer, kali ini untuk koleksi teranyarnya.
Perjalanan Didi ke Paris tahun lalu meninggalkan kenangan manis tersendiri. Ketika itu, ia berkesempatan menginap di HΓ΄tel Inter-Continental, hotel ikonis yang memiliki andil besar dalam revolusi industri mode dunia.
Pada 1976, Salon ImpΓ©rial, nama ballroom hotel tersebut, menjadi tuan rumah bagi koleksi adibusana (haute couture) rancangan Yves Saint Laurent. Itu adalah kali perdana sang desainer legendaris tersebut mempresentasikan karyanya di luar butik dan studionya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pertama kalinya pula, musik dipakai untuk mengiringi langkah para model. Sebelumnya, sudah lumrah bahwa desainer mempresentasikan koleksi tanpa iringan musik.
Berikutnya adalah sejarah. Sejumlah nama besar lain seperti Hubert de Givenchy hingga Christian Lacroix turut menggunakan lokasi yang sama untuk memperkenalkan kreasi terbaru bagi para klien.
(Foto: Abduh/detikcom) |
Dari situlah cikal bakal ide peragaan teranyar Didi yang diberi tajuk 'Cafe Society'. Desainer kelahiran Malang, Jawa Timur, itu menggelarnya di Hotel Mulia pada Rabu (19/7/2023).
"Selama di Inter-Continental Paris, hampir setiap hari saya melewati ballroom tersebut. Semua show yang sangat penting dalam kehidupan saya digelar di situ. Mungkin anak-anak muda sekarang tidak banyak yang tahu tentang peristiwa tersebut," ujar Didi saat berbincang dengan Wolipop beberapa hari jelang peragaan.
Foto: Abduh/detikcom |
'Cafe Society', lanjut Didi, sebetulnya adalah cerminan perkumpulan individu yang laik disebut sebagai ikon karena sosoknya yang inspiratif. Di Paris lah, ia mendapatkan ilham tersebut.
Maka pengaruh mode era akhir 80-an hingga awal 90-an menonjol di koleksi ini karena pada masa-masa tersebut hidupnya terfokus di Paris karena studi.
Foto: Abduh/detikcom |
Penampilan Lady Diana, Madonna, hingga model Grace Jones,menjadi inspirasi utama. Terlihat dari sejumlah gaun bergaya off shoulder, big shoulder, dan vest.
Warna-warna vibrant khas tahun 1980-an hadir seperti warna merah, kuning, oranye, hijau, biru, serta kontras tinggi warna hitam dan putih. Salah satu karakter Didi Budiardjo adalah pemilihan bahan-bahan yang mewah, juga bahan vintage dari koleksi pribadi.
"Tantangannya agak berat karena saya tidak ingin terjebak dalam gaya yang terlalu retro atau 80-an, lalu mengemasnya dengan tampilan kekinian," ujar Didi soal kesulitan mengolah koleksi yang terdiri dari 50 looks itu.
Sempat Diragukan
Hampir separuh masa akademisnya dihabiskan di Paris pada akhir 1980-an. Setelah menuntaskan sekolah desain LPTB Susan Budihardjo dan memenangkan kompetisi desain di Singapura, ia berkesempatan ke Paris untuk melanjutkan studi di Atelier Fleuri Delaporte, dengan pengkhususan pada keterampilan mendesain sebuah pakaian hingga menggambar tekstur kain (stylisme).
Sembari menuntut ilmu, Didi membagi waktu antara Jakarta dan Paris. Di Tanah Air, ia mulai menseriusi karier sebagai desainer dengan menggarap koleksi busana siap pakai yang dibuat di garasi rumahnya.
Foto: Abduh/detikcom |
Meski Kenzo, Yohji Yamamoto, Rei Kawakubo, sudah membuka jalan, Didi hanya segelintir murid asal Asia yang mengambil studi mode secara formal di Paris. Tak jarang, ia kerap dipandang sebelah mata.
"Waktu itu bersama rekan saya, Eddy Betty, kami sering dipertanyakan oleh pengajar di sana. Mereka tidak yakin bahwa profesi desainer sangat menjanjikan bagi orang Indonesia," katanya.
Didi Budiardjo usai mempresentasikan koleksi terbaru dalam peragaan bertajuk 'Cafe Society'. (Foto: Abduh/detikcom) |
Berkaca pada pengalamannya menuntut ilmu di Paris, ia ingin berbagi semangat berkarya kepada bibit muda penerus pelaku industri kreatif, khususnya mode. Didi Budiardjo mengundang 100 siswa dari berbagai sekolah mode di Jakarta dan sekitarnya untuk menyaksikan gelaran 'CafΓ© Society'.
"Untuk menjadi desainer yang baik, dia harus tahu bagaimana sebuah baju dibuat dengan baik. Apapun itu, meski busananya sederhana. Dia juga perlu memiliki karakter tersendiri dan tentu tidak melupakan akar budaya," ujar perancang yang juga menaruh perhatian khusus pada pelestarian wastra Nusantara ini.
(dtg/dtg)
Health & Beauty
Auto Cantik! Styling Rambut Jadi Cepat & Mudah dengan NVMEE Taurus Hair Styler 2.0
Health & Beauty
Wajib Dicoba! 3 Body Lotion Wangi & Melembabkan Yang Bikin Mood Naik dan Kulit Makin Glowing
Health & Beauty
Yuk Kenalan Sama Blackmores Ultimate Radiance Skin, Suplemen Kulit dari Dalam Untuk Wajah Glowing dan Awet Muda!
Fashion
Anti Gerah dan Bau! 3 Jaket Sport ini Bisa Jadi Pilihan untuk Temani Aktivitasmu
Met Gala Dikritik Soal Keterlibatan Jeff Bezos, Ini Tanggapan Anna Wintour
Terungkap Detail Kalung Mewah J.Lo di Pernikahan Crazy Rich India yang Viral
Tobatenun Gelar Mauliate, Lelang Koleksi untuk Korban Bencana di Sumatera
Kolaborasi Teranyar BRI Buka Ruang Baru bagi UMKM Naik Kelas
Saat Peron Subway New York City Jadi Catwalk Busana Mewah Chanel
7 Foto Rumah Maia Estianty, Ada Kolam Renang Mengandung Anti Aging
Klarifikasi Ken Chu Tak Ikut Konser Reuni F4, Ungkap Fakta Mengejutkan
Kisah Wanita Diselamatkan Pria Saat Gempa, 12 Tahun Kemudian Dinikahi
Ramalan Zodiak 10 Desember: Libra Banyak Urusan, Scorpio Terima Keadaan















































Foto: Abduh/detikcom