ADVERTISEMENT

Memorable! Gaya Petenis Yayuk Basuki di Wimbledon 1996 Dipuji Vogue

Daniel Ngantung - wolipop Kamis, 30 Jun 2022 13:00 WIB
28 Jun 1996:  Yayuk Basuki of Indonesia in action during the Wimbledon tennis championships at the all England Club in London, England.                                                                                            Mandatory Credit: AllsportUK Aksi Yayuk Basuki di Wimbledon 1996. Gayanya masuk daftar momen stylish para petenis dunia dalam sejarah Wimbledon versi Vogue. (Foto: Clive Brunskill/Allsport/Getty Images)
London -

Menandai digelarnya turnamen Wimbledon 2022, majalah Vogue membuat daftar momen penuh gaya para petenis wanita dalam sejarah Grand Slam lapangan rumput tersebut. Di antara nama-nama legenda tenis yang bertengger di daftar itu, ada petenis senior Indonesia Yayuk Basuki yang berjaya di era 90-an.

Nama Yayuk Basuki bersandingan dengan para ikon tenis dunia seperti Margaret Court, Billy Jean King, Pam Shriver, dan Steffi Graf. Di sebuah artikel yang terbit pada Selasa (28/6/2022), majalah yang dijuluki 'fashion bible' itu memuji gaya busana mereka saat bertanding di Wimbledon karena 'memorable' alias tak terlupakan.

Berbeda dari tiga Grand Slam lainnya (US Open, Australian Open, dan Roland Garros), Wimbledon yang digelar tahunan di London, Inggris, mengharuskan semua petenis, baik pria maupun wanita, berpakaian serba putih saat berlaga. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa tampil dengan busana yang berdaya tarik tersendiri.

28 Jun 1996:  Yayuk Basuki of Indonesia in action during the Wimbledon tennis championships at the all England Club in London, England.                                                                                            Mandatory Credit: AllsportUKPenampilan Yayuk Basuki di Wimbledon 1996. (Foto: Clive Brunskill/Allsport/Getty Images)

Yayuk Basuki diapresiasi untuk outfit-nya di Wimbledon 1996 saat melawan petenis Rumania Ruxandra Dragomir. Kala itu, pakaian tanding keluaran adidas menjadi andalan wanita kelahiran Yogyakarta, 30 November 1970, tersebut.

Tampilan white on white tersebut terdiri dari atasan lengan pendek V-neck yang dihiasi motif tiga garis hitam tebal khas Adidas pada bagian kerah. Sementara itu, garis-garis yang lebih tipis menghiasi bagian lengan. Tidak ketinggalan, logo WTA, Women's Tennis Association atau Asosiasi Tenis Wanita dunia.

Petenis Indonesia yang pertama kali tampi di Wimbledon pada 1991 itu lalu memadukan atasannya dengan rok pendek yang jatuh di atas lutut. Siluet A-line dengan sentuhan berlipit sukses memancarkan aura feminin Yayuk Basuki. Sepasang anting yang tampak seperti dihiasi berlian solitaire-cut yang sederhana turut menyempurnakan gayanya di lapangan.

28 Jun 1996:  Yayuk Basuki of Indonesia in action during the Wimbledon tennis championships at the all England Club in London, England.                                                                                            Mandatory Credit: AllsportUKDi Wimbledon 1996, Yayuk Basuki memakai baju tenis serba putih dari adidas. (Foto: Clive Brunskill/Allsport/Getty Images)

Barang tentu, sepatu tenis yang dipakai Yayuk Basuki berwarna putih dan bermerek adidas seperti pakaiannya. Selan itu, ia melengkapi perlengkapan 'tempur'-nya dengan topi putih, lengkap dengan ikatan rambut senada.

Walau takluk di tangan Dragomir di babak pertama nomor tunggal wanita tersebut, Yayuk Basuki akan tetap dibanggakan sebagai petenis pertama Indonesia yang lolos kaulifikasi Wimbledon.

Di luar estetikanya yang mengundang pujian, pakaian tersebut menjadi bagian penting dari eksistensi Indonesia dalam sejarah tenis dunia.

Tennis: Wimbledon: Tennis: Wimbledon, USA Billy Jean King in action vs Australia Evonne Goolagong Cawley during Women's Final at All England Club.London, England 7/6/1975CREDIT: Tony Triolo (Photo by Tony Triolo /Sports Illustrated via Getty Images)(Set Number: X19662 )Outfit petenis Billy Jean King di Wimbledon 1975 yang dipuji Vogue sebagai salah satu gaya yang tak terlupakan dalam sejarah Grand Slam lapangan rumput tersebut. (Foto: Sports Illustrated via Getty Ima/Tony Triolo)

Asal-Usul Dress-Code Sebra Putih Wimbledon

Digelar sejak 1877, Wimbledon memberlakukan 'dress-code' yang cukup ketat bagi para petenis yang berpartisipasi. Hanya pakaian serba putih yang boleh dipakai, termasuk sepatu hingga aksesori.

"Tidak boleh ada garis yang tebal atau panel berwarna. Garis di sekitar leher dan lengan yang bisa ditoleransi tidak lebih dari 1 cm," demikian bunyi salah satu poin aturan berpakaian yang tertera di situs Wimbledon.

Simona Halep sukses merengkuh trofi Wimbledon 2019. Petenis asal Rumania itu sukses mengalahkan jagoan Amerika Serikat Serena Williams.Simona Halep sukses merengkuh trofi Wimbledon 2019. Petenis asal Rumania itu sukses mengalahkan jagoan Amerika Serikat Serena Williams. (Foto: Reuters)

Menurut The Independent, kebijakan tersebut tak lepas dari budaya berpakaian serba putih di pertandingan tenis yang digelar sebagai acara kumpul-kumpul kaum elite pada 1800-an.

Valerie Warren mengungkapkan dalam tulisannya di buku 'Tennis Fashions: Over 125 Years of Costume Change', kala itu baju berkeringat dianggap tak elok dipandang. "Salah satu masalah yang sangat diperhatikan ketika itu adalah keringat," tulisnya.

Bagaimana seorang wanita harus berpenampilan menjadi titik berat keputusan tersebut. Ia menulis, "Sesuatu hal yang sulit dimengerti pada masa itu bila melihat wanita berkeringat."

Baju putih seperti yang menemani penampilan Yayuk Basuki dan petenis lain di Wimbledon terlihat tak selepek baju warna-warni saat berkeringat.



Simak Video "Pesona Petenis Yayuk Basuki di Wimbledon Dilirik Vogue"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)