Chanel akan Naikkan Harga Tas akibat Corona, Orang Justru Antre Beli

Chanel akan menaikkan harga beberapa tas ikonik seperti Boy Bag, Gabrielle, Chanel 11.12, Chanel 2.55 dan Chanel 19. Lagi-lagi kenaikan harga barang ini merupakan imbas dari pandemi virus Corona.

Seperti diberitakan Reuters, bahan mentah untuk produksi tas premium, kini menjadi langka karena banyak pabrik tekstil maupun produsen kulit yang tutup. Hal itu menyebabkan harga bahan mentah melonjak yang mengakibatkan harga produksi juga naik.

Dalam pernyataannya, rumah mode asal Prancis ini mengumumkan akan memberlakukan penyesuaian harga untuk tipe tas yang telah disebutkan di atas, juga beberapa produk fashion terbuat dari kulit. Kenaikan harga akan diterapkan di cabang Chanel seluruh dunia.

"Penyesuaian harga ini ditetapkan sekaligus memastikan agar tidak ada perbedaan harga yang terlalu signifikan antar negara, sejalan dengan komitmen kami tentang harmonisasi harga," demikian ditulis pihak Chanel.

Diperkirakan harga jual tas Chanel ke konsumen akan naik sekitar 5 sampai 17 persen. Menariknya, setelah Chanel mengumumkan kenaikan harga pada 13 Mei 2020, permintaan produk justru meningkat.

Tak lama setelah diumumkan, antrean pembeli mengular di depan sejumlah butik Chanel di China. Menurut laporan South China Morning Post, antrean lebih panjang dari biasanya. Pengunjung yang rata-rata memakai masker ini berniat membeli tas Chanel sebelum kenaikan harga resmi diterapkan.

Peristiwa yang sama juga terjadi di Seoul, Korea Selatan. Para pembeli berbondong-bondong mengantre di luar gerai Chanel sejak pukul 5 pagi.

Tak hanya Chanel, brand high-end seperti Louis Vuitton dan Tiffany & Co. juga menaikkan harga jual produknya hingga 11 persen di Korea Selatan. Sebagian orang curiga bahwa pengumuman kenaikan harga ini hanya akal-akalan brand fashion high-end untuk meraup keuntungan dari konsumen Korea Selatan, setelah Negeri Ginseng itu melonggarkan kebijakan lockdown dan jaga jarak.

Bagaimana menurut kamu?