Tentang Gaya Ikonis Didi Kempot, Ini Makna Beskap dan Belangkon
Didi Kempot meninggal dunia dalam usia 53 tahun, Selasa (5/5/2020). Selain lagu-lagu patah hati yang membekas di hati para Sobat Ambyar -julukan bagi penggemarnya-, gaya busana Didi Kempot juga meninggalkan kenangan tersendiri.
Melantunkan tembang bernuansa campur sari, Didi Kempot kerap beraksi di panggung dalam balutan busana khas Jawa yang terdiri dari padanan beskap dan jarik. Tidak ketinggalan, belangkon sebagai sentuhan akhir.
Entah itu manggung di sebuah acara TV atau acara pernikahan, gaya tersebut akan menemani penampilan pria asal Solo, Jawa Tengah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat memakai busana daerah masih dianggap ketinggalan zaman, Didi Kempot justru memilihnya. Bagi penyanyi berjulukan Lord of the Broken Heart itu, berbeskap dan belangkon adalah gaya kekinian versinya.
Menariknya, gaya 'kuno' tersebut tak membuat fans Didi Kempot berkurang. Sebaliknya, penikmat musik Didi Kempot semakin bertambah. Tak cuma mereka yang sudah berumur, para Sobat Ambyar juga mencakup anak-anak milenia
Beskap merupakan pakaian tradisional dari Jawa untuk para pria yang lazim dipakai di acara-acara formal, semisal pernikahan atau upacara adat. Dihimpun dari berbagai sumber, kata beskap sendiri berasal dari beschaafd yang dalam bahasa Belanda dimaknai sebagai civilized atau beradab.
Desainnya diyakini terinspirasi dari jas yang biasa dipakai para pria Belanda di era kolonial. Beskap yang sering dijumpai saat ini bergaya Surakarta. Modelnya seperti jas tutup dengan kancing terpasang di kanan dan kiri. Warnanya polos, entah hitam, coklat atau putih.
Selain beskap dikenal pula baju sejenis bernama atela. Bedanya, kancing baju berada di bagian tengah dari kerah leher ke bawah. Ada pula surjan yang erat kaitannya dengan gaya pakaian khas keraton Yogyakarta. Siluetnya mirip dengan beskap, hanya saja surjan dihiasi motif floral.
Sebagai penyempurna beskap, hadir belangkon. Banyak yang meyakini bahwa penutup kepala ini merupakan pengaruh dari budaya Hindu dan Islam. Kebudayaan tersebut dibawa oleh para pedagang keturunan Arab dan Asia Selatan yang kala itu sering menggunakan sorban.
Terinspirasi, pria Jawa pribumi pun terilhami untuk membuat penutup kepala sendiri. Jadilah penutup kepala berbahan batik yang dikenal sebagai belangkon.
Didi Kempot pun berhasil membuktikan bahwa beskap dan belangkon tak lekang oleh waktu.
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
Kisah Hidup Zhang Xin, dari Buruh Pabrik Jadi Wanita Terkaya Dunia
Transformasi Asmirandah Before-After Sedot Lemak, Makin Cantik dan Langsing
Ramalan Zodiak 6 Desember: Aries Atur Pengeluaran, Taurus Jangan Boros
Ini Rahasia Rambut Sehat Berkilau Tasya Farasya dan Davina Karamoy











































