Gebrakan Vivi Zubedi, Desainer Abaya yang Kini Jual Tas dari Rumput
Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 15 Nov 2019 05:41 WIB
Jakarta
-
Desainer Vivi Zubedi menambah satu lagi label baru di bawah naungannya. Perempuan yang memulai kariernya sebagai perancang abaya itu membuat sebuah lini khusus aksesori yang terbuat dari purun.
The Purun Label, begitu namanya, diperkenalkan perdana saat Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di JCC, Kamis (14/11/2019). Purun (Lepironia articulata) adalah tanaman sejenis rumput yang banyak ditemukan di rawa-rawa atau tanah payau.
Vivi sendiri menggunakan purun olahan perajin di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Purun diolah dengan cara dijemur, dipipihkan, diwarnai, dikeringkan, kemudian dianyam menjadi berbagai macam produk seperti tas dan topi.
Hampir 90 persen dari populasi di daerah tersebut adalah perajin purun dan menggantungkan hidup mereka pada penjualan kerajinan yang berbahan dasar purun.Sayangnya, hasil kreasi mereka kurang diminati. Prihatin, Vivi pun termotivasi untuk menggandeng para perajin.
"Setelah ditelusuri permasalahannya, mereka ternyata tidak ada media promosi dan susah untuk mendistribusikan. Mereka hanya bisa buka lapak di depan rumah, sementara mereka setiap hari bikin tas dari purun. Bayangkan mau dikemanakan jualan mereka?" kata Vivi jelang peragaan.
Menurut Vivi, purun buatan mereka bisa menjadi sebuah produk fashion. Apalagi, kata Vivi, Dolce & Gabbana juga sudah pernah mengeluarkan koleksi tas berbahan purun.
Selama dua bulan Vivi mendedikasikan diri untuk membina perajin membuat produk-produk yang memiliki nilai tambah. Ia bahkan tinggal sementara di Banjarbaru. Kebetulan juga suaminya berasal dari Kalimantan Selatan.
Hasilnya deretan tas dan topi dalam nuansa Bohemian yang eklektik dan penuh warna semarak. Tas dan topi yang dulu polos kini berhiaskan detail pompom, renda, potongan cermin, manik-manik, hingga patch berwarna off-white yang menjadi daya tarik tersendiri.
"Sebelumnya, sudah ada buyers dari China yang ingin melihat koleksi ini. Semoga ke depannya, The Purun Label bisa mensejahterakan hidup para perajin dan keluarganya," kata Vivi yang juga sebagai Founder & Head Director Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia.
Tak cuma menarik secara estetika, produk ini juga diklaim ramah lingkungan. 'Sustainability' sendiri menjadi tema yang diusung ISEF 2019.
(dng/eny)
The Purun Label, begitu namanya, diperkenalkan perdana saat Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di JCC, Kamis (14/11/2019). Purun (Lepironia articulata) adalah tanaman sejenis rumput yang banyak ditemukan di rawa-rawa atau tanah payau.
Vivi sendiri menggunakan purun olahan perajin di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Purun diolah dengan cara dijemur, dipipihkan, diwarnai, dikeringkan, kemudian dianyam menjadi berbagai macam produk seperti tas dan topi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vivi Zubedi meluncurkan tas dari bahan purun, sejenis tanaman rumput di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019. Foto: Muhammad Abduh/Detikcom |
Hampir 90 persen dari populasi di daerah tersebut adalah perajin purun dan menggantungkan hidup mereka pada penjualan kerajinan yang berbahan dasar purun.Sayangnya, hasil kreasi mereka kurang diminati. Prihatin, Vivi pun termotivasi untuk menggandeng para perajin.
"Setelah ditelusuri permasalahannya, mereka ternyata tidak ada media promosi dan susah untuk mendistribusikan. Mereka hanya bisa buka lapak di depan rumah, sementara mereka setiap hari bikin tas dari purun. Bayangkan mau dikemanakan jualan mereka?" kata Vivi jelang peragaan.
Menurut Vivi, purun buatan mereka bisa menjadi sebuah produk fashion. Apalagi, kata Vivi, Dolce & Gabbana juga sudah pernah mengeluarkan koleksi tas berbahan purun.
Foto: Muhammad Abduh/Detikcom |
Selama dua bulan Vivi mendedikasikan diri untuk membina perajin membuat produk-produk yang memiliki nilai tambah. Ia bahkan tinggal sementara di Banjarbaru. Kebetulan juga suaminya berasal dari Kalimantan Selatan.
Hasilnya deretan tas dan topi dalam nuansa Bohemian yang eklektik dan penuh warna semarak. Tas dan topi yang dulu polos kini berhiaskan detail pompom, renda, potongan cermin, manik-manik, hingga patch berwarna off-white yang menjadi daya tarik tersendiri.
"Sebelumnya, sudah ada buyers dari China yang ingin melihat koleksi ini. Semoga ke depannya, The Purun Label bisa mensejahterakan hidup para perajin dan keluarganya," kata Vivi yang juga sebagai Founder & Head Director Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia.
Tak cuma menarik secara estetika, produk ini juga diklaim ramah lingkungan. 'Sustainability' sendiri menjadi tema yang diusung ISEF 2019.
(dng/eny)
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Home & Living
SANKEN HWN-K13: Dispenser Portable Ringan, Higienis & Hemat Listrik!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Brand Fashion AS 'Serbu' Indonesia: Ekonomi Melambat, Minat Belanja Tak Surut
Beyonce Hingga Nicole Kidman Ditunjuk Sebagai Co-Chair MET Gala 2026
Outfit Lewis Hamilton Serba Dior di F1 Abu Dhabi 2025, Disebut Fashion Victim
Makna Busana Serasi Oranye Timothee Chalamet & Kylie Jenner yang Jadi Sorotan
TikTok Viral Verificator
Viral Kisah Pria Terjebak Banjir di Aceh: Rumah Jebol, Tidur di Atas Truk
Most Popular
1
Foto Ratu Thailand & Pangeran Brunei Ikut SEA Games 2025, Royalty Turun Arena!
2
Tak Percaya Dokter, Influencer Meninggal Usai Melahirkan Sendiri di Rumah
3
Viral Verificator
Viral Pernikahan Unik, Tamunya Antre Makan Mi Instan Gelas & Jajanan Warung
4
Ramalan Zodiak 12 Desember: Aries Manfaatkan Peluang, Gemini Evaluasi Diri
5
Ramalan Zodiak 12 Desember: Leo Bertindak Tegas, Virgo Perbaiki Kekurangan
MOST COMMENTED












































Vivi Zubedi meluncurkan tas dari bahan purun, sejenis tanaman rumput di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019. Foto: Muhammad Abduh/Detikcom
Foto: Muhammad Abduh/Detikcom