Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Seluk-Beluk Sock-Sneakers yang Sedang Jadi Tren Sepatu 2017

Alissa Safiera - wolipop
Senin, 23 Okt 2017 17:32 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Ist.
Jakarta - Tren sepatu sneakers masih belum akan ke mana-mana di tahun depan. Berdasarkan pengamatan dari runway pekan mode dunia kemarin, ada satu model sepatu yang tampak menonjol di tahun ini hingga 2018 nanti, yaitu sock-sneakers. Bayangkan sepatu sneakers dengan kaus kaki' tambahan yang langsung tersambung ke sepatu untuk memberi kenyamanan pada pemakainya. Nilai plusnya, tidak perlu repot mengikat tali sepatu lagi.

Sock-sneakers sebenarnya bukan model sepatu yang diinovasikan di tahun 2017. Mengutip dari GQ, Vans sudah merilis slip-on klasik di awal tahun '70-an. Sayang, sneakers kanvas dengan model elastis kala itu kurang diminati, khususnya untuk olahraga.

Di lain brand, Nike membuat sneakers self-lacing alias bisa mengikat tali sendiri dengan seri HyperAdapt 1.0. Sepatu ini terinspirasi dari film sci-fi Back to the Future II di tahun 1989 dan kemudian dibuat dalam dunia nyata pada 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan fitur yang keren seperti sepatu masa depan, sepatu yang dijual secara terbatas ini belum juga mencetak tren. Jelas saja, harga retailnya saja mencapai US$ 700 atau Rp 9,4 jutaan.

Meninggalkan Nike HyperAdapt, kemudian ada sneakers stylish lainnya yaitu Nike Flyknit, Adidas Primeknit dan lainnya. Kehadirannya menjawab kesenjangan harga dari HyperAdapt yang futuristik.

Popularitas sock-sneakers atau yang biasa juga disebut 'snockers' mulai berjaya lagi di tahun 2000 dengan lahirnya Nike Presto. DNA Presto bahkan terlihat di merek lain seperti Adidas Ultra Boost yang debut di 2015. Seperti Presto, menggabungkan desain lidah sepatu yang nyaman dengan struktur tali yang dinamai 'cage'.
Seluk-Beluk Sock-Sneakers yang Sedang Jadi Tren Sepatu 2017Foto: Ist.

Loncat ke runway fashion dunia, kini snocker bukan lagi dibuat untuk kenyamanan berolahraga. Misalnya di koleksi Yeezy Boost milik Kanye West, desainnya bukan dibuat untuk berlari. Pun pada koleksi sepatu Balenciaga yang dinamai Speed Trainers atau sneakers Tristan dari Acne. Sepatu-sepatu ini tak perlu lagi tambahan tali pengencang, bahkan cocok pula dipakai bersama setelan jas untuk para pria.

Tidak semua orang mencintai model snockers saat ini. Di 2016, Jesse Radmacher, direktur desain Adidas pernah mengatakan kepada Sole Collector, "Kamu membuat sesuatu ke dunia ini dan tak pernah tahu bagaimana orang-orang akan menerimanya, namun itu inti dari proyek ini. Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang kamu tahu bila itu tidak benar-benar dimaksudkan untuk semua orang," ungkapnya.

Seperti yang Jesse katakan, tidak ada yang tahu sepatu mana yang akan jadi tren besar dunia. Ingat saja waktu Nike Air Max dan Air Jordan IV dibuat, mereka tidak sepopuler itu. Tapi sekarang, pecinta sneakers mencintainya karena kesan klasik yang diberikan. Seiring waktu berjalan, tidak menutup kemungkinan sepatu sneakers akan lebih kasual, minimalis tanpa tali akan jadi bagian dari koleksi tiap orang. (asf/asf)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads