Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Laporan dari Melbourne

Jelang Fashion Show di Melbourne, Restu Anggraini Disambut Menlu Australia

Alissa Safiera - wolipop
Rabu, 09 Mar 2016 08:33 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. ETU
Jakarta - Sedikit demi sedikit, Indonesia semakin memantapkan tujuannya menjadi pusat mode muslim di tahun 2020. Para desainer moslemwear pun tak hanya jago kandang, namun mulai menunjukkan taringnya di kancah dunia internasional, salah satunya adalah desainer muda Restu Anggraini.

Desainer yang konsisten menawarkan garis maskulin dalam setiap karyanya ini akan menjadi desainer hijab pertama yang tampil di salah satu pekan mode bergengsi Australia, Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF) pada 10 Maret 2016 mendatang. Perjalanan ini pun dimulai ketika Restu keluar sebagai pemenang untuk ANZ Australia Indonesia Young Fashion Designer Award di Jakarta Fashion Week tahun lalu.

Kehadiran desainer yang akrab dengan sapaan Etu itu disambut baik oleh pemerintahan Australia. Dalam acara pembukaan VAMFF di Melbourne Senin (7/3/2016), Etu berkesempatan berbincang dengan Julie Bishop, Menteri Luar Negeri Australia dan juga chairwoman VAMFF Laura Anderson.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Julie Bishop mengucapkan selamat datang dan bicara tentang hubungan Indonesia-Australia yang sudah terjalin sejak 200 tahun lalu. Beliau juga bicara tentang seberapa powerful fashion diplomacy untuk mempererat hubungan Australia dan Indonesia. Beliau bicara tentang fashion secara umum yang menyambut ETU untuk fashion show Kamis besok," terang Etu saat berbincang dengan Wolipop di Melbourne Australia, Rabu (9/3/2016).

Etu saat ini tengah mempersiapkan karya terbarunya untuk musim gugur 2016 di hadapan pasar Australia, khususnya Melbourne. Lewat koleksi berjudul La Voyageuse, Etu akan menampilkan 23 karya terbarunya.

Diungkap oleh sang desainer, La Voyageuse bercerita tentang generasi muda muslim di seluruh dunia yang modern, terbuka terhadap teknolgi dan kemajuan zaman, namun bangga atas identitasnya sebagai muslim.

"La Voyageuse sendiri berarti the traveller atau sang petualang. ETU ingin menunjukkan bahwa koleksi kali ini punya dua arti, yang pertama bercerita bahwa brand ETU itu memang ditujukan untuk pasar global (going places/ keliling dunia), dan juga desain ETU universal tanpa melihat perbedaan agama dan bangsa. ETU is set to be a global brand regardless of it's religion and nation," tambah Etu.

Koleksi yang akan dipresentasikan di VAMFF Kamis (10/3/2016) ini akan didominasi dengan palet hitam dan abu-abu. Maskulinitas senantiasa menjadi ciri rancangannya yang tak hanya memperlihatkan detail jahitan secara tegas namun juga menutupi siluet wanita yang memakainya.

Melbourne Fashion Festival ke-20 di tahun ini akan menghadirkan lebih dari 200 desainer lokal Australia dan internasional. Selain Etu, beberapa desainer dunia yang akan hadir di pekan mode ini adalah Alex Perry, Alice McCall, Bianca Spender, Dion Lee, Manning Cartel dan Scanlan Theodore dari Australia. Ajang ini juga akan menampilkan koleksi terbaru dari desainer Prancis, Jean Paul Gaultier yang berkolaborasi dengan brand high street Target. (asf/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads