Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Mengenal Desainer Sepatu Paul Andrew & Misinya Hadirkan Stiletto yang Nyaman

Daniel Ngantung - wolipop
Kamis, 14 Jan 2016 08:53 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Daniel Ngantung
Jakarta - Di ranah desain sepatu, nama Paul Andrew mungkin masih terdengar asing bila dibandingkan dengan pendahulunya yang sudah melegenda, Manolo Blahnik, Christian Louboutin, atau Stuart Weitzman. Tapi desainer asal Inggris ini berhasil membuktikan dirinya sebagai desainer sepatu yang patut diperhitungkan. Misinya, membuat stiletto modis yang nyaman bagi semua wanita.

Profesi desainer sepatu sebetulnya sudah ia geluti sejak 15 tahun silam. Ia memulai kariernya dengan bekerja untuk sejumlah label ternama seperti Calvin Klein, Alexander McQueen, dan Narciso Rodriguez. Desainer lulusan  Berkshire College of Art and Design (sekarang Reading College), Inggris, ini juga pernah menangani departemen aksesori untuk DKNY. Hingga akhirnya, ia memberanikan untuk meluncurkan label perdananya pada 2013 silam.

Label tersebut ternyata mendapat respon positif dari kritikus fashion. Ini terbukti dari sejumlah penghargaan yang diraihnya. Di tahun yang sama dengan peluncuran label perdananya, ia menyabet penghargaan Who's on Next? untuk kategori Accessories Designer of the Year, dan Launch of the Year.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi nama Paul baru mendapat sorotan setelah menjadi pemenang utama Vogue Fashion Fund, salah satu program dari Council of Fashion Designers of America (CFDA) di ajang CFDA Awards 2014 lalu. Berdiri sejak 1962, CFDA merupakan organisasi yang bermisi mengembangkan kapasitas desainer baru yang berbakat. Setiap tahunnya, CFDA menggelar CFDA Awards untuk mengapresiasi para pendatang baru di industri fashion. Marc Jacobs, Zac Posen, Jason Wu, dan Alenxander Wang, adalah sederet desainer kondang yang pernah didapuk sebagai pemenang di ajang ini.

Baca Juga: 30 Lipstik yang Tahan Lama

Sebagai pemenang Vogue Fashion Fund, Paul berhak mendapatkan dana US$ 300.000 untuk mendukung pengembangan labelnya. Bagi Paul, penghargaan tersebut merupakan prestasi terbesar bagi kariernya. Ia menjadi desainer sepatu asal Inggris dan brand termuda pertama yang pernah memenangkan penghargaan tersebut. "It really meant a lot to me and my brand. Penghargaan tersebut menempatkan nama brand kami di spektrum global," ujar Paul yang sempat mendapatkan bimbingan dari Tory Burch selama masa inkubasi di CFDA.

Seiring namanya yang kian populer, ia menjadi desainer kesayangan para selebriti dunia. Emma Watson, Keira Knightley, Emmy Rossum, dan Lupita Nyong'o adalah beberapa sosok tenar yang pernah menggunakan karyanya.

Paul meramaikan industri mode dengan pilihan stiletto yang stylish namun tetap nyaman dipakai. Kenyamanan selalu menjadi aspek utama Paul dalam proses kreatifnya. "Membuat stiletto yang nyaman dipakai selalu menjadi tujuan utamaku," ungkap pria kelahiran Berkshire, 1979, itu. Tidak hanya stiletto, ia juga menawarkan model sepatu lainnya seperti wedges dan flats.

Untuk memenuhi kriteria tersebut, Paul sangat memerhatikan setiap detailnya, mulai dari sol dalam, bantalan, lengkungan telapak sepatu, hingga penempatan dan tinggi hak. Semuanya didesain sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan maksimal. Ia juga giat melakukan riset seputar inovasi teknologi yang sekiranya dapat diaplikasikan untuk mendukung kenyamanan tersebut.  

Dalam mendesain, Paul selalu menempatkan wanita dari berbagai latar belakang sebagai panutannya. "I have many role models. Senang rasanya bisa mendesain sepatu untuk para selebriti di karpet merah. Tapi saya juga fokus kepada wanita sebenarnya, yakni mereka yang bangun pagi, mengantar anak ke sekolah, lalu berkerja dan malamnya bertemu suami untuk makan malam. Saya sangat tertarik untuk mendukung mereka dengan sepatu yang nyaman," terangnya.

Ditanya tentang inspirasi, Paul mengaku sumber inspirasi terbesarnya selalu datang dari setiap perjalananya ke berbagai penjuru dunia. Dalam setiap kunjungannya, ia selalu menyempatkan diri mampir ke museum atau toko antik untuk menyelami budaya lokal. "Tidak lupa mengunjungi restoran-restoran lokal. Biasanya warna dan aroma juga bisa menginspirasi. Selama indera kita terbuka, selalu ada saja inspirasi yang datang," ungkap desainer yang berencana meluncurkan lini sepatu pria dalam waktu dekat. (dng/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads