Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

TikTok Viral Verificator

Viral Momen Haru Anak Bertemu Ayah dengan Baju Penuh Lumpur di Aceh Tamiang

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Sabtu, 13 Des 2025 07:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Momen haru seorang anak bertemu ayahnya di Aceh Tamiang usai menembus banjir selutut. Tangis pecah, ayahnya melahap bekal karena berhari-hari keterbatasan makanan.
Foto: Dok. TikTok @mama_ai5
Aceh Tamiang -

Viral di TikTok momen haru pertemuan seorang anak dengan ayahnya di tengah kondisi Aceh Tamiang, Kuala Simpang, yang luluh lantak akibat banjir bandang. Melalui akun TikTok akun @mama_ai5, ia mengungkapkan kisahnya terpisah dari keluarganya di Desa Tanjung Karang selama berhari-hari.

Saat akhirnya berhasil menembus jalan berlumpur tebal dan sampai di dekat rumah orang tuanya, ia melihat sosok sang ayah mengenakan kaus hitam yang penuh lumpur. Ayahnya tampak sedang membawa beras hasil bantuan.

"Alhamdulillah Ya Allah...
akhirnya kami bisa ketemu keluarga di Aceh Tamiang, Kuala Simpang. Alhamdulillah semua nya sehat²😇🙏 Masya Allah Kota ke lahiranku bener² udh kayak Kota Zombie😭😭 org² nya pada kelaparan😢," tulis akun TikTok @mama_ai5.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

@mama_ai5 Alhamdulillah Ya Allah... akhirnya kami bisa ketemu keluarga di Aceh Tamiang, Kuala Simpang. Alhamdulillah semua nya sehat²😇🙏 Masya Allah Kota ke lahiranku bener² udh kayak Kota Zombie😭😭 org² nya pada kelaparan😢 #fyppppppppppppppppppppppp #banjirbandang #banjiracehtamiang2025 #vidioviral ♬ suara asli - Mama_Ais

ADVERTISEMENT

Dalam foto-foto yang viral tersebut tampak dampak dari bencana alam atau kondisi ekstrem di Aceh Tamiang. Jalanan dipenuhi lumpur atau sedimen tebal, dan lingkungan terlihat rusak dengan tiang-tiang listrik miring hingga bangunan yang terdampak parah.

Akun TikTok akun @mama_ai5 memperlihatkan dalam videonya, momen dirinya mencari botol bekas untuk dijadikan obor penerangan di malam hari. Postingan tersebut sudah ditonton lebih dari 6,7 juta kali di TikTok dan mendapatkan banjir komentar warganet.

"Pas kaka nya panggil2 bapaknya
nangis bangeet 😭😭😭😭," ucap pengguna TikTok @youan.

"Ya Allah 😭😭😭😭kami rela jatah mbg seluruh Indonesia disalurkan ke Sumatera dan Aceh yg terkena bencana banjir dan longsor 😭🙏," kata akun @mmhAlfar.

"Ya Allah nangiss bangettt, Aceh Tamiang bener bener jauh dari kotaa😭😭😭," timpal akun @kaa🐻❄️.


Konfirmasi Wolipop

Wolipop sudah mewawancarai Dwi Ratnasari, yang membagikan video tersebut. Dwi sendiri lahir di Aceh dan kini menetap di Medan. Rumah orang tuanya berada di Aceh.

Dwi Ratnasari membagikan cerita perjalanan emosionalnya dari Medan menuju Aceh Tamiang, Kota Kuala Simpang, Desa Tanjung Karang, untuk menjenguk keluarganya yang terdampak parah akibat banjir.

Awal mula Dwi mengetahui kejadian banjir di Aceh dari kabar keluarga sebelum air mencapai atap rumah. Pada saat itu, mereka sudah berada di pengungsian dan sinyal komunikasi masih tersedia.

Namun, kabar terakhir yang ia terima adalah saat air sudah mencapai leher, dan setelah itu komunikasi dengan keluarganya terputus total. Kekhawatiran pun terus menghantuinya.

"Kenapa saya dan suami di tanggal 3 itu buru-buru untuk berangkat ke Aceh Tamiang, Kota Kuala Simpang, Desa Tanjung Karang? Karena saya sempat demam berhari-hari ya mikirin keluarga nggak ada kabar," ungkapnya kepada Wolipop lewat pesan suara.

Momen haru seorang anak bertemu ayahnya di Aceh Tamiang usai menembus banjir selutut. Tangis pecah, ayahnya melahap bekal karena berhari-hari keterbatasan makanan.Foto: Dok. TikTok @mama_ai5

Dwi panik dan khawatir melihat berita air sudah sampai atap rumahnya. Apalagi adiknya sedang hamil besar. Ketakutan Dwi memuncak ketika ia mendapat kabar dari tetangga bahwa keluarganya sedang kelaparan, bahkan ada yang sampai makan daun.

"Nah, saya nangis sejadi-jadinya, sedih gitu ya," kenangnya.

Atas dasar itu lah, Dwi dan suaminya memutuskan untuk berangkat ke Aceh Tamiang pada 3 Desember 2025. Mereka nekat menembus perjalanan meskipun mengetahui di daerah Tanjungpura masih banjir setinggi betis.

"Kami tetap lewatin dan alhamdulillah tembus, kami ngelewatin banjir itu sebetis. Walaupun sempat ada sampai hampir jatuh, masuk ke lobang. Namun alhamdulillah masih dilindungin Allah Subhanahu Wa Taala," jelas Dwi.

Tantangan semakin berat di daerah Sungai Liput, di mana air masih tinggi, kurang lebih selutut. Kendaraan kecil tidak berani lewat, hanya mobil besar yang bisa melewatinya.

Suami Dwi sempat menyarankan untuk putar balik, namun Dwi berkeras harus bisa tembus. Akhirnya, sang suami berinisiatif untuk beriringan di belakang truk-truk besar.

"Di situ saya terus berzikir sepanjang jalan, berharap kami bisa ngelewatin banjir yang airnya udah selutut itu," katanya.

Mereka berhasil lolos, dan suaminya langsung memacu kendaraan untuk cepat sampai ke rumah orang tuanya. Setibanya di Kota Kuala Simpang, pemandangan yang menyambut sungguh memilukan.

"Ya Allah, hancur parah banget. Habis berantakan di mana-mana, barang-barang, lumpur di jalan cukup tebal. Kami bentar-bentar terpeleset, bentar-bentar terpeleset," tutur Dwi.

Suasana semakin mencekam saat melewati ujung jembatan. "Masya Allah, bau banget, bau banget bangkai nyengat. Sampai dua lapis masker itu masih tetap tembus, bau kali bangkai," ia menambahkan.

Mereka harus terus berjalan melewati jalan berlumpur dengan mobil-mobil yang berantakan di tengah jalan. Kondisi semakin parah saat mendekati rumah.

Momen haru seorang anak bertemu ayahnya di Aceh Tamiang usai menembus banjir selutut. Tangis pecah, ayahnya melahap bekal karena berhari-hari keterbatasan makanan.Foto: Dok. TikTok @mama_ai5

Momen paling mengharukan terjadi saat Dwi tiba di gang Tanjung Karang. Ia melihat seseorang yang cara jalannya ia kenali.

"Aku melihat kayak gerak jalan, jalan itu kayak gaya jalan bapakku gitu. Dan spontan aku langsung teriak manggil, 'Bapak! Bapak!' Dan langsung aku turun dari kendaraan. Bapak pun langsung meluk aku dan nangis," ujarnya.

Dwi mengetahui bahwa keluarganya baru mendapatkan secuil beras sembako, dan sudah beberapa hari tidak mendapat apa pun. Mereka terpaksa makan beras yang sudah terendam lumpur, bahkan minum air lumpur yang disaring oleh sang ayah.

Karena isu penjarahan, Dwi dan suami membawa makanan yang sudah dimasak dari Medan, sambal tempe kering, kacang teri, dan ayam goreng-dibungkus rapi dalam plastik. Ketika ia mengajak makan, keluarganya menyantap dengan sangat lahap karena belum makan sama sekali.

"Bapak pas lihat aku bawa makanan itu langsung makan dengan lahap, sampai nambah. Dan aku pun juga ikut sedih sampai nangis lihat orang ini makan lahap banget. Ya Allah," Dwi bercerita sambil menahan haru.

Dwi Ratnasari saat ini tinggal di Medan. Ia menambahkan bahwa sang ayah saat ini masih berada di Aceh dan dalam kondisi baik.

Pada kunjungan kedua ke Aceh Tamiang, Dwi dan suaminya datang membawa sembako untuk keluarga dan beberapa warga di sana. Pada malam harinya, mereka membawa pulang adiknya yang sedang hamil delapan bulan ke Medan karena kondisi di Aceh Tamiang sudah sangat parah.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads