Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Ibu Negara Prancis Ubah Gaya Busana, Insecure Setelah Disebut Transgender

Kiki Oktaviani - wolipop
Jumat, 31 Okt 2025 14:31 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

WINDSOR, ENGLAND - JULY 08: Queen Camilla, King Charles III, President of France, Emmanuel Macron and Brigitte Macron attend the State Banquet at Windsor Castle on July 08, 2025 in Windsor, England. President Emmanuel Macron and Mrs Brigitte Macron visit the UK in the first visit State Visit made by France in 17 years. They are staying at Windsor Castle, hosted by King Charles III and Queen Camilla, and a banquet will be held there in their honour. The Macrons will visit Imperial College, and the President will address Parliament during his stay. (Photo by Chris Jackson/Getty Images)
Brigitte Macron Foto: Chris Jackson/Getty Images
Jakarta -

Teori konspirasi tak berdasar mengenai identitas gender Ibu Negara Prancis Brigitte Macron berdampak serius terhadap kondisi psikologisnya. Putrinya, Tiphaine Auzière, mengungkap bahwa sang ibu kini mulai merasa insecure dengan penampilannya hingga postur tubuhnya.

Tiphanine juga mengungkapkan bahwa sang ibu berusaha untuk mengubah banyak hal dari dirinya karena serangan komentar jahat yang menyebut Brigitte dulunya adalah laki-laki.

"Dia tahu citranya bisa diputarbalikan. Kini, dia sangat berhati-hati dengan postur tubuh dan pakaiannya sejak komentar di internet itu," ungkap Tiphaine sebagai saksi di kasus ibunya dalam persidangan di Paris Correctional Court.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiphaine juga mengungkap bahwa tuduhan kejam yang menyebut ibunya sebagai laki-laki dan menjadi transgender telah menghancurkan kondisi mental sang ibu. Belum berhenti di situ, Ibu Negara 72 tahun itu juga disebut sebagai pedofil karena perbedaan usia yang jauh dengan Emmanuel Macron, terlebih sang presiden dulunya adalah murid Brigitte di sekolah tempatnya mengajar.

HAMBURG, GERMANY - JULY 07:  Brigitte Macron attends a concert at the Elbphilarmonie concert hall on the first day of the G20 economic summit on July 7, 2017 in Hamburg, Germany. The G20 group of nations are meeting July 7-8 and major topics will include climate change and migration.  (Photo by Michael Ukas - Pool / Getty Images)Brigitte Macron (Photo by Michael Ukas - Pool / Getty Images) Foto: Getty Images

"Dia tidak bisa mengabaikan berbagai macam cerita mengerikan yang beredar. Dia terus diserang," kata Tiphaine.

ADVERTISEMENT

Sebanyak 10 terdakwasaat ini menghadapi persidangan atas tuduhan menyebarkan fitnah dan melakukan pelecehan daring terhadap istri Presiden Prancis Emmanuel Macron itu. Para terdakwa diduga telah menyebarkan berbagai komentar jahat mengenai identitas gender dan orientasi seksual sang Ibu Negara.

Kasus ini berawal dari laporan resmi yang diajukan pada Agustus 2024, diikuti penangkapan pada Februari dan Maret 2025. Jaksa menegaskan bahwa tuduhan para terdakwa bukan hanya menyerang identitas pribadi Brigitte Macron, tetapi juga menghina perbedaan usia 24 tahun antara dirinya dan Presiden Macron dengan menyebutnya pedofilia.

Selain kasus di Prancis, pasangan Macron juga mengajukan gugatan pencemaran nama baik di negara bagian Delaware, AS, terhadap podcaster konservatif Candace Owens, yang menuduh Brigitte Macron sebagai seorang pria.

(kik/kik)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads