Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cerita Unik Sekaligus Mistis Titi Radjo di Balik Koleksi Kebaya Kutu Baru

Vina Oktiani - wolipop
Kamis, 24 Jul 2025 17:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

#KitaBerkebaya
Foto: Vina Oktiani/Wolipop
Jakarta -

Setiap 24 Juli, Indonesia memperingati Hari Kebaya Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap kebaya sebagai warisan budaya yang kaya makna dan sejarah. Kebaya bukan hanya sekadar pakaian tradisional, melainkan simbol identitas perempuan Indonesia yang anggun dan berkarakter. Di momen spesial tersebut, artis Titi Radjo turut kembali mengenang kisah di balik koleksi kebaya kutu baru miliknya.

Dalam sebuah acara press conference film pendek berjudul #KitaBerkebaya yang digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, pada Selasa (22/7/25), Titi menceritakan pengalaman unik sekaligus mistis yang ia alami karena kecintaannya terhadap kebaya kutu baru. Saking seringnya ia mengenakan dan membagikan foto dirinya memakai kebaya di media sosial, beberapa pengikutnya justru mengirimkan kebaya milik keluarga mereka kepadanya. Yang mengejutkan, ada kebaya yang diberikan oleh cucu dari nenek yang sudah meninggal, dan satu lagi dari seorang nenek yang masih hidup namun memang ingin baju itu diwariskan langsung ke Titi.

"Ada yang ngasih baju kutu baru, dari neneknya mereka, dua orang ya. Satu udah meninggal, satu belum," terang Titi Radjo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

#KitaBerkebaya#KitaBerkebaya Foto: Vina Oktiani/Wolipop

Menerima kebaya warisan seperti itu tentu membuat Titi merasa senang sekaligus sedikit terbebani. Ia merasa ada energi tertentu yang menyertai pakaian tradisional tersebut, terutama jika sudah berumur puluhan tahun dan memiliki kisah masa lalu.

Titi pun mengenang nasihat dari buyutnya yang berasal dari keluarga Jawa. Sejak kecil, ia diajarkan untuk selalu berdoa dan 'suwun' atau meminta izin secara spiritual sebelum mengenakan pakaian adat seperti kebaya. Baginya, menghargai pakaian tradisional bukan hanya lewat cara memakainya, tapi juga lewat sikap menghormati energi yang melekat pada pakaian tersebut.

ADVERTISEMENT

"Aku dulu diajarin sama buyut aku, dia bilang, ketika kamu memakai kelambu atau kelambi, orang Jawa ya, itu kamu harus suwun dulu, dan kamu harus menghargai apa yang kamu pakai," jelas Titi.

Salah satu kebaya yang paling berkesan baginya adalah kutu baru peninggalan dari tahun 1943. Ia bahkan tidak berani sembarangan memakainya untuk aktivitas biasa, seperti makan mie ayam, karena merasa kebaya itu terlalu berharga dan 'bernyawa'. Ritual doa dan izin selalu ia lakukan sebelum dan sesudah mengenakan kebaya tersebut.

"Jadi aku suka pakai kebaya atau apapun ya, terutama kebaya, pasti aku selalu berdoa dulu, dan aku izin untuk pakai," cerita wanita 44 tahun itu.

Titi mengatakan bahwa pengalaman unik sekaligus mistisnya itu justru membuat Titi merasa makin mencintai kebaya kutu baru koleksinya.

(vio/vio)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads