Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Karyawan EY Meninggal Diduga Kelelahan Kerja, Sering Nangis Saat Curhat

Rahmi Anjani - wolipop
Minggu, 22 Sep 2024 18:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Anna Sebastian Perayil
Foto: LinkedIn Anna Sebastian Perayil
Jakarta -

Seorang karyawan perusahaan EY (Ernst & Young) India bernama Anna Sebastian Perayil dilaporkan meninggal dunia karena kelelahan. Dikatakan jika wanita tersebut merupakan pegawai baru yang kewalahan dengan pekerjaan sebelum akhirnya menderita sakit fisik dan mental. Ayah Anna mengungkap bahwa sang putri sebelumnya sering curhat tentang beban kerja yang membuatnya stres.

Kasus kematian Anna Sebastian Perayil tengah diperbincangkan selagi publik menyoroti budaya kerja di India. EY sendiri adalah perusahaan multinasional 'big 4' di bidang akuntan publik yang budaya kerjanya bisa jadi 'keras'. Terungkap dari curhatan sang ibu, diketahui bahwa Anna meninggal pada 20 Juli 2024 di usia 26 tahun setelah menghadapi rutinitas yang sangat berat. Anna sendiri baru empat bulan berkarier di Ernst & Young.

Dalam surat ibunya, Anita Augustine, kepada pemimpin EY yang tersebar, dikatakan bahwa sang putri yang bekerja sebagai chartered accountant (CA) adalah anak berprestasi sejak kecil. Anna pun rela memberikan semuanya untuk bisa memenuhi tuntutan di perusahaan itu. Sayangnya, beban kerja Anna sebagai anak baru terlalu berat sampai mengharuskannya siaga setiap hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menuntut anak baru dengan kerja yang berat, membuat mereka kerja setiap siang dan malam, bahkan Minggu, tidak ada justifikasi sama sekali. Dia meninggalkan kampung halamannya dan orang tersayangnya. Semua baru baginya, organisasi, tempat, bahasa, dan dia sangat mencoba untuk menyesuaikan. Kamu harusnya memahami bukan memanfaatkan," katanya.

Dalam tulisannya, Anita menjelaskan panjang lebar mengenai bagaimana mendiang Anna bekerja tanpa istirahat. Ia pun menyesal tidak bisa memastikan kepada sang putri bahwa kesehatan adalah yang terpenting tapi semua sudah terlambat. Hal serupa juga dibagikan sang ayah, Joseph, yang mengaku jika anaknya dulu sering curhat sampai menangis.

ADVERTISEMENT

"Dia dulu suka menangis di telepon karena tidak bisa bekerja dengan begitu banyak tekanan dan stres. Kami memintanya untuk mengundurkan diri dan kembali (ke kampung halaman). Tapi dia memutuskan untuk lanjut karena mendapat lebih banyak eksposur di EY. Sayangnya, pada tanggal 21 Juli, dia pingsan di kamarnya dan meninggal sebelum sampai di rumah sakit," kata Joseph kepada ANI.

Joseph menyesali bahwa putrinya sangat mencoba untuk memenuhi tuntutan perusahaan sampai tidak punya waktu untuk diri sendiri. "Dia tidak punya waktu untuk tidur dan makan. Manajernya tidak me-review pekerjaannya tepat waktu padahal Anna sudah mengerjakan sesuai jadwal. Manajernya penggemar kriket dan dia mengubah jadwalnya sesuai dengan jadwal pertandingan. Dan karena itu, Anna harus duduk lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya," curhat ayah Anna.

Setelah curhatan ayah dan ibunya jadi viral, kisah Anna mendapat perhatian dari pemerintah. Joseph mengatakan bahwa Menteri Suresh Gopi telah mengunjungi mereka beberapa hari ini lalu dan mengatakan akan mengangkat masalah itu di Parlemen.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads