ADVERTISEMENT

Cerita Aktris Palestina yang Ikut Tertembak Polisi Israel

Rahmi Anjani - wolipop Jumat, 14 Mei 2021 18:00 WIB
Maisa Abd Elhadi Foto: Instagram Maisa Abd Elhadi
Jakarta -

Perang antara Palestina dan Israel kembali memanas. Banyak selebriti dan figur publik yang ikut memberi opini dan dukungan, termasuk aktris Maisa Abd Elhadi. Pemain Baghdad Central tersebut bahkan ikut melakukan aksi protes untuk menentang serangan Israel terhadap Palestina. Sayangnya Maisa dilaporkan terluka karena tertembak polisi.

Maisa Abd Elhadi adalah aktris Palestina kelahiran Israel yang pernah memenangkan penghargaan internasional. Baru-baru ini ia mengaku terluka saat ikut demonstrasi yang menentang pengusiran paksa sejumlah keluarga Palestina dari rumah mereka di kawasan Yerusalem Timur di Sheikh Jarrah. Saat aksi protes itu berlangsung, ia terluka saat tertembak polisi Israel hingga dibawa dengan ambulan.

Wanita 35 tahun tersebut menuliskan sendiri pengalamannya di Instagram. Maisa mengaku sebenarnya ia malu menuliskan cerita tersebut karena banyak yang mengalami luka lebih parah. Ia mengaku berpartisipasi dalam protes yang awalnya berjalan damai. Tak lama kemudian polisi Israel mulai menembaki. Ketika itu, ia baru sadar keadaannya sudah tidak berjalan baik.

"Aku mulai bergerak ke arah mobilku dan aku mendegar suara 'bum' sangat dekat denganku dan aku merasakan jeans-ku robek. Ini hal pertama yang aku rasakan. Aku mencoba terus berjalan tapi tidak bisa dan aku sadar darah mengucur dari kakiku dan kulitku robek,"

"Seorang pria muda yang berdiri dekatku menolongku berjalan selagi aku mencari tahu bagian mana yang ditembak karena keadaan kakiku cukup parah, aku tidak yakni itu granat tangan atau amunisi, yang pasti adalah aku berteriak kesakitan, takut dengan keadaan kakiku dan pemandangan anak-anak muda menghadapi polisi Israel di jalan sendirian," tulisnya.

Maisa bercerita jika akhirnya ada beberapa pria yang menolongnya dan mengeluarkan dari kerusuhan tersebut lalu mengobatinya di sebuah taman. Untungnya salah satu dari mereka adalah paramedis yang bisa menghentikan pendarahan selagi menunggu ambulan.

"Polisi dan pasukan tidak ragu untuk menyerang atau membunuh orang Palestina tidak peduli apakah dia ancaman atau bukan. Ini bukan pertama kalinya polisi dan tentara menyerang kami dalam protes yang berlangsung damai. Sebagai orang Palestina aku tidak ragu akan terus menghadapi ancaman tapi kali ini menjadi jelas bahwa kami ada di depan perang dan satu hal yang memisahkan kami dari kematian adalah keberuntungan," kata Maisa.

(ami/ami)