Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Pesepakbola Legend Korea Hadiahkan Gedung Rp 239 M, Bakti ke Orang Tua

R Chairini Putong - wolipop
Minggu, 08 Jun 2025 07:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Manchester Uniteds South Korean midfielder Park Ji-Sung (C) celebrates with the trophy after beating Chelsea in the final of the UEFA Champions League football match against Manchester United at the Luzhniki stadium in Moscow on May 21, 2008. The match remained at a 1-1 draw and Manchester won on penalties after extra time.      AFP PHOTO / Paul Ellis (Photo by PAUL ELLIS / AFP)
Kisah inspiratif Park Ji Sung. Foto: Paul Ellis / AFP
Jakarta -

Kisah inspiratif mantan pesepakbola Park Ji Sung menjadi sorotan netizen Korea Selatan. Di balik karier gemilangnya, Park Ji Sung mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua. Dia tidak lupa menunjukkan baktinya dengan membangun rumah di pedesaan dan membelikan gedung senilai Rp 239 miliar.

Seperti dilansir dari KBIzoom, Jumat (6/6/2025), Park Ji Sung merupakan pemain Liga Premier pertama asal Korea Selatan yang bergabung dalam klub Manchester United bahkan menjadi kapten. Bakat Park Ji Sung bermain sepakbola telah menarik perhatian sejak kelas 4 SD. Namun, dia dulunya memiliki tubuh mungil dan pendek, dibayangi dengan keraguan untuk mengejar cita-cita menjadi atlet sepakbola.

Meskipun postur tubuhnya menjadi titik lemah, Park Ji Sung tak pernah menyerah. Orang tua Park Ji Sung pun rela mempertaruhkan segalanya demi mendukung kebutuhan dan cita-citanya. Sang ayah, Park Sung Jong berhenti dari pekerjaannya lalu membuka toko daging.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah inspiratif mantan pesepakbola Park Ji Sung menunjukkan bakti kepada orang tuaAyah Park Ji Sung menceritakan kisah putranya di acara televisi Oh Captain, My Captain. Foto: dok. Daum

Alih-alih mengejar kesuksesan bisnis, ayah Park Ji Sung ingin memastikan bahwa putranya mendapat asupan daging dan protein yang terpenuhi untuk berlatih. Pria itu juga memberikan katak, tanduk rusa, darah rusa yang diyakini dapat meningkatkan kemampuan fisik putranya.

ADVERTISEMENT

Keluarga itu tidak mampu membelikan sepatu sepakbola bermerek, namun menginvestasikan waktu dan tenaganya demi masa depan Park Ji Sung. Sebagai tanda baktinya kepada orang tua, Park Ji Sung memberikan seluruh uang dari gaji pertamanya sebagai pemain klub Jepang, Kyoto Purple Sanga. Saat itu, Park Ji Sung mengantongi 50 juta won (Rp 599 juta).

MANCHESTER, UNITED KINGDOM - NOVEMBER 30:  Ji Sung Park of Manchester United controls the ball under pressure from Javier Garrido of Manchester City during the Barclays Premier League match between Manchester City and Manchester United at The City of Manchester Stadium on November 30, 2008 in Manchester, England. (Photo by Jamie McDonald/Getty Images)Park Ji Sung saat masih berkarier di Manchester United pada November 2008. Foto: Getty Images/Jamie McDonald

Park Ji Sung sukses membawa Korea Selatan untuk mencapai babak semifinal di Piala Dunia FIFA 2002 yang bersejarah. Setelah mengukir prestasi di pentas Eropa bersama klub PSV Eindhoven dan Manchester United, Park Ji Sung tidak hanya merayakannya dengan trofi. Dia membangun sebuah rumah di pedesaan bernilai 3,6 miliar won (Rp 43,1 miliar) sebagai tempat peristirahatan orang tuanya.

Tak hanya itu, Park Ji Sung juga menghadiahkan orang tuanya sebuah gedung bernilai 20 miliar won (Rp 239 miliar). "Semua yang aku miliki saat ini terjadi berkat orang tuaku. Tanpa mereka yang berjalan lambat dan sulit di sampingku, semua ini tidak akan mungkin terjadi," ungkapnya dalam sebuah sesi wawancara.

Kisah inspiratif mantan pesepakbola Park Ji Sung menunjukkan bakti kepada orang tuaPark Ji Sung membangun rumah senilai 3,6 miliar won untuk kedua orang tuanya. Foto: dok. Daum

Ayah Park Ji Sung, Park Sung Jong pun tak kuasa menahan air mata saat menceritakan perjalanan putranya meraih kesuksesan sebagai pesepakbola kebanggaan Korea Selatan. "Kami tidak pernah membayangkan dia akan berhasil sebagai seorang atlet."

Park Ji Sung telah mengumumkan keputusannya untuk pensiun sebagai atlet pada tahun 2014 karena cedera lutut. Namun, pria 44 tahun itu tetap eksis sebagai coach dan advisor sejumlah klub sepakbola termasuk K League 1 Jeonbuk Hyundai Motors, Queen Park Rangers, dan tim U-16.

(rcp/rcp)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads