Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Pria Alami Serangan Jantung Karena Bantu Anak Kerjakan PR, Hampir Meninggal

Vina Oktiani - wolipop
Jumat, 20 Des 2024 08:33 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Hands of an Asian woman studying in a coworking space
Foto: Getty Images/iStockphoto/mapo
Jakarta -

Seorang ayah di China hampir kehilangan nyawanya akibat serangan jantung saat membantu anak remajanya mengerjakan pekerjaan rumah. Kejadian ini langsung jadi sorotan dan menimbulkan perdebatan meengenai tekanan akademik yang berat pada siswa dan orang tua di negara tersebut.

Melansir South China Morning Post, seorang ayah bernama Zhang, yang berusia 40-an dan tinggal di Provinsi Zhejiang, mengalami sesak napas dan nyeri dada mendadak saat mendampingi anaknya yang sedang mempersiapkan ujian masuk sekolah menengah atas. Dia kemudian segera dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis menderita infark miokard akut.

Di rumah sakit, dokter dari Sir Run Run Shaw Hospital berhasil menyelamatkan Zhang melalui operasi bypass arteri darurat. Serangan jantungnya dipicu oleh penyakit arteri koroner dini yang diperburuk oleh stres emosional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zhang diketahui sering mengawasi pekerjaan rumah anaknya setiap malam dan mengatur sesi belajar tambahan. Dia juga mendaftarkan anaknya ke berbagai bimbingan belajar dan mengurus antar-jemput sendiri. Namun, tekanan akademik yang diberikan Zhang membuat hubungan mereka tegang, karena anaknya merasa terlalu terbebani.

Kejadian ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, seorang ayah di Zhejiang mengalami gangguan penglihatan akibat stres saat membantu anaknya belajar. Dan seorang ibu di Jiangsu pernah mengalami stroke setelah marah karena anaknya lambat menyelesaikan tugas.

ADVERTISEMENT

Banyak orang tua di China merasa harus mendorong anak mereka untuk sukses, karena prestasi akademik sering dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan keluarga. Ujian nasional gaokao menjadi fokus utama, dengan persaingan yang semakin ketat setiap tahunnya. Pada tahun ini, lebih dari 13 juta siswa mengikuti ujian tersebut.

Ahli pendidikan Ling Zongwei menyarankan orang tua untuk menjaga emosi dan membiarkan anak lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas mereka. Menurutnya, lingkungan pendidikan yang kompetitif sangat melelahkan bagi anak maupun orang tua, seperti yang dirasakan banyak orang di China.

(vio/vio)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads