Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

1 dari 3 Wanita Mengalami Kekerasan, Kenali 9 Tanda Hubungan Tidak Sehat

Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 27 Jun 2023 17:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Asian beautiful woman comforts upset girl friend crying for problem. Attractive carring female support, consoling and understand empathy to stressed young sister in tears at home. Family relationship.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis
Jakarta -

Kekerasan dalam hubungan belakangan menjadi isu yang kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Berdasarkan data WHO, 1 dari 3 wanita menjadi korban penindasan yang dilakukan pacar, suami, atau mantan pasangan. Kebanyakan dari mereka adalah wanita muda yang dianggap masih memahami arti cinta. Karenanya, penting untuk mengenali tanda-tanda atau gejala awal hubungan yang tidak sehat sebelum berakhir fatal.

Kekerasan pada pasangan disebut menjadi tindak kriminal yang paling umum terjadi berdasarkan catatan dari Komnas Perempuan pada 2023. Menurut Yosephine Dian, Executive Director Puli Foundation, kasus tersebut belakangan mendominasi tingkat pengaduan di ranah personal. Berdasarkan data, sebanyak lebih dari 700 laporan tindak 'abuse' dilakukan oleh mantan pacar, 622 dari suami dan 400an oleh kekasih. Kebanyakan kekerasan bersifat psikis yang kadang tidak disadari karena kesalahpahaman akan definisi hubungan yang sehat dan normalisasi dalam masyarakat.

"Kebanyakan kasus juga sering kali tidak dilaporkan karena malu atau takut atau ada tekanan ekonomi dan sosial. Karena itu, ini menjadi isu penting yang harus menjadi isu bersama jadi penting untuk mengetahui tanda-tandanya. Ada sembilan hal yang bisa menjadi warning signs yang dapat membawa hubungan ke arah abuse," kata Yosephine dalam acara pengenalan program 'Abuse Is Not Love' yang diadakan di Alila SCBD, Jakarta Pusat, Selasa, (27/6/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa saja sembilan hal yang dianggap sebagai tanda-tanda kekerasan dalam hubungan menurut pakar?
1. Ignoring/Mengabaikan atau tidak mengajak bicara.
2. Blackmailing/Mengancam ketika kamu menolak melakukan permintaannya.
3. Humiliation/Mempermalukan dengan mengejek, merendahkan atau membuat kamu merasa tidak berguna.
4. Manipulation/ Memanipulasi atau usaha mengendalikan pikiran dan tindakan di segala situasi.
5. Jealousy/Kecemburuan berlebihan tanpa memahami kondisi.
6. Controlling/Terlalu Mengontrol apa yang kamu lakukan, ke mana kamu pergi atau apa yang kamu pakai.
7. Intrusion/Saat pasangan memaksa mengetahui keberadaan atau informasi pribadi kamu.
8. Isolation/Mengisolasi kamu sehingga tidak bisa bertemu dengan teman atau keluarga.
9. Intimidation/Intimidasi yang membuat kamu sulit mengungkapkan pendapat.

Dari sembilan gejalanya, Yosephine mengatakan ada beberapa hal yang paling umum terjadi, yakni manipulatif, mengontrol, dan intrusi. Ketiganya dianggap sebagai ciri-ciri hubungan tidak sehat yang bisa berkembang menjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga atau percintaan.

ADVERTISEMENT

"Manipulasi adalah ketika pasangan berusaha mengendalikan emosi dan pikiran kota sehingga kita seolah selalu salah dan sering melakukan error dan kita melakukan perintahnya dengan terpaksa, itu termasuk kekerasan. Controlling ketika kita punya kebebasan bergaul atau berpenampilan. Sedangkan intrusi seperti memaksa memberikan password atau share location atau video call," jelasnya.

Pentingnya kesadaran akan tanda-tanda hubungan yang tidak sehat mendorong brand kosmetik YSL Beaute untuk menghadirkan program Abuse Is Not Love. Fokusnya adalah untuk membantu anak muda mencegah dan mengidentifikasi kekerasan pada wanita. Bekerja sama dengan Puli Foundation, YSL menawarkan training dan konseling secara gratis baik secara online dan offline yang bisa ditemukan di situs resminya.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads