Kenali Email Apnae, Kondisi yang Tanpa Disadari Jadi Tanda Kamu Stres Kerja
Bukan rahasia lagi jika dunia kerja membebani kehidupan orang dewasa. Hal tersebut kadang terjadi tanpa disadari dan tiba-tiba mengganggu kesehatan. Salah satu tanda bahwa pekerjaan membuat kamu stres adalah kondisi di mana tiba-tiba kamu menahan napas. Tak banyak yang tahu bahwa hal tersebut disebut 'email apnae'.
Email apnea adalah sebuah fenomena di mana orang secara tidak sadar menahan napas atau bernapas pendek ketika merespon email atau pesan terkait pekerjaan. Hal itu memang biasanya terjadi tidak lama dan tidak terlalu terasa tapi cukup mengganggu aliran oksigen. Reaksi tubuh terhadap stres itu pun dikatakan bisa mempengaruhi kesehatan jika terjadi terus menurus.
Meski belum banyak diketahui, istilah email apnea sendiri sudah muncul sejak 2008. Linda Stone yang merupakan seorang peneliti, penulis, dan mantan petinggi di Apple dan Microsoft adalah orang pertama yang mengenalkan konsep fenomena tersebut. Ketika itu, ia mendeskripsikan email apnea sebagai ketidakhadiran sementara atau terhentinya bernapas atau bernapas dangkal ketika mengirim atau membaca email.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam artikel di Huffington Post, Linda Stone mengaku mendapati kondisi tersebut ketika duduk dan mengetik di layar komputernya. Menginginkan jawaban, ia pun mencarinya di berbagai literatur, bertanya ke dokter hingga menggali riset sendiri. Akhirnya Linda menemukan bahwa ia bukan satu-satunya orang yang napasnya sering terganggu ketika bekerja.
"Riset Stone mengobservasi pola bernapas ratusan orang ketika duduk di komputer dan menemukan bahwa 80% orang tanpa sadar menahan napas mereka atau jadi bernapas dangkal ketika merespon email atau pesan," kata pakar bernapas Niraj Naik dilansir Yahoo.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada alasan sains mengapa kita melakukan itu. Berdasarkan penelitian, orang memang cenderung akan menahan napas ketika sangat fokus pada sesuatu karena otak mematikan beberapa aktivitas, termasuk bernapas, mengenali rasa lapar atau menyadari perubahan temperatur untuk mendukung kerja otak.
Apa fenomena yang menjadi tanda kita stres atau terlalu fokus bekerja ini perlu dikhawatirkan? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Naik mengatakan meski hal tersebut merupakan respon yang normal tapi efeknya bisa jadi kronis. Berdasarkan penelitian, menahan napas dapat membawa ketidakseimbangan oksigen pada tubuh dan membuat kita malah merasa lebih mudah stres dan cemas.
Naik pun menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang membuat kondisi lebih parah misalnya membungkuk atau posisi tidak tegap lain ketika duduk di depan komputer. Dan salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mempraktekkan metode bernapas dengan baik dan benar lewat hidung secara pelan-pelan. Dikatakan jika sudah diketahui secara berabad-abad bahwa hal itu bisa mengurangi rasa cemas dan menenangkan pikiran. Teknik pernapasan sendiri bisa dengan mudah ditemui di internet. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengambil istirahat secara rutin.
(ami/ami)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Most Pop: Trik Pegawai Curangi Absensi Pakai Foto Wajah, Padahal Bolos Kerja
Kisah Idol KPop Jadi Supir Taksi, Tak Sangka Gajinya Bisa Sampai Puluhan Juta
Sosok Zhong Huijuan, Mantan Guru Kimia yang Jadi Wanita Terkaya Asia 2025
Terbongkar! Modus Pegawai Pakai Foto Wajah Padahal Bolos Kerja
Daftar Hard Skill yang Bakal Ramai Dicari Perusahaan di 2026
Foto Mesra Atalia Praratya & Ridwan Kamil, 29 Tahun Bersama Kini Gugat Cerai
Sambut Natal 2025, Coach Hadirkan Evolusi Tabby Bag Bernuansa Quiet Luxury
Bukan Tas atau Sepatu, Hermes Jual Plester Luka Rp 3,2 Juta, Ini Istimewanya
Aksi 'Sultan' Timothee Chalamet Borong Cokelat, Habiskan Rp 78 Juta











































