Kartini Masa Kini
Wanita Jangan Minta Diistimewakan Terus Kalau Mau Sukses
Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 21 Apr 2017 15:07 WIB
Jakarta
-
Wanita boleh saja dicap sebagai pribadi yang lemah. Tapi jangan sampai itu menjadi alasan wanita untuk diistimewakan sebab dapat menghambat jalannya menuju kesuksesan.
Demikian prinsip yang dipegang teguh oleh Sripeni Inten Cahyani, direktur utama Indonesia Power, dalam berkarier di lingkungan kerja yang didominasi oleh kaum pria.
"Jika ingin sukses di antara banyak karyawan pria, kita sebagai wanita juga harus bisa bekerja secara profesional. Jangan terlalu sering minta excuse dan selalu ingin diistimewakan. Itu perlu dihindari jika ingin sukses," ujar Inten, begitu sapaan akrabnya, kepada Wolipop, jelang tampil di 'Detikcom Women's Lounge: Kartini Masa Kini', Kamis (20/4/2017).
Merupakan anak dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Indonesia Power memiliki hampir 4.000 karyawan. Dari jumlah tersebut, kata Inten, kurang dari 10 persennya adalah karyawati. "Bahkan untuk tingkat eksekutif, wanita hanya dua persen," ujar wanita kelahiran Pati, Jawa Tengah, 48 tahun lalu itu.
Baca Juga: 21 Kartini Masa Kini
Namun ia tidak pernah merasa terintimidasi berada di antara banyak pria. Ibu dua anak ini selalu menjalankan tugasnya dengan penuh totalitas. Ini mengapa ia dipercayakan untuk menduduki posisi penting di perusahaan milik negara tersebut sejak 2013.
Jenjang karier Inten bermula dari bawah, sebagai staf operasional PLN pada 1993 silam. Seiring berjalannya waktu, karier alumnus Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Semarang, ini terus menanjak.
Sembari bekerja, sulung dari tiga bersaudara ini melanjutkan pendidikannya ke tingkat magister (S2) di bidang Manajemen di STM PPM Jakarta.
Berbekal keahliannya di bidang manajemen dan keuangan tersebut, Inten lantas sempat ditunjuk sebagai Direktur Keuangan Indonesia Power sebelum akhirnya memegang jabatan saat ini.
Bagi Inten, memimpin sebuah perusahaan listrik milik negara dengan peralatan serba canggih dan sangat mahal punya tantangan tersendiri.
"Ini adalah industri high investment yang satu turbin berbobot 200 ton saja berharga hampir Rp 100 miliar. Untuk itu diperlukan, profesionalitas dan komitmen yang tinggi, juga penuh tanggung jawab," kata Inten.
Tak dimungkirinya, perjalanan karier Inten tak melulu berjalan mulus. Selalu ada saja hambatan-hambatan yang sempat menghalanginya. Sebagai manusia, Inten menyadari bahwa dirinya penuh kekurangan. "Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Maka saya selalu berserah diri dan mengandalkan petunjuk-Nya," kata wanita yang awalnya bercita-cita menjadi dosen itu.
Apalagi setelah dikaruniai buah hati. Inten harus bisa membagi waktunya antara karier dan keluarga. Tapi menjadi seorang ibu lah yang menurutnya turut andil dalam mengasahnya menjadi seorang pemimpin.
Bagai seorang ibu, ia memimpin perusahaannya seperti mengayomi anaknya sendiri. "Inilah yang membedakan pemimpin pria dan wanita. Sisi emosional seorang ibu ikut terbawa saat memimpin perusahaan. Tegas tapi mengayomi," ujar Inten.
Berkaitan dengan Hari Kartini yang jatuh hari, Inten sangat mengagumi sosok Kartini yang visioner. "Dia memiliki satu visi untuk mengentaskan pendidikan. Pendidikan itu penting supaya orang tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang buruk," kata Inten yang juga mengagumi sosok eks Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher.
(dtg/dtg)
Demikian prinsip yang dipegang teguh oleh Sripeni Inten Cahyani, direktur utama Indonesia Power, dalam berkarier di lingkungan kerja yang didominasi oleh kaum pria.
"Jika ingin sukses di antara banyak karyawan pria, kita sebagai wanita juga harus bisa bekerja secara profesional. Jangan terlalu sering minta excuse dan selalu ingin diistimewakan. Itu perlu dihindari jika ingin sukses," ujar Inten, begitu sapaan akrabnya, kepada Wolipop, jelang tampil di 'Detikcom Women's Lounge: Kartini Masa Kini', Kamis (20/4/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Nico/detikcom |
Merupakan anak dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Indonesia Power memiliki hampir 4.000 karyawan. Dari jumlah tersebut, kata Inten, kurang dari 10 persennya adalah karyawati. "Bahkan untuk tingkat eksekutif, wanita hanya dua persen," ujar wanita kelahiran Pati, Jawa Tengah, 48 tahun lalu itu.
Baca Juga: 21 Kartini Masa Kini
Namun ia tidak pernah merasa terintimidasi berada di antara banyak pria. Ibu dua anak ini selalu menjalankan tugasnya dengan penuh totalitas. Ini mengapa ia dipercayakan untuk menduduki posisi penting di perusahaan milik negara tersebut sejak 2013.
Jenjang karier Inten bermula dari bawah, sebagai staf operasional PLN pada 1993 silam. Seiring berjalannya waktu, karier alumnus Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Semarang, ini terus menanjak.
Sembari bekerja, sulung dari tiga bersaudara ini melanjutkan pendidikannya ke tingkat magister (S2) di bidang Manajemen di STM PPM Jakarta.
Berbekal keahliannya di bidang manajemen dan keuangan tersebut, Inten lantas sempat ditunjuk sebagai Direktur Keuangan Indonesia Power sebelum akhirnya memegang jabatan saat ini.
Foto: Hasan/detikcom |
Bagi Inten, memimpin sebuah perusahaan listrik milik negara dengan peralatan serba canggih dan sangat mahal punya tantangan tersendiri.
"Ini adalah industri high investment yang satu turbin berbobot 200 ton saja berharga hampir Rp 100 miliar. Untuk itu diperlukan, profesionalitas dan komitmen yang tinggi, juga penuh tanggung jawab," kata Inten.
Tak dimungkirinya, perjalanan karier Inten tak melulu berjalan mulus. Selalu ada saja hambatan-hambatan yang sempat menghalanginya. Sebagai manusia, Inten menyadari bahwa dirinya penuh kekurangan. "Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Maka saya selalu berserah diri dan mengandalkan petunjuk-Nya," kata wanita yang awalnya bercita-cita menjadi dosen itu.
Apalagi setelah dikaruniai buah hati. Inten harus bisa membagi waktunya antara karier dan keluarga. Tapi menjadi seorang ibu lah yang menurutnya turut andil dalam mengasahnya menjadi seorang pemimpin.
Foto: Daniel Ngantung/Wolipop |
Bagai seorang ibu, ia memimpin perusahaannya seperti mengayomi anaknya sendiri. "Inilah yang membedakan pemimpin pria dan wanita. Sisi emosional seorang ibu ikut terbawa saat memimpin perusahaan. Tegas tapi mengayomi," ujar Inten.
Berkaitan dengan Hari Kartini yang jatuh hari, Inten sangat mengagumi sosok Kartini yang visioner. "Dia memiliki satu visi untuk mengentaskan pendidikan. Pendidikan itu penting supaya orang tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang buruk," kata Inten yang juga mengagumi sosok eks Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher.
(dtg/dtg)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
8 Foto Pernikahan Mewah Putri Kamboja Gen Z dengan Putra Konglomerat
2
Potret Pasangan Ikonik Shah Rukh Khan & Kajol Resmikan Patung DLJJ di London
3
Heboh Rumor Pacaran Jungkook BTS dan Winter aespa, Ini Kata Agensinya
4
Penampilan Terbaru Dilraba Dilmurat Jadi Sorotan, Picu Rumor 'Kloning'
5
Potret Kimberly Ryder Perdana Tampil Bak Artis Dracin, Anggun Pakai Hanfu
MOST COMMENTED












































Foto: Nico/detikcom
Foto: Hasan/detikcom
Foto: Daniel Ngantung/Wolipop