Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

4 CEO Wanita Indonesia Berbagi Tips Menghadapi Krisis Dalam Pekerjaan

Rista Adityaputry - wolipop
Kamis, 06 Apr 2017 13:51 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Rista Adityaputry/Wolipop
Jakarta - Pekerjaan yang dijalani selalu memiliki dua sisi. Ada sisi menyenangkan maupun sisi yang tidak menyenangkan. Sisi yang menyenangkan selalu berhasil membuat seseorang nyaman menjalani sebuah pekerjaan, namun tak jarang pula seseorang merasa malas dan tidak semangat bekerja ketika harus menghadapi sisi buruk yang dimiliki pekerjaan tersebut.

Krisis dalam pekerjaan ini bisa dialami siapapun. Ketika krisis ini terjadi, tak sedikit orang yang menyerah, entah keluar dari pekerjaan atau jika dia adalah pengusaha, memilih berganti bidang usaha. Apakah memang ketika mengalami krisis tidak ada jalan keluar?

Ditemui dalam peluncuran buku 'Perempuan Pemimpin', Rabu (5/4/2017), empat CEO Wanita Indonesia berbagi tips bagaimana ketika mereka juga mengalami krisis dalam pekerjaan dan bisa menghadapinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ingat Passion
CEO sekaligus founder PT Bubu Kreasi Perdana, Shinta Dhanuwardoyo, mengatakan bahwa passion adalah alasan mengapa ia memasuki dunia teknologi berupa internet dan web design di tahun 1996 dan passion jugalah yang menyemangati kembali ketika hampir menyerah.

"Ketika para klien perusahaan masih belum mengerti internet, saya tidak berhenti untuk memberi pengetahuan tentang pentingnya website untuk perusahaan. Karena itu menjadi passion saya. Saya jatuh cinta pada internet," cerita Shinta, yang perlu menunggu sekitar 15 tahun untuk internet bisa menjadi sesuatu yang booming di Indonesia.

Hal yang tak berbeda juga dikemukaan oleh Ligwina Poerwo-Hananto, CEO dan founder QM Financial, yang menganggap passion adalah salah satu yang mendasari ia untuk tetap berjuang dalam bisnisnya.

"Setiap kali ada masalah besar yang 'mentok' dan tidak ada solusinya, saya akan mengingat-ingat apa yang saya sukai tentang hal yang saya jalani ini. 'Trigger purpose-nya apa sih?'," kata Ligwina dalam perilisan buku 'Perempuan Pemimpin' di Restoran Meradelima, Jakarta Selatan (5/4/2017).

Ingat Tujuan Bekerja
Lain dengan Ligwina dan Shinta, CEO sekaligus founder PT Paragon Technology Innovation, Nurhayati Subarkat, mengatakan bahwa karyawanlah yang memegang peranan penting ketika ia menghadapi masalah.

Sempat bercerita mengenai musibah kebakaran yang dialaminya pada Lebaran tahun 1990, Nurhayati merasa bahwa para karyawan yang membuatnya bangkit dari keterpurukan itu.

"Saya memikirkan bagaimana nasib para karyawan yang tidak mendapatkan tunjangan. Saya kemudian mengumpulkan para karyawan untuk menjual obat pengeriting rambut. Hasil jualannya itu akhirnya menjadi tunjangan lebaran mereka," cerita Nurhayati.

Kepedulian terhadap seluruh karyawan itu juga yang membuat lingkungan perusahaan yang dimilikinya berbasis kekeluargaan. Menurutnya, tujuan ingin membantu orang akan mempermudah seseorang menjalani sebuah pekerjaan, seberat apapun itu.

Ingat Target
CEO Trans Media Group, Atiek Nur Wahyuni, pun berbagi tentang salah satu upaya yang dilakukannya, yaitu selalu konsisten dan mempunyai target. Dengan mengingat target tersebut, seseorang akan lebih bersemangat menjalani pekerjaan.

"Saya selalu punya pandangan untuk menjadi nomor satu. Kalau saya tidak bisa menjadi nomor satu, saya bisa jatuh menjadi nomor tiga atau dua. Namun, kalau saya tidak punya target nomor satu, saya tidak bisa jatuh ke tingkat manapun," nasihat wanita yang mementingkan detail dalam kinerja perusahaannya itu.

Target dan passion adalah dua hal yang berkaitan. Atiek juga menambahkan bahwa keberhasilan mencapai target dan passion adalah dua hal yang menjadi 'makanan' untuk jiwa seseorang. (hst/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads