Ini yang Dikorbankan Wanita Bekerja Sambil Mengurus Rumah Tangga
Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 07 Feb 2017 07:29 WIB
Jakarta
-
Wanita bekerja yang juga mengurus keluarga dan anak terkadang dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk menyeimbangkan urusan karier dan rumah tangga. Bukan hanya kekurangan 'me time', tak jarang wanita harus mengesampingkan kesehatan karena banyaknya aktivitas.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan Australian National Universty mengungkapkan demikian. Menurut penelitian tersebut, kesehatan wanita sering diabaikan ketika mereka bekerja penuh waktu. Hal itu dikarenakan para wanita karier masih harus mengurus anak, suami, dan keperluan rumah tangga lagi saat pulang ke rumah.
Penelitian ini juga mengungkapkan lama waktu yang sehat bagi wanita dan pria untuk bekerja. Untuk wanita, disarankan agar mereka bekerja 34 jam per minggu sedangkan pria bisa melakukannya hingga 47 jam. Bukan bermaksud untuk mendiskriminasi, durasi itu dianjurkan mengingat banyaknya kegiatan wanita.
Meski disarankan hanya berkarier 34 jam seminggu, wanita terutama di Australia bekerja lebih panjang daripada itu. Berdasarkan data Household, Income and Labour Dynamics, sepertiga pegawai penuh waktu bekerja lebih dari 40 jam.
"Waktu kerja yang panjang menurunkan kesehatan mental dan fisik karena itu membuat mereka punya waktu yang lebih sedikit untuk merawat diri mereka sendiri dengan benar. Apalagi wanita punya tuntutan lebih banyak, tidak mungkin mereka bekerja dengan waktu panjang seperti yang diinginkan atasan tanpa mengompromikan kesehatan," kata peneliti Dr Huong Dinh.
Wanita memang melakukan lebih banyak pekerjaan dari pada pria. Selain berkarier, rata-rata mereka masih harus bekerja selama 4,5 jam karena perlu menyelesaikan tugas domestik atau rumah tangga. Sedangkan kebanyakan pria hanya melakukan setengahnya bahkan tidak sama sekali. Hal ini tentu jadi tantangan berat bagi wanita karier yang tetap dituntut menunjukkan performa maksimal di kantor.
Untuk itu, disarankan agar wanita memilih pekerjaan atau perusahaan dengan jumlah jam kerja yang lebih pendek dari pria. Perusahaan juga diminta untuk mendukung wanita untuk punya kehidupan karier dan keluarga yang seimbang tanpa mengorbankan kesehatan.
"Pria punya keuntungan waktu di pasar kerja yang tidak wanita punya. Jika kita mendorong wanita untuk bekerja di waktu kerja (yang panjang) itu, kita sama saja menyuruh mereka menukar kesehatan dengan kesetaraan gender," kata salah satu peneliti Professor Lyndall Strazdins. (ami/hst)
Sebuah studi terbaru yang dilakukan Australian National Universty mengungkapkan demikian. Menurut penelitian tersebut, kesehatan wanita sering diabaikan ketika mereka bekerja penuh waktu. Hal itu dikarenakan para wanita karier masih harus mengurus anak, suami, dan keperluan rumah tangga lagi saat pulang ke rumah.
Penelitian ini juga mengungkapkan lama waktu yang sehat bagi wanita dan pria untuk bekerja. Untuk wanita, disarankan agar mereka bekerja 34 jam per minggu sedangkan pria bisa melakukannya hingga 47 jam. Bukan bermaksud untuk mendiskriminasi, durasi itu dianjurkan mengingat banyaknya kegiatan wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu kerja yang panjang menurunkan kesehatan mental dan fisik karena itu membuat mereka punya waktu yang lebih sedikit untuk merawat diri mereka sendiri dengan benar. Apalagi wanita punya tuntutan lebih banyak, tidak mungkin mereka bekerja dengan waktu panjang seperti yang diinginkan atasan tanpa mengompromikan kesehatan," kata peneliti Dr Huong Dinh.
Wanita memang melakukan lebih banyak pekerjaan dari pada pria. Selain berkarier, rata-rata mereka masih harus bekerja selama 4,5 jam karena perlu menyelesaikan tugas domestik atau rumah tangga. Sedangkan kebanyakan pria hanya melakukan setengahnya bahkan tidak sama sekali. Hal ini tentu jadi tantangan berat bagi wanita karier yang tetap dituntut menunjukkan performa maksimal di kantor.
Untuk itu, disarankan agar wanita memilih pekerjaan atau perusahaan dengan jumlah jam kerja yang lebih pendek dari pria. Perusahaan juga diminta untuk mendukung wanita untuk punya kehidupan karier dan keluarga yang seimbang tanpa mengorbankan kesehatan.
"Pria punya keuntungan waktu di pasar kerja yang tidak wanita punya. Jika kita mendorong wanita untuk bekerja di waktu kerja (yang panjang) itu, kita sama saja menyuruh mereka menukar kesehatan dengan kesetaraan gender," kata salah satu peneliti Professor Lyndall Strazdins. (ami/hst)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
Transformasi Influencer yang Meninggal Tragis, Dada 38J hingga Tato Bola Mata
2
Viral Penampilan Bodyguard Tercantik, Berlatih Bela Diri di Kuil Shaolin
3
Foto: Adu Gaya Para Bintang di Karpet Merah Emily in Paris Season 5
4
8 Rekomendasi Cushion yang Bagus untuk Usia 40 tahun ke Atas
5
Cerita Hyun Bin Bulking Demi Terlihat Sangar di Drakor Baru, Naik 14 Kg
MOST COMMENTED











































