Studi: 68% Manajer Menerima Pelamar Kerja Berdasarkan Perilaku di Social Media
Hestianingsih - wolipop
Selasa, 27 Des 2016 16:56 WIB
Jakarta
-
Di era social media seperti sekarang ini, perusahaan kini tidak hanya mengandalkan CV, wawancara kerja dan psikotest saja untuk merekrut karyawan baru. Aktivitas Anda di Twitter, Facebook maupun social media lainnya juga bisa menjadi pertimbangan apakah seseorang layak diterima bekerja di perusahaan.
Berdasarkan hasil studi dari Reppler yang melibatkan 300 manajer sebagai responden, 68 persen manajer mempekerjakan seseorang berdasarkan perilakunya di social media. Sebanyak 39 persen manajer menerima seseorang bekerja sebagai karyawan karena melihat kesan positif terhadap kepribadian si pelamar kerja yang dilihatnya dari social media.
Ada pula 36 persen manajer yang menerima pelamar karena profil mereka di social media sesuai dengan kualifikasi secara profesional, dan 34 persen memilih pelamar jadi karyawan karena respon yang positif dan baik dari teman-temannya di akun social media.
Tak jarang bagian personalia mengurungkan niat untuk mempekerjakan pelamar meskipun CV dan hasil tes serta wawancara bagus, karena perilaku mereka yang dianggap kurang pantas. Anda bisa mengambil contoh kasus Pandu Wijaya, karyawan PT Adhi Makmur yang mendapat teguran keras dari perusahaannya karena dianggap telah menghina ulama ternama KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Twitter. Lewat cuitannya Adhi mendapat surat peringatan dan nyaris dipecat.
Peristiwa yang menimpa Adhi bisa dijadikan contoh bahwa aktivitas di social media dan internet sangat berdampak pada kemajuan karier seseorang, termasuk menentukan nasib apakah Anda bisa diterima kerja atau tidak. Jika tidak ingin berlama-lama jadi pengangguran, sebaiknya hindari tiga perilaku social media ini.
1. Mempromosikan Diri Berlebihan
Miriam Salpeter, penulis Social Networking for Career Success menyebut perilaku ini termasuk salah satu yang terburuk dalam dunia online khususnya social media. Saat mem-posting sesuatu di blog atau update status social media, sebaiknya tidak semua postingan selalu mengenai diri Anda.
Seimbangkan isi postingan Anda dengan misalnya kelahiran anak seorang teman atau kerabat, share berita yang inspiratif maupun sedang viral (dengan tetap memerhatikan sumber berita yang kredibel) atau memperlihatkan kebaikan seseorang. Dengan begitu Anda tidak akan terlihat seperti orang yang egois tapi juga memerhatikan sekitar. Postingan yang bervariasi juga akan membuat akun social media Anda lebih menarik dan follower atau teman pun semakin bertambah.
2. Terlalu Banyak Mengumbar Foto Tak Pantas
Mungkin Anda ingin memamerkan foto liburan di pantai yang indah saat berbikini. Atau ketika Anda berpesta di klub dengan gaun seksi. Hal itu sah-sah saja, namun batasi. Satu atau dua foto seksi mungkin tidak menjadi masalah. Tapi berpuluh-puluh foto yang di-posting di Instagram atau Facebook? Perusahaan bisa saja menganggap Anda orang yang suka mencari perhatian atau pamer. Hal yang sama juga berlaku saat memperlihatkan kemesraan dengan kekasih atau suami. Foto-foto yang terlalu mesra sebaiknya tidak perlu diunggah di social media.
Seperti dikutip dari Real Simple, beberapa foto sebaiknya cukup dinikmati diri sendiri atau pasangan. Anda juga tidak perlu memamerkan semua kehidupan Anda di social media.
3. Sering Mengeluh di Social Media
Alangkah bijaksanannya jika Anda curhat masalah pribadi hanya kepada orang-orang terdekat. Bukan di ranah publik khususnya social media. Keluh kesah boleh saja dilontarkan di social media, tapi jangan jadikan itu sebagai postingan rutin. Perusahaan akan menganggap Anda sebagai orang yang senangnya berkeluh kesah dan bukan tidak mungkin kejelekan perusahaan juga Anda bagikan ke setiap orang. (hst/hst)
Berdasarkan hasil studi dari Reppler yang melibatkan 300 manajer sebagai responden, 68 persen manajer mempekerjakan seseorang berdasarkan perilakunya di social media. Sebanyak 39 persen manajer menerima seseorang bekerja sebagai karyawan karena melihat kesan positif terhadap kepribadian si pelamar kerja yang dilihatnya dari social media.
Ada pula 36 persen manajer yang menerima pelamar karena profil mereka di social media sesuai dengan kualifikasi secara profesional, dan 34 persen memilih pelamar jadi karyawan karena respon yang positif dan baik dari teman-temannya di akun social media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa yang menimpa Adhi bisa dijadikan contoh bahwa aktivitas di social media dan internet sangat berdampak pada kemajuan karier seseorang, termasuk menentukan nasib apakah Anda bisa diterima kerja atau tidak. Jika tidak ingin berlama-lama jadi pengangguran, sebaiknya hindari tiga perilaku social media ini.
1. Mempromosikan Diri Berlebihan
Foto: Thinkstock |
Miriam Salpeter, penulis Social Networking for Career Success menyebut perilaku ini termasuk salah satu yang terburuk dalam dunia online khususnya social media. Saat mem-posting sesuatu di blog atau update status social media, sebaiknya tidak semua postingan selalu mengenai diri Anda.
Seimbangkan isi postingan Anda dengan misalnya kelahiran anak seorang teman atau kerabat, share berita yang inspiratif maupun sedang viral (dengan tetap memerhatikan sumber berita yang kredibel) atau memperlihatkan kebaikan seseorang. Dengan begitu Anda tidak akan terlihat seperti orang yang egois tapi juga memerhatikan sekitar. Postingan yang bervariasi juga akan membuat akun social media Anda lebih menarik dan follower atau teman pun semakin bertambah.
2. Terlalu Banyak Mengumbar Foto Tak Pantas
Foto: Dok. Wonderland |
Mungkin Anda ingin memamerkan foto liburan di pantai yang indah saat berbikini. Atau ketika Anda berpesta di klub dengan gaun seksi. Hal itu sah-sah saja, namun batasi. Satu atau dua foto seksi mungkin tidak menjadi masalah. Tapi berpuluh-puluh foto yang di-posting di Instagram atau Facebook? Perusahaan bisa saja menganggap Anda orang yang suka mencari perhatian atau pamer. Hal yang sama juga berlaku saat memperlihatkan kemesraan dengan kekasih atau suami. Foto-foto yang terlalu mesra sebaiknya tidak perlu diunggah di social media.
Seperti dikutip dari Real Simple, beberapa foto sebaiknya cukup dinikmati diri sendiri atau pasangan. Anda juga tidak perlu memamerkan semua kehidupan Anda di social media.
3. Sering Mengeluh di Social Media
Foto: Thinkstock |
Alangkah bijaksanannya jika Anda curhat masalah pribadi hanya kepada orang-orang terdekat. Bukan di ranah publik khususnya social media. Keluh kesah boleh saja dilontarkan di social media, tapi jangan jadikan itu sebagai postingan rutin. Perusahaan akan menganggap Anda sebagai orang yang senangnya berkeluh kesah dan bukan tidak mungkin kejelekan perusahaan juga Anda bagikan ke setiap orang. (hst/hst)
Home & Living
SANKEN HWN-K13: Dispenser Portable Ringan, Higienis & Hemat Listrik!
Health & Beauty
Auto Cantik! Styling Rambut Jadi Cepat & Mudah dengan NVMEE Taurus Hair Styler 2.0
Health & Beauty
Wajib Dicoba! 3 Body Lotion Wangi & Melembabkan Yang Bikin Mood Naik dan Kulit Makin Glowing
Health & Beauty
Yuk Kenalan Sama Blackmores Ultimate Radiance Skin, Suplemen Kulit dari Dalam Untuk Wajah Glowing dan Awet Muda!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
Potret Influencer China yang Diblokir Pemerintah karena Gaya Hidup Hedon
2
Miss Universe 2025 Fatima Bosch Mendadak Walk Out Lagi, Ini Penyebabnya
3
Potret 7 Artis Korea Manglingi Saat Berat Badan Naik, Lee Min Ho Hingga Rowoon
4
Kisah DJ Cantik China yang Dihapus dari Internet karena Pamer Gaya Hidup Hedon
5
Kim Kardashian Bikin Heboh Pakai Gaun Pengantin, Dikira Nikah Keempat Kalinya
MOST COMMENTED












































Foto: Thinkstock
Foto: Dok. Wonderland
Foto: Thinkstock