Intimate Interview
Jaclyn Halim Komitmen Fisik Maupun Mental untuk Jadi COO Metroxgroup
wolipop
Kamis, 01 Agu 2013 11:35 WIB
Jakarta
-
Jaclyn Halim merupakan salah satu wanita muda yang berada di balik kesuksesan label The Little Things She Needs, brand lokal di bawah naungan Metroxgroup. Wanita kelahiran 15 Juni itu pun menjabat sebagai Chief Operation Officer (COO) di perusahaan retail itu sejak September 2011 lalu.
Perjalanan karir Jaclyn cukup panjang. Awalnya, ia menjabat sebagai Fashion Manager di (X)S.M.L. Lalu profesinya pun meningkat menjadi Brand Manager, Senior Brand Manager, dan setelah itu diangkat menjadi General Manager (GM). Selama delapan tahun mengemban di (X)S.M.L, akhirnya Jaclyn memutuskan untuk pindah ke Metroxgroup dan menghandle beberapa brand, termasuk The Little Things She Needs dan Wakai.
Bisa sukses di usia yang muda, pemilik nama lengkap Frances Jaclyn Halim itu mengaku bahwa dirinya komitmen dengan pekerjaan yang ia jalankan. Menurutnya, itu salah satu strategi jadi pemimpin yang baik yang bekerja secara teamwork. Sebab, bila tak ada leader yang baik, maka proyek atau pekerjaan tak akan jalan dengan baik pula.
"Hardwork itu relatif, bukan cuma menyumbangkan tenaga secara fisik, tapi juga secara mental. Tetap komitmen dan juga be good," ungkap Jaclyn saat diwawancara oleh Wolipop beberapa waktu lalu di B-Side Wakai, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
Wanita lulusan Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia itu pun mengungkapkan bahwa menjadi seorang leader bukanlah hal yang mudah. Bagi Jaclyn yang paling penting adalah manpower.
"You can't handle a person like what you want. Jadi misalnya kalau kamu tau cara handle orang yang beda-beda, nah itu hebat. Yang paling susah itu nge-handle orang-orang yang kerjanya nggak dari hati. Karena biasanya kita menghadapi orang-orang yang kalau kerja hanya untuk waktu, hanya untuk karena dia harus kerja, jadi mereka yang nggak bisa mendedicate waktunya untuk full di kerjaan," papar wanita berambut lurus itu.
Tak hanya itu saja, strategi Jaclyn untuk bisa menjadi good leader yaitu ia selalu mengajak tim kerjanya untuk melakukan brainstorming selama satu minggu atau dua minggu sekali. Wanita yang suka bergaya klasik itu juga selalu tak lupa untuk memberikan support pada tim dan karyawannya.
"Kadang bos itu not listen, sometime the team kasih good things, tapi si bos-bos ini kadang nggak mau dengar. Jadi saya listening. Telinga ringan kali ya, jadi lebih fleksible untuk listening somebody. Harus punya kepekaan yang sangat tinggi, decision making harus, a lot of the things is rely on us," tutup wanita berusia 30-an itu.
(rma/rma)
Perjalanan karir Jaclyn cukup panjang. Awalnya, ia menjabat sebagai Fashion Manager di (X)S.M.L. Lalu profesinya pun meningkat menjadi Brand Manager, Senior Brand Manager, dan setelah itu diangkat menjadi General Manager (GM). Selama delapan tahun mengemban di (X)S.M.L, akhirnya Jaclyn memutuskan untuk pindah ke Metroxgroup dan menghandle beberapa brand, termasuk The Little Things She Needs dan Wakai.
Bisa sukses di usia yang muda, pemilik nama lengkap Frances Jaclyn Halim itu mengaku bahwa dirinya komitmen dengan pekerjaan yang ia jalankan. Menurutnya, itu salah satu strategi jadi pemimpin yang baik yang bekerja secara teamwork. Sebab, bila tak ada leader yang baik, maka proyek atau pekerjaan tak akan jalan dengan baik pula.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita lulusan Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia itu pun mengungkapkan bahwa menjadi seorang leader bukanlah hal yang mudah. Bagi Jaclyn yang paling penting adalah manpower.
"You can't handle a person like what you want. Jadi misalnya kalau kamu tau cara handle orang yang beda-beda, nah itu hebat. Yang paling susah itu nge-handle orang-orang yang kerjanya nggak dari hati. Karena biasanya kita menghadapi orang-orang yang kalau kerja hanya untuk waktu, hanya untuk karena dia harus kerja, jadi mereka yang nggak bisa mendedicate waktunya untuk full di kerjaan," papar wanita berambut lurus itu.
Tak hanya itu saja, strategi Jaclyn untuk bisa menjadi good leader yaitu ia selalu mengajak tim kerjanya untuk melakukan brainstorming selama satu minggu atau dua minggu sekali. Wanita yang suka bergaya klasik itu juga selalu tak lupa untuk memberikan support pada tim dan karyawannya.
"Kadang bos itu not listen, sometime the team kasih good things, tapi si bos-bos ini kadang nggak mau dengar. Jadi saya listening. Telinga ringan kali ya, jadi lebih fleksible untuk listening somebody. Harus punya kepekaan yang sangat tinggi, decision making harus, a lot of the things is rely on us," tutup wanita berusia 30-an itu.
(rma/rma)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
Viral Influencer Ingin Ubah Tanggal Ulang Tahun Anaknya karena Dekat Natal
2
Serum Vitamin C Korea Terbaru yang Lembut di Kulit Tanpa Mengiritasi
3
Ramalan Zodiak Cinta 6 Desember: Cinta Gemini Goyah, Leo Jangan Terprovokasi
4
Negara Ini Dikenal Punya Wanita Tercantik Tapi Kekurangan Pria untuk Dinikahi
5
6 Detox Water untuk Diet: Turunkan Berat Badan dan Tingkatkan Metabolisme
MOST COMMENTED











































