Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Pria Pakistan Jualan Makanan Keliling Setelah Nikahi Wanita RI

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Senin, 28 Feb 2022 18:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

kisah cinta beda negara, pasangan Chairani dan Asfandyar.
Foto pasangan Rani dan Asfand. Foto: Dok. pribadi Chairani.
Bogor -

Wanita Minang ini mencuri perhatian warganet karena kisahnya menikah dengan pria asal Pakistan setelah berkenalan melalui situs jodoh online khusus muslim. Pasangan tersebut bernama Chairani atau akrap disapa Rani dan Asfandyar.

Keduanya bertemu pertamakali pada 13 Januari 2021 melalui situs jodoh online khusus muslim. Asfand yang melihat beranda dan foto Rani terlebih dahulu. Ia merasa tertarik ketika melihat Rani. Kisah awal mula kenal hingga keduanya menikah secara online bisa KLIK DI SINI.

Menikah lagi di Indonesia

Setelah menikah secara online pada 20 Mei 2021, Asfand datang ke Indonesia Juli 2021 untuk tinggal bersama dengan Rani di Bogor, Jawa Barat. Rani pun senang akhirnya bisa tinggal bersama dengan sang suami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena pernikahan mereka digelar online, keluarga besar Rani pun ingin mengadakan acara pernikahan kembali ketika Asfand sudah berada di Indonesia. Asfand menyanggupinya untuk menikah kembali dengan Rani di Indonesia.

"Kita di Indonesia itu ada refresh pernikahan lagi pas tanggal 26 Juli 2021. Ketika pertama kali ketemu, suami aku itu sore harinya langsung refresh pernikahan," ungkap Rani kepada Wolipop.

ADVERTISEMENT

Setelah menggelar pernikahan offline di Indonesia, Asfand memutuskan tinggal bersama dengan Rani di Bogor. Namun ia tetap memilih menjadi warga negara Pakistan.

"Asfand tetap menjadi WNA Pakistan. Di Indonesia pakai KITAS satu tahun dulu, nanti perpanjang lagi satu tahun," lanjut Rani.

Rani dan Asfand kini tengah berbahagia, karena Rani sedang mengandung buah hati pertamanya. Keduanya berencana akan ke Pakistan mengunjungi keluarga Asfand setelah anak yang di dalam kandungan Rani lahir ke dunia.

Kehamilan Rani ini diakui Asfand membuatnya sangat bahagia. Sedangkan dari Rani, ada kisah tak terlupakan soal kehamilannya.

"Ada cerita lucu kita beli 30 test pack untuk memastikan setiap hari. Tapi kata keluarga yang ada di Pakistan nggak usah diperiksa setiap hari," kenang Rani.

Demi menghidupi istrinya, Asfand memilih berbisnis makanan khas Pakistan. Dia menjual makanan tersebut secara langsung dengan berkeliling dari kafe ke kafe. Seperti apa kisahnya? Klik halaman selanjutnya ya!

Rani dan Asfand ingin memperkenalkan kuliner khas Pakistan yang mempunyai cita rasa yang unik dan khas. Sebab, di Indonesiaa jarang ada restoran yang menjual makanan khas Pakistan.

"Awal mula jalanin bisnis karena banyak orang pada belum tahu makanan khas Pakistan. Kebetulan Asfand bisa masak walaupun jurusannya bukan chef," kata Rani.

Menu yang pertama kali Asfand buat adalah fruit chaat, salad buah ala Pakistan yang merupakan kombinasi beragam buah dari resep andalan ibu Asfand. Selain itu ada cemilan khas Pakistan kaya akan rempah-rempah dan susu.

"Kita bikinnya fresh banget dan rempah-rempahnya nggak ada di Indonesia. Awalnya kita buat box kecil untuk promo Rp 10 ribu dan sekarang jualnya per boxnya Rp 50 ribu," tutur Rani.

Bisnis makanan khas Pakistan ini dijual Rani dan Asfand melalui Instagram @pfs.pakindofoodspecialist. "Kami berharap bisnis kita bisa berkembang menjadi cafe, kita sudah mempersiapkan ide, konsepnya dan mengumpulkan modalnya," tutur Rani.

Suka Duka Pria Pakistan Jualan Makanan ke Orang Indonesia

Saat awal berbisnis, pasangan Indonesia-Pakistan ini memikirkan bagaimana cara memasarkan produknya. Asfand pun memilih menjual produk makanan khas Pakistan dengan mendatangi langsung ke orang-orang di tempat umum.

"Kadang-kadang jika saya ingin menawarkan makanan ini, malah mendapatkan penolakan 'maaf ya' dan kadang saya merasa bingung padahal saya ingin berjualan. Kadang saya bertemu banyak orang yang menerima saya dengan baik," ucap Asfand dalam bahasa Inggris.

"Saya pernah berjualan sendirian dan berbicara bahasa Inggris. Hampir semua orang yang saya temui Alhamdulillah menerima dan sangat peduli ingin mengetahui apa produk yang saya tawarkan," tambahnya.

Rani menyebutkan cara mempromosikan produknya adalah direct selling. Mereka menjual produk secara langsung kepada konsumen dan dilakukan di tempat umum.

"Kita samperin langsung ke customer, pertama aku buka membuka di depan rumah. Namun yang datang hanya orang sekitar rumah saja," ucapnya.

Suka duka juga dialami Rani dan Asfand saat pertama kali berjualan langsung ke pelanggan. Saat itu cuaca hujan deras. "Kita kebasahan dan bawa barang dagangan sekitar 21 km dari rumah jaraknya. Ketika berteduh kita mulai jualan ke orang-orang yang sedang neduh," jelasnya.

"Kita pernah duduk membuka banner, tapi kayak kurang puas. Kita harus menjemput bola. Kita coba datang ke cafe, kita izin dulu alhamdulillah mendapatkan izin. Intinya kita direct selling sampai sekarang," terangnya.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads