Jarang Diketahui, Ini 5 Fakta & Mitos Unik soal Cincin Kawin
Selasa, 17 Nov 2020 11:46 WIB
Cincin menjadi salah satu benda sakral di momen pernikahan. Selain sebagai simbol keabadian, saat ini banyak orang yang bahkan menjadikan cincin sebagai syarat dalam pernikahan.
Di balik sifat sakralnya, ternyata banyak fakta dan mitos unik soal cincin kawin. Melansir berbagai sumber, berikut 5 hal yang perlu kamu tahu soal cincin kawin.
Terbuat dari Tanaman
Saat ini, cincin kawin memang umumnya terbuat dari emas, logam, berlian dan lainnya. Namun, ternyata cincin kawin yang paling awal terbuat dari tanaman yang dikepang. Tradisi bertukar cincin kawin sebenarnya telah ada sejak zaman Mesir Kuno atau sekitar 4.800 tahun yang lalu. Di zaman dulu, pasangan kekasih biasanya akan mengambil tanaman papirus yang terkenal dan mengepangnya dengan alang-alang untuk membuat sebuah cincin.
Disematkan di Jari Manis
Cincin kawin atau cincin tunangan secara tradisional akan disematkan di jari keempat atau sering disebut sebagai jari manis. Ternyata hal ini juga ada mitosnya lho. Menurut kepercayaan dari Yunani Kuno, di jari manis terdapat pembuluh darah khusus, yakni vena amoris atau yang berarti 'urat cinta'. Masyarakat Mesir Kuno juga percaya bahwa pembuluh darah ini berhubungan langsung ke jantung. Meskipun sudah terbukti tidak benar secara ilmiah, hal ini masih menjadi salah satu mitos favorit dari cincin kawin.
Permata Biru Simbol Keharmonisan
Cincin kawin biasanya memiliki hiasan berupa permata di tengah atau di sekitar cincin. Umumnya, orang-orang lebih suka dengan menggunakan permata berwarna putih. Namun, tak jarang juga pasangan yang menggunakan permata berwarna biru. Adapun permata biru yang digunakan sebagai hiasan cincin kawin biasanya terbuat dari safir biru atau aquamarine. Banyak yang menyebut jika set permata biru ini akan memastikan pernikahan yang panjang dan bahagia karena simbol kesetiaan dan ketulusan.
Cincin Berlian Hanya untuk Bangsawan
Siapa sangka kalau dulu cincin kawin dan pertunangan berlian hanya boleh digunakan oleh para bangsawan? Penggunaan cincin berlian pertama kali tercatat pada tahun 1477 saat Archduke Maximilian, bangsawan dari Austria melamar Mary of Burgundy. Dahulu, permata berlian merupakan barang yang sangat langka sehingga hanya bisa didapat oleh orang kaya, bangsawan, dan para penguasa saja. Cincin kawin berlian tidak bisa diakses oleh publik hingga 400 tahun kemudian saat tambang berlian di Afrika Selatan ditemukan.
Alat Penyembuh
Selain sebagai alat sakral pemersatu pasangan kekasih, ternyata cincin kawin juga bisa menjadi alat penyembuh. Zaman dahulu, banyak masyarakat di beberapa negara yang percaya kekuatan cincin kawin untuk menyembuhkan penyakit.
Di Irlandia misalnya, pada abad ke-19, menggosokkan cincin kawin pada luka atau luka dianggap dapat menyembuhkannya. Masyarakat Irlandia juga percaya bahwa menusuk kutil dengan duri gooseberry melalui cincin kawin akan membuat kutil sembuh. Sementara itu di Somerset, masyarakat mengira menggosokkan cincin kawin pada mata yang sakit akan menghilangkan infeksi.
Itulah kelima fakta dan mitos seputar cincin kawin. Unik sekali bukan? Nah, buat kamu yang mendambakan cincin kawin bermata berlian, Frank & co. menyediakan begitu banyak pilihan wedding ring yang bisa dijadikan pilihan untuk hari bahagia kamu. Kamu bisa melihat koleksi cincin kawin Frank & co di sini.
![]() |
Koleksi cincin kawin tersebut tersedia di seluruh toko Frank & co. dan bagi Anda yang ingin memilikinya dengan lebih hemat, Anda bisa mencoba mendapatkan voucher yang ditawarkan detikcom dan PT CMK dengan mengisi formulir di sini.
(ads/ads)