Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Laporan dari Bangkok

Berburu Kain Murah di Baan Khao Tao, Pusat Kerajinan Tangan Thailand

Daniel Ngantung - wolipop
Sabtu, 06 Agu 2016 13:50 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Daniel Ngantung
Khao Tao - Seperti Indonesia, Thailand juga terkenal akan warisan budayanya berupa kain-kain tradisional. Jika kebetulan Anda penyuka kain-kain etnik dan sedang berlibur ke Hua Hin, mampirlah ke Baan Khao Tao Art Center. Di sini Anda bisa mendapatkan kain tradisional khas Negeri Gajah Putih dengan harga miring.

Wolipop mendapat kesempatan berkunjung ke Baan Khao Tao Art Center, Khao Tao, Petchaburi, Thailand, Rabu (3/8/2016), atas undangan Tourism Authority of Thailand.


Pusat kerajinan ini dibangun pada 1964 atas inisiasi Ratu Sirikit untuk membantu penduduk lokal memeroleh pendapatan tambahan. Bermata pencaharian utama sebagai nelayan, masyarakat tidak bisa mencari ikan setiap saat khususnya ketika musim hujan dan pancaroba datang. Hal ini lantas mengurangi penghasilan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prihatin dengan kondisi tersebut, Ratu memanggil secara khusus para perajin profesional dari Provinsi Ratchaburi untuk mengajari masyarakat lokal menenun dan menganyam. Dengan begitu, masyarakat dapat menjual buah karya mereka untuk menyambung hidup. Program bimbingan tersebut masih berlangsung sampai sekarang.


"Saat ini, ada sekitar 15 perajin yang dibimbing. Usianya 16-30 tahun," ujar Mowan, penanggung jawab pusat kerajinan yang merupakan proyek pertama kerajaan Thailand dan salah seorang murid angkatan pertama dari kelas tersebut sekitar 50 tahun lalu.

Berluaskan 4046 meter persegi, tempat ini terdiri dari dua area utama, yaitu ruang workshop dan toko. Di ruang workshop, pengunjung dapat melihat kain tenun khas Thailand dibuat.


Tanawat Bee, salah seorang perajin, mengatakan butuh waktu dua hari hanya untuk membuat sehelai kain sepanjang 3 meter. "Hari pertama hanya untuk persiapannya sendiri, seperti memasukkan benang katun ke mesin tenun. Baru masuk proses penenunan di hari kedua," kata pria 30 tahun itu sambil menenun.

Lamanya waktu pembuatan juga bergantung pada kerumitan motif. Motif penuh dengan detail-detail rumit biasanya dikerjakan oleh kaum pria. Sementara wanita mengerjakan kain bermotif sederhana.


"Selain kreativitas, perajin juga harus teliti dan akurat dalam menghitung jumlah benang. Jika tidak motif yang dihasilkan akan berantakan," kata Tanawat yang setiap bulannya memeroleh 10.000 baht atau sekitar Rp 4 juta dari menenun.

Satu helai kain sepanjang 3 meter biasanya dihargai 300-500 baht bergantung motifnya. Jika dijual di Bangkok, harganya bisa naik dua kali lipat. "Kebanyakan pembeli yang datang langsung berasal dari Bangkok. Mereka membeli dalam jumlah banyak sebagai bentuk dukungan mereka untuk komunitas perajin ini," ujar Mowan.

Pengunjung dapat membeli buah karya para perajin di area toko. Kain yang dijual tidak hanya untuk keperluan fashion. Ada pula kain untuk selimut atau taplak. Selimut katun tersebut dijual seharga 250 baht atau sekitar Rp 100.000. Selimut tersebut adalah satu produk yang cukup diminati karena bahannya yang lembut dan murah tentunya.




Ada juga tas dan wadah-wadah berbahan anyaman. Selain fashion item, pusat kerajinan ini juga menjual berbagai camilan dan minuman tradisional seperti madu dan kerupuk. Jika ingin berbelanja, pastikan Anda membawa uang tunai secukupnya. Jika memakai kartu kredit, Anda akan dikenakan biaya tambahan sebesar tiga persen dari transaksi Anda.

Karena lokasinya yang tidak terjamah oleh angkutan umum massal seperti bus atau kereta, Anda pun harus menyewa mobil atau menggunakan taksi.

(dng/ami)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads