Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Pacaran dengan Duda yang Lebih Tua 28 Tahun, Bagaiman Agar Dapat Restu?

wolipop
Rabu, 17 Sep 2014 17:14 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta - Dear Ibu Ratih,

Saya eka, umur saya saat ini 21 tahun. Saat ini saya sedang menjalin hubungan dengan seorang pria yang berstatus duda dua orang anak. Umur pria itu jauh lebih tua dari saya, sekarang umurnya sudah 50 tahun. Perbedaan umur kami sekitar 28 tahun. Saya sangat nyaman menjalin hubungan dengan dia. Awalnya saya tidak mau serius, akan tetapi sudah dua tahun ini kami menjalaninya. Saya menerima keadaannya beserta kedua anaknya dan kami sedang berencana menikah, akan tetapi hubungan kami terjanggal restu dari keluarga saya. Bagaimana saya harus bersikap bu, saya dan dia sudah sama - sama saling mencintai. Bagaimana caranya agar hubungan ini direstui? Mohon solusi yang terbaik untuk hubungan kami berdua. Terimakasih.

Eka, 21 Tahun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawab:

Dear Eka,

Sebelum kamu meminta restu dari orangtua, yakinkan benar bahwa ini adalah keputusan yang akan kamu ambil tanpa ada rasa sesal dan atas pertimbangan yang sudah matang. Ini adalah pondasi awal dari sebuah pernikahan dan dari sebuah tanggung jawab besar yang akan kamu jalani untuk masa depan kamu. Pastikan kamu sudah mempertimbangkan:

1. Konsekuensi dari gap usia yang jauh dengan pasangan (perbedaan pola pikir, kemungkinan perbedaan ekspektasi mengenai hubungan, perbedaan nilai;
2. Tanggung jawab mengurus suami;
3. Tanggung jawab menjadi ibu dari dua orang anak yang mungkin usianya tidak jauh atau seumuran dengan kamu;
4. Respon sosial keluarga dan masyarakat yang mungkin tidak menyenangkan. Selain itu pastikan juga bahwa ia adalah orang yang tepat untuk menjadi suami kamu, kriterianya adalah antara lain: ia layak untuk kamu cintai; ia mencintai kamu dan sebaliknya; ia dapat kamu percaya dan sebaliknya; ia respect terhadap kamu dan sebaliknya; dengan bersamanya, kamu dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan sebaliknya.

Bila YA kamu siap menjalani semua konsekuensi tersebut dan bila YA, ia adalah orang yang tepat untuk menjadi SUAMI kamu, bukan sebagai teman, pengganti figur ayah, ataupun kakak maka langkah berikutnya adalah mengutarakan keputusan kamu ini kepada orangtua. Pertama-tama, pilihlah waktu, situasi dan kondisi yang tepat untuk kamu sendiri berbicara dengan orangtua dari hati ke hati.

Ungkapkan apa yang membuat kamu jatuh hati dan yakin ia adalah orang yang tepat untukmu. Selanjutnya ungkapkan pertimbangan-pertimbangan kamu akan konsekuensi yang harus kamu hadapi bila menikah dengan pasangan dan bagaimana kamu bisa yakin untuk menjalani konsekuensi tersebut. Minta saran dan pendapat orangtua juga mengenai hal ini. Karena bagaimanapun orangtua memiliki lebih banyak pengalaman dan hal ini dapat menjadi bahan pemikiran kamu lebih lanjut dalam mempersiapkan diri dan memantapkan keputusan yang kamu ambil.

Dengarkan saja pendapat orangtua kamu, tidak perlu memaksakan pendapat diri sendiri, ingat, pembicaraan kali ini adalah untuk bicara dari hati ke hati. Dari hasil pembicaraan ini pertimbangkan kembali dengan matang keputusan kamu. Bila benar sudah yakin sanggup menjalani pilihan kamu maka berikutnya ajaklah calon suami kamu untuk bertemu dengan orangtua kamu, biar mereka dapat mengenalnya lebih baik. Ingat, semuanya butuh proses, tidak perlu memaksakan dalam satu waktu itu. Kiranya saran ini dapat bermanfaat untuk Eka. CINTA mungkin bukanlah pilihan tapi KOMITMEN adalah sebuah pilihan.

Salam hangat Eka.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads