Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Banyak Anak Muda Alami 'Money Dysmorphia', Merasa Terlalu Miskin karena Ini

Rahmi Anjani - wolipop
Minggu, 04 Agu 2024 08:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi Nggak Ada Uang atau Bokek
Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Kebebasan finansial menjadi impian semua orang. Namun di zaman ini ketidakstabilan ekonomi dan mahalnya kenaikan harga membuat banyak anak muda pesimis bisa meraihnya. Hal tersebut membuat gen Z juga milenial mengalami 'money dysmorphia' yang membuat mereka 'insecure' dan merasa miskin.

Temuan tersebut terungkap dari studi terbaru yang dilakukan Credit Karma. Dikatakan bahwa 43% Gen Z dan 41% milenial punya persepsi yang salah terhadap kondisi ekonomi mereka sendiri. Tak hanya bikin was-was, kondisi tersebut bisa jadi berbahaya karena bisa mendorong keputusan finansial yang salah.

Menurut terapis finansial Amanda Clayman, money dysmorphia adalah pandangan negatif dan realistis terhadap posisi finansial. Kekhawatiran ekonomi memang bukan hal yang baru. Setiap generasi memiliki tantangan masing-masing dalam menghasilkan uang. Namun di zaman ini, anak-anak muda lebih banyak terpapar informasi dan kehidupan orang lain yang mempengaruhi mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain keinginan untuk merasakan dan mendapat hal yang sama dengan orang lain, gen Z dan milenial juga terganggu dengan berita yang berita. Laporan mengenai naiknya harga properti dan membesarkan anak membuat mereka lebih takut dengan masa depan dan keuangan. Belum lagi artikel mengenai perusahaan besar yang gulung tikar hingga berbagai isu penyakit mewabah.

Di saat yang sama, semua orang berlomba untuk mencari sebanyak-banyaknya uang dari berbagai sumber. Teknik lama seperti mengandalkan dana pensiun sudah dianggap ketinggalan zaman terlebih dengan inflasi.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan riset, 45% milenial dan gen Z bukan hanya ingin menjadi tapi terobsesi untuk menjadi kaya. Ketika itu, gangguan dismorfik uang adalah sesuatu yang bisa jadi merugikan ketika sudah mempengaruhi cara seseorang mengelola finansial. Contohnya adalah mereka yang mengatur keuangan terlalu hemat hingga jadi mengorbankan berbagai cara untuk menekan pengeluaran.

Jika sudah begitu, diperlukan tindakan yang lebih untuk menghindari 'money dysmorphia'. Salah satunya adalah dengan tidak terlalu bermain media sosial yang memicu kekhawatiran. Bekali pula diri dengan informasi keuangan yang sehat dan mulai menerapkannya.

(ami/ami)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads