Tren Neurocosmetics, Saat Skincare Diklaim Bisa Bikin Bahagia
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kecantikan diramaikan oleh istilah neurocosmetics. Tren ini disebut sebagai "skincare untuk otak", karena diklaim mampu memengaruhi suasana hati melalui kandungan aktif yang bekerja pada saraf di kulit.
Konsep ini berakar dari sains yang serius. Menurut Dr. Priya Verma, dokter estetika, ide dasar neurocosmetics berasal dari konsep brain-skin axis, yaitu hubungan dua arah antara otak dan kulit.
"Sumbu stres tubuh kita atau HPA axis yang biasanya bekerja di sistem saraf pusat juga ditemukan di kulit. Artinya, kulit dan otak memiliki mekanisme yang mirip karena berasal dari lapisan embrio yang sama saat kita masih dalam kandungan," jelasnya, seperti dikutip dari Independent.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr. Verma menambahkan bahwa kondisi mental memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan kulit, di mana stres menjadi salah satu faktor utama yang dapat memicu berbagai masalah kulit.
"Banyak pasien saya mengalami eksim, rosacea, atau jerawat yang memburuk saat stres. Hormon kortisol yang dilepaskan tubuh meningkatkan peradangan dan menurunkan fungsi pelindung kulit," ujarnya.
Mengenal Neurocosmetics
Secara sederhana, neurocosmetics adalah produk perawatan kulit yang dirancang untuk berinteraksi dengan sistem saraf, baik melalui aroma, sentuhan, maupun kandungan bioaktif. Konsep ini sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Dalam pengobatan herbal kuno, misalnya, tanaman tertentu digunakan karena efeknya pada kulit sekaligus pada suasana hati.
Ilustrasi wanita memakai skincare Foto: Getty Images/Anastasiia Korotkova |
Namun, kini dengan meningkatnya kesadaran terhadap mental health dan gaya hidup wellness, neurocosmetics berkembang menjadi kategori tersendiri. Sejumlah merek kecantikan berlomba mengklaim produknya dapat meningkatkan mood, mengurangi stres, hingga membantu tidur lebih nyenyak.
"Neurocosmetics adalah produk perawatan kulit khusus yang dirancang untuk memperbaiki penampilan kulit, sekaligus membantu mendukung sinyal baik (seperti sinyal yang menenangkan dan menyejukkan kulit), dan mengurangi sinyal buruk (yang dapat menyebabkan kemerahan, iritasi, atau jerawat). Singkatnya, neurocosmetics membantu kulit tetap sehat dan bahagia, bahkan ketika hidup terasa sedikit stres," ungkap Elise LΓ©tang, direktur marketing di brand skincare Neurae dari grup Sisley, seperti dikutip dari Instyle.
Menurut Dr. Anna Persaud, CEO merek kecantikan dan wellbeing This Works, beberapa bahan populer yang sering digunakan antara lain CBD, minyak esensial, ashwagandha, dan magnesium.
Waspadai Klaim Berlebihan
Para ahli juga menyoroti sisi pemasaran yang agresif. Anna Miller, perawat dan wellness coach di The Ardour Clinic, mengingatkan bahwa banyak produk mengandalkan istilah ilmiah tanpa bukti kuat.
"Tren ini membuat banyak brand menamakan produknya dengan kata-kata seperti 'happy cream' atau 'calm serum', padahal belum tentu efeknya signifikan terhadap otak. Konsumen perlu lebih kritis dan tidak mudah tergoda oleh klaim yang terdengar ilmiah," ujar Miller.
Ia menambahkan, meski konsep neurocosmetics menarik, penelitian di bidang ini masih relatif baru. Efek yang dirasakan pengguna sering kali lebih berkaitan dengan pengalaman sensorik, seperti aroma menenangkan atau tekstur lembut, yang dapat memberikan rasa nyaman, namun bukan berarti memiliki dampak langsung terhadap sistem saraf pusat.
(kik/kik)
Home & Living
Hemat Ruang & Uang: 3 Rekomendasi Mesin Cuci Mini Pilihan
Hobbies & Activities
Cek Tumbler Tahan Dingin untuk Minuman Segar Seharian
Hobbies & Activities
Ulasan 3 Tas Pinggang Lari: Solusi Bawa HP Anti Guncang & Tahan Air
Elektronik & Gadget
Vlogger Wajib Punya! 3 Lampu Portabel Mini Ini Taklukan Pencahayaan Buruk
Pakai Konsep P3K, Brand Beauty Milik Jeon Somi Diinvestigasi Polisi
Sheila Dara Spill Tips Makeup Agar Terlihat Mandi, Wajah Bareface Curi Atensi
YSL Beauty Hadirkan Pop-up Store Terbesar di Dunia di Jakarta
Saff & Co. Rilis Koleksi Cajuput, Parfum dengan Aroma Khas Indonesia
9 Trik Makeup Simpel untuk Wajah Awet Muda di Usia 40 Tahun ke Atas
Putri Beatrice Dapat Peran Baru Usai Gelar Ayahnya, Pangeran Andrew, Dicopot
5 Drakor Terbaru Oktober 2025 yang Hits, Wajib Ditonton
Perkara Topi, Pangeran Harry Harus Minta Maaf Kepada Kanada
9 Ide Kostum Pahlawan Perempuan, dari Nuansa Tempo Dulu hingga Sentuhan Modern













































