Botox Berujung Petaka, Wanita Ini Jadi Lumpuh Setelah Suntik Anti-Keriput
Keinginan tampil awet muda hampir merenggut nyawa Amanda Wolaver, seorang ibu tiga anak asal Georgia, Amerika Serikat. Selama lebih dari 10 tahun, Amanda rutin melakukan suntik botox tanpa kendala. Namun, keputusan mencoba merek baru di tahun 2023 justru menjadi awal dari mimpi buruk yang tak ia bayangkan.
Pada Agustus 2023, Amanda menyuntikkan 104 unit Dysport, salah satu merek botulinum toxin yang umum digunakan untuk mengurangi kerutan. Prosedur tersebut dilakukan di area dahi, sekitar mata, dan di antara alis. Meski sudah menghabiskan biaya sekitar Rp 11 juta, hasilnya justru berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya sehari setelah prosedur, Amanda mengalami migrain parah dan kesulitan berbicara. Awalnya ia mengira hanya efek sementara. Namun, kondisinya terus memburuk.
CT scan menunjukkan hasil normal, tapi tubuhnya mulai melemah. Ia kehilangan kemampuan bergerak, kesulitan mandi, makeup, bahkan sekadar keluar rumah.
Amanda Wolaver Foto: dok. Instagram @amanda_wolaver |
"Saya merasa seperti perlahan sedang sekarat. Saya bahkan tak bisa menjadi ibu bagi anak-anak saya," ujar wanita 33 tahun itu.
Berbagai prosedur medis dijalani Amanda, mulai dari pemasangan alat pemantau jantung hingga pungsi lumbal. Ia menjalani lebih dari 10 MRI dan CT scan, namun penyebab pasti keluhannya belum juga ditemukan. Bahkan, ia sempat diduga mengidap multiple sclerosis atau gangguan autoimun.
Empat bulan berselang, hasil MRI menunjukkan adanya Transient Ischemic Attack (TIA), atau stroke ringan yang bisa menjadi indikasi gangguan otak serius.
"Mendengar saya mengalami beberapa stroke kecil membuat saya berpikir, ini mungkin akan membunuh saya," ucapnya.
Pencerahan datang pada Maret 2025 setelah Amanda menemukan forum online yang membahas efek samping suntik botulinum toxin. Dari situ, ia akhirnya mendapatkan diagnosis pasti yakni iatrogenic botulism, keracunan neurotoksin akibat kesalahan medis atau paparan dosis tinggi botox.
"Itu adalah momen pahit manis. Saya akhirnya tahu apa yang terjadi pada tubuh saya, tapi tidak ada obat untuk ini. Tidak ada jaminan saya akan pulih 100 persen," jelas Amanda.
Botulism iatrogenik memang langka, namun dampaknya serius. Meski belum ada pengobatan khusus, Amanda kini perlahan pulih lewat perubahan gaya hidup dan pola makan untuk membantu proses detoksifikasi alami tubuh.
"Sudah hampir dua tahun, tapi saya masih belum merasa seperti diri saya yang dulu. Saya kehilangan teman, kehilangan banyak momen bersama keluarga. Bau tajam dan suara keras membuat saya pusing. Saya bahkan tak sanggup memasak untuk anak-anak saya," tuturnya.
Meski tubuhnya belum pulih sepenuhnya, Amanda memilih untuk berbagi kisah sebagai bentuk peringatan bagi orang lain.
"Saya tak peduli lagi dengan kerutan di wajah. Kini saya lebih aktif bersama keluarga. Tapi yang terpenting, saya ingin meningkatkan kesadaran tentang bahaya neurotoksin dalam botox. Saya harap kisah saya bisa mencegah hal ini terjadi pada orang lain," akunya.
(kik/kik)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Jakarta x Beauty 2025
Cara Dapat Produk Gratis di Jakarta X Beauty 2025, Sunscreen Hingga Vitamin
Wardah Diskon 50%, Mercredi 79%! Ini Deretan Promo Menarik di JxB 2025
Alasan Prilly Latuconsina Sempat Malu Pamer Wajah Asli Tanpa Makeup
8 Skincare Korea Terbaik yang Terbukti Mencerahkan Wajah Kusam
Tips Cegah Cushion Oksidasi Agar Makeup Tetap Flawless Seharian
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya













































