Alasan Botox Tidak Disarankan untuk Wanita Usia 20 Awal, Ini Kata Dokter
Dalam beberapa tahun terakhir, tren penggunaan Botox preventif di kalangan orang muda berusia 20-an semakin meningkat. Media sosial dan tekanan untuk tampil sempurna telah mendorong banyak orang untuk mencoba berbagai perawatan estetika guna mencegah munculnya tanda-tanda penuaan sejak dini. Namun, para pakar kecantikan menekankan bahwa Botox di usia yang terbilang muda bukanlah solusi terbaik untuk mencegah keriput.
Botox adalah neurotoksin yang bekerja dengan menghambat kontraksi otot wajah sehingga mengurangi munculnya garis halus dan kerutan. Biasanya, Botox digunakan untuk mengatasi keriput yang sudah terlihat.
Sebaliknya, Botox preventif sering digembar-gemborkan memiliki tujuan untuk mencegah terbentuknya keriput sebelum mereka muncul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Botox preventif adalah perpaduan antara pencegahan dan peremajaan. Idenya adalah memulai lebih awal untuk mengatasi area sebelum garis-garis terlihat," ungkap Dr. Dendy Engelman, seorang dermatolog bersertifikat, seperti dikutip dari Vogue.
Meskipun terdengar menjanjikan, penggunaan Botox preventif dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Botox yang berlebihan dapat menyebabkan otot wajah menjadi lemah dan kehilangan elastisitasnya, sehingga wajah tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
"Jika terlalu banyak menggunakan botox pada dahi selama bertahun-tahun, otot akan melemah dan menjadi rata, yang menyebabkan kulit tampak lebih tipis dan kendur," kata Dr. Patricia Wexler dari Wexler Dermatology.
Dr. Shadi Kourosh, profesor dermatologi di Harvard Medical School, menambahkan bahwa relaksasi otot yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya ekspresi wajah alami.
"Wajah muda seharusnya bisa bergerak. Terlalu banyak botox bisa menghasilkan tampilan yang kaku atau tidak alami, membuat seseorang terlihat lebih tua daripada lebih muda," jelasnya.
Para dermatolog merekomendasikan penggunaan Botox hanya ketika tanda-tanda penuaan seperti garis ekspresi mulai terlihat jelas. Dr. Shadi menyarankan agar perawatan Botox dilakukan di area yang mengalami kontraksi otot berlebihan, seperti dahi dan garis senyum, dengan dosis yang tepat untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
(kik/kik)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Sungboon Editor Resmi Masuk Indonesia, Tawarkan Skincare Pori dari Tomat Hijau
Alis Natural Bak Tanpa Makeup Jadi Tren Kecantikan 2026, Ini Tekniknya
MCM Rilis Parfum dengan Kemasan Gemas Bentuk Beruang Hingga Gajah
7 Rekomendasi Moisturizer Water Based, Cocok untuk Semua Jenis Kulit
Mengenal Water Based Skincare dan Bedanya dengan Berbasis Minyak
Foto Sean Anak Olla Ramlan, Berwajah Blasteran dan Seumuran Tristan Molina
Ivan Gunawan Gelar Garis Poetih 2026, 12 Desainer Rilis Koleksi Lebaran
Ramalan Zodiak 16 Desember: Libra Introspeksi Diri, Scorpio Kerja Keras
9 Potret Thalia 'Rosalinda' Tak Menua Bak Vampir, Ini Rahasia Awet Mudanya












































