Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Dikira Operasi Plastik karena Tak Mirip 'Anak', Model Ini Rugi Rp 2 M

Hestianingsih - wolipop
Kamis, 12 Nov 2015 10:26 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

ist.
Jakarta -

Sebuah lelucon yang bagi sebagian orang bisa menimbulkan gelak tawa, ternyata bisa membawa 'kehancuran' bagi orang lain. Akibat foto yang dijadikan meme untuk lucu-lucuan, karier Heidi Yeh sebagai model harus terpuruk. Wanita asal Taiwan ini merasa dirugikan akibat foto iklan yang dibintanginya, yang menurutnya telah disalahgunakan.

Beberapa waktu lalu, Heidi menjadi model untuk kampanye klinik operasi plastik di Taiwan. Heidi tidak sendiri, ia berpose bersama model pria dan tiga model anak-anak. Dalam 'foto keluarga' tersebut, tampak Heidi dan sang model pria berperan sebagai orangtua dengan paras cantik dan tampan. Sementara ketiga anak mereka digambarkan memiliki wajah kurang menarik. Melalui proses editing, mata ketiga anak tersebut dibuat sangat sipit, juga hidung mereka dibuat pesek.

Pada foto tertulis caption, 'The only thing you'll ever have to worry about is how to explain it to the kids.'

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalah timbul ketika foto tersebut tersebar luas di internet. Padahal dalam perjanjian kerja, foto iklan hanya untuk dimuat di media cetak. Caption asli dari iklan pun diubah menjadi kalimat bernada mencemooh. Salah satunya bertuliskan, 'Plastic Surgery: You can't hide it forever.'

Foto pun semakin viral ketika dijadikan ilustrasi berita tentang pria asal China yang keheranan karena istrinya melahirkan anak dengan paras kurang menarik. Sementara sang istri memiliki kecantikan wajah luar biasa cantik. Ternyata, itu karena sang istri telah melakukan operasi plastik dan pria tersebut menuntutnya karena telah melakukan penipuan. Belakangan diketahui bahwa berita tersebut ternyata hoax atau bohong.

"Ketika pertamakali mendengarnya dari teman, aku pikir itu cuma rumor. Lalu aku sadar kalau seantero dunia juga memberitakannya dengan bahasa yang berbeda-beda. Orang mengira (berita) itu benar. Bahkan teman mantan kekasih saya menanyakannya," tutur Heidi kepada resporter BBC, Cindy Sui, seperti dikutip dari Daily Mail.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Heidi menyatakan kesedihan dan kekecewaannya. Tersebarnya foto tersebut telah menghancurkan karier dan kehidupan pribadinya. Bahkan kekasih Heidi meninggalkannya karena terus-menerus didera rumor tidak benar itu. Ia juga harus menahan malu karena selalu menjadi bahan gosip orang-orang di jalan.

Baca Juga: 50 Foto Before-After Selebriti yang Operasi Plastik

"Aku selalu menangis dan tidak bisa tidur. Kerugian terbesarku adalah, aku tidak mau lagi menjadi model. Hanya karena aku seorang model, orang bisa menyakitiku seperti ini dan aku tidak bisa membalasnya. Aku hanya mau bersembunyi," isaknya.

Heidi yang sebelumnya pernah membintangi iklan KFC dan brand kecantikan asal Jepang, melakukan pemotretan untuk klinik kecantikan pada 2012. Kesepakatan awal kontrak yang ditandatangani Heidi di bawah agensi modelnya, foto tersebut hanya akan digunakan oleh satu klinik di Taiwan. Kontrak kerja juga menyebutkan bahwa foto dipastikan hanya akan diproduksi ulang untuk koran dan majalah. Bukan media online.

Namun ternyata J Walter Thompson (JWT), agensi periklanan bekerjasama dengan Heidi membolehkan foto tersebut digunakan klinik kecantikan lain. Klinik tersebut kemudian mem-posting iklan di halaman Facebook mereka, dan, seperti yang terjadi sekarang, foto pun beredar luas dengan cepat.

"Orang tidak mau percaya kalau aku tidak pernah operasi plastik. Klien-klien bertanya apakah benar aku wanita di dalam foto itu. Setelah kasus ini, aku hanya mendapatkan peran-peran kecil di iklan," ujar Heidi.

Saat ini foto tersebut telah dihapus dari website klinik yang bersangkutan, setelah Heidi dan agensinya mengancam akan menuntut dalam sebuah konferensi pers. Akibat meme foto tersebut, Heidi mengaku menderita kerugian sekitar US$ 150 ribu atau setara Rp 2 miliar dan berniat mengajukan tuntutan. Uang sebenarnya bukan menjadi prioritas utamanya, yang paling dia inginkan adalah semua orang tahu kebenaran di balik foto yang jadi viral itu.

Sementara itu, juru bicara JWT mengatakan bahwa kampanye itu dibuat untuk mempromosikan layanan operasi plastik dengan cara yang jenaka. Perusahaan pun menyatakan punya hak untuk memiliki semua foto termasuk copyright, mendapat hak penuh untuk edit, memodifikasi dan menggunakan foto tersebut. Ia mengatakan bahwa kampanye memang hanya untuk publikasi di media cetak dan pasar Taiwan. Namun tersebarnya foto karena kecanggihan teknologi, adanya kamera smartphone dan social media di luar kendali mereka.

Namun pengacara Heidi bersikeras bahwa kesalahan tetap ada pada JWT. "Kami memberikan Anda copyright dan hak untuk mengeditnya, tapi kami tidak memberikan hak bahwa foto bisa digunakan untuk perusahaan lain, dan di media online," ujar sang pengacara.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads